Part 2 - His Popularity isn't a Joke

3.5K 115 0
                                    

Sepanjang pelajaran, para siswi masih saja memperhatikan si anak baru itu. Mereka tak henti-hentinya berdecak kagum, mengabadikan setiap inci dari sudut wajah laki-laki itu. Adrian –anak baru itu- duduk tepat dua baris di depan meja Cloudy, yang kebetulan meja itu memang kosong.

Dddrrrrttt

Terdengar suara tanda pesan masuk dari ponsel Cloudy. Sudah diduga pasti Aubrey yang mengiriminya sms ditengah-tengah pelajaran seperti ini.

"Dy, gimana tuh anak baru? Lo udah dapet info apa aja?"

"Udah. Dia maho, brey. Sabar ya." Balas Cloudy sambil cekikikan.

Tak lama Aubrey pun membalasnya "Demi apa lo?! Ah gak mungkin, lo pasti bercanda kan?"

"Beneran, brey. Tadi gue liat wallpaper HP-nya tuh foto cowo sixpack gitu sama tadi dia terang-terangan kedipin sebelah matanya ke guru kimia sambil melet-melet gitu." Cloudy pun semakin cekikikan membaca pesan yang ditulisnya itu.

"Ehem. Cloudy!!" Cloudy pun tersentak kaget mendengar suara guru kimianya.

Mampus gue. Umpatnya dalam hati.

"Sedang apa kamu?" tanya guru kimia itu dengan suara lantang.

"Anu Pak... Anu..."

"Nama saya bukan Pak Anu!!"

Pffftt.

Cloudy menahan tawanya setengah mati. Guru kimianya ini kalau marah tidak main-main. Seramnya melebihi Ibu-Ibu yang marah ke anaknya karena sudah menghilangkan tutup tupperware.

"Kerjakan soal didepan!" Lanjutnya.

Damn. Ini semua gara-gara Aubrey si anak alay.

Dengan langkah berat, Cloudy pun berjalan ke arah papan tulis lalu mengerjakan soal dari pelajaran yang tidak pernah menjadi favoritnya sejak dulu.

-----

Tak terasa bel istirahat siang pun berbunyi. Para murid pun langsung berbondong-bondong ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah meraung-raung sejak tadi.

"Odyyy~" seperti biasa Aubrey sudah menghampiri kelas Cloudy. Ia berteriak seperti orang kesetanan.

"Eh bogel, tadi gara-gara lo gue disuruh..."

Aubrey sama sekali tidak menghiraukan Cloudy, justru ia malah terpana dengan Adrian yang duduk dua baris di depan Cloudy. Lantas Aubrey menghampiri laki-laki itu dengan langkah penuh percaya diri.

"Hai! eh... lo Adrian ya?" Ucap Aubrey se-ramah mungkin pada lelaki itu. Namun, lelaki itu hanya menatap datar dirinya. "Kenalin gue Aubrey." Lanjutnya sambil mengulurkan tangan.

Akan tetapi, Adrian hanya berlalu melewati Aubrey tanpa menggubris uluran tangannya.

"Kan gue udah bilang, dia tuh gak suka cewe." tukas Cloudy sambil merangkul tubuh sahabatnya itu.

Adrian yang sedang berada diambang pintu tiba-tiba saja menghentikan langkahnya, berbalik badan dan menatap Cloudy dengan tatapan sinis.

"Mampus gue!" Cloudy menepuk dahinya. Ia mendadak demam panggung ditatap seperti itu oleh lelaki macam Adrian.

"Terlalu sadis caramu~" Audrey yang masih meratapi uluran tangannya yang tidak ditanggapi, -seperti biasa- mengekspresikannya dengan lagu. Mungkin nanti ia bakal ganti nama jadi Saipul Aubrey atau Jaschinta Jamil.

-----

Selepas dari kantin, Cloudy hendak pergi ke toilet sendiri tanpa ditemani Aubrey. Namun ketika sampai di lorong sekolah, ada Adrian yang sedang berjalan dari arah berlawanan menuju ke arahnya.

Cloudy yang masih merasa bersalah atas ucapannya tadi hanya menunduk, berusaha menghindari Adrian. Namun tiba-tiba ada yang menahan lengannya, dan ketika Cloudy mendongakan kepalanya...

"Kan gue udah bilang, dia tuh gak suka cewe." Adrian mengulangi kata-kata Cloudy yang tadi dilontarkannya, bermaksud menyindir. "Oh menurut lo gitu, ya?" lanjutnya.

Adrian terus menatap mata Cloudy lekat-lekat sambil mencondongkan tubuhnya. Cloudy yang ketakutan perlahan mundur, namun Adrian justru mengikuti gerak-geriknya hingga tubuh Cloudy membentur tembok.

"Ini yang namanya nggak suka cewe?" Adrian mengunci kedua sisi kanan dan kiri Cloudy dengan tangannya. Ia semakin mencondongkan tubuhnya dan menyeringai penuh arti.

Someone please help me! Cloudy yang merasa ketakutan semakin rapat menutup matanya.

"Odyyy!" terdengar suara dari kejauhan.

Oh, thanks God.

Dengan cepat Adrian pun menurunkan tangannya dan meninggalkan Cloudy. Aubrey –yang memanggil Cloudy barusan- berlari kecil menghampirinya.

"Lo ngapain mesum di lorong sekolah?" tanya Aubrey sambil memperhatikan sahabatnya itu dengan heran.

"Huhhh akhirnya~" Cloudy menghela nafas lega. Ia masih mengatur debaran jantungnya yang tidak beraturan itu.

"Kayanya itu anak baru dendam deh sama gue." Tukas Cloudy sambil melihat ke arah Adrian pergi.

-----

Cloudy melangkah lunglai menuju lift apartemennya. Terang saja, karena disaat sekolah lain hari pertama masuk hanya melaksanakan upacara, tapi sekolahnya justru belajar seperti biasa. Belum lagi ditambah kejadian dengan anak baru itu.

Ting~

Pintu lift terbuka, Cloudy pun langsung memasuki lift.

"Tunggu" terlihat ada seseorang yang juga ingin menaiki lift.

Hah? "Lo ngapain disini?" tanya Cloudy pada orang yang menahan pintu lift tersebut yang ternyata adalah si anak baru, Adrian.

"Jangan bilang lo nge-stalk gue? Atau jangan-jangan lo mau ngapa-ngapain gue?" lanjut Cloudy penuh selidik seraya mengacungkan jari telunjuknya.

Namun seperti biasa, Adrian hanya menatap ke depan dan bersikap tak acuh. Cloudy melihat Adrian menekan tombol untuk lantai 7, tempat dimana apartemennya berada. Ia pun semakin berprasangka buruk.

"Mau lo apa sih, anak baru? Kalo lo masih marah sama omongan gue tadi, gue minta maaf. Tapi please banget nggak usah ngikutin gue gini." Tukas Cloudy dengan nada kesal.

Ting~

Ketika pintu lift terbuka, Cloudy melangkah duluan dan cepat-cepat menuju apartemen dengan nomor 420.

"Oh astaga, dia beneran ngikutin sampe apartemen gue." Gumam Cloudy.

Kemudian Cloudy berbalik badan "Eh tolong banget ya anak baru, jangan ngikutin gue mulu, kalo ini soal tadi..."

Adrian hanya melewatinya menuju ka apartemen disebelahnya. Loh sejak kapan dia jadi tetangga gue? Pikir Cloudy dalam hati. Oh iya, itu kan apartemen...

Cklek

Pintu apartemen bernomor 421 itu terbuka.

"Hey kamu udah dateng." terlihat sang pemilik apartemen itu memeluk Adrian dengan erat dan mengecup pipi kirinya. Wanita pemilik apartemen itu mengenakan dress di atas lutut yang sangat tipis, sehingga sepertinya orang lain pun bisa menerawang ke dalamnya.

Cloudy hanya melongo melihat pemandangan itu. Jadi, Adrian itu...

"Oh haiii Cloudy, ternyata kalian satu sekolah ya?" tanya wanita itu pada Cloudy dengan ramah sambil tertawa kecil.

"Hehe iya Kak Senna." Cloudy menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bertingkah sedikit canggung.

...salah satu koleksi wanita itu.

Only One [Completed]Where stories live. Discover now