Part 1 - New Student

7.3K 148 3
                                    

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan dari luar kamar seorang gadis yang sedang sibuk merapikan seragam sekolahnya.

"Cloudy sarapannya sudah siap." Sahut seorang asisten rumah tangga setelah tadi mengetuk pintu.

"Iya, sebentar lagi, Mba." Jawab gadis itu seraya mengambil tas sekolahnya. Gadis bernama Cloudy itu bercermin sekali lagi, memastikan bahwa penampilannya sudah sangat rapi mengingat hari ini ada upacara pembuka di tahun ajaran baru.

Dengan sigap, Cloudy bergegas keluar dari kamarnya menuju ruang makan. Seperti hari-hari biasanya, tidak ada siapa-siapa disana kecuali Mba Yeni, si asisten rumah tangga yang usianya 10 tahun lebih tua dari Cloudy. Walaupun masih muda, Mba Yeni sudah memiliki suami bernama Mas Anton yang juga merupakan supir pribadi Cloudy. Kedua orang inilah yang dipercaya oleh keluarga Cloudy untuk merawatnya sejak kecil.

"Tadi Ibu telepon, nanya apa Cloudy sudah bangun soalnya kata Ibu setiap habis liburan panjang Cloudy selalu susah bangun pagi. Hehehe." Ucap Mba Yeni ditengah-tengah sarapan pagi mereka sambil terkekeh pelan.

"Hmm." Cloudy yang sedang asyik menikmati sarapannya hanya menanggapi dengan singkat.

"Oh iya, kata Ibu uang bulanan sudah di-transfer ke rekening Cloudy." Timpal Mba Yeni lagi.

Cloudy hanya mendengus mendengarnya, lalu ia berdiri meninggalkan sarapannya yang masih sisa setengah.

"Loh udah mau jalan? Kan ini sarapannya belum selesai." tanya Mba Yeni melihat Cloudy yang tiba-tiba jadi muram.

"Males, Mba. Tau-tau nggak nafsu makan lagi," jawab Cloudy seraya mengenakan tas ranselnya "Aku jalan dulu." Cloudy berlalu sambil tersenyum simpul pada wanita dihadapannya itu.

-----

Cloudy berulang kali melirik jam tangannya, sudah setengah jam berlalu tapi kepala sekolah tidak juga usai memberikan sambutannya. Ia hanya menatap ujung sepatunya dengan tatapan kosong, teringat kembali dengan ucapan Mba Yeni tadi pagi.

Oh iya, kata Ibu uang bulanan sudah ditransfer ke rekening Cloudy.

Hanya itu yang diperdulikan Ibunya? Uang bulanan? Ck! Ibunya memang selalu memberikan segalanya pada Cloudy, namun hanya berupa finansial, tidak dengan kasih sayang.

Sejak awal masuk di sekolah menengah, tidak pernah sekali pun Ibunya datang untuk menemui Cloudy. Ibunya hanya sesekali menelepon untuk memberikan kabar bahwa uang bulanan atau kebutuhan apapun itu sudah dipenuhi olehnya. Sementara ayahnya? Entahlah.

Setelah upacara selesai, Cloudy langsung bergegas menuju kelasnya dengan cepat. Terik matahari di lapangan tadi berhasil membuat sekujur tubuhnya berkeringat, makanya ia ingin segera berteduh dibawah AC kelasnya.

"Odyyy~" terdengar teriakan seorang perempuan dari arah pintu kelasnya. Ketika Cloudy menoleh terlihat sahabatnya berlari menghampirinya.

"Lo jalan cepet banget sih, Dy. Kan gue ngejarnya capek!" Ucap sahabat Cloudy yang bernama lengkap Jaschinta Aubrey dengat raut wajah kesal.

"Nggak kuat gue di luar panas banget. Lagi lo tau sendiri gue kalo jalan kecepatannya 40 km per jam." timpal Cloudy pada sahabatnya yang biasa dipanggil Aubrey itu.

"Mobil kali ah. Eh eh lo tau gak, Dy? Ada kabar gembira bagi kita semua~" Tak ada hujan, tak ada angin. Aubrey sahabatnya itu malah bernyanyi kegirangan.

"Kabar apaan?" tanya Cloudy penasaran.

"Ada anak pindahan. Ganteng banget! Pertama kali gue ngeliat tuh berasa ada yang nyanyi wajahmu mengalihkan duniaku~" jawab Aubrey sembari bernyanyi, lagi.

Cloudy tidak menanggapi apapun, justru ia malah berjalan untuk duduk di bangkunya yang berada tepat disamping jendela kelas. Ia sedikit sebal dengan kelakuan sahabatnya yang lama kelamaan kaya Saipul Jamil itu.

Dikit-dikit nyanyi.

"Ih tuh kan, gue udah lari-lari cantik buat ngasih tau, lo malah diem aja!" timpal Aubrey sambil duduk menghadap Cloudy.

"Terus gue harus apa? Gue harus nari-nari india sambil maju mundur maju mundur cantik, gitu?!" jawab Cloudy asal.

"Ah susah emang ngomong sama kutilang darat." Cloudy mendengus kesal mendengar sahabatnya memanggil dengan julukan itu lagi.

Kutilang Darat; Kurus, Tinggi, Langsing.... Dada Rata.

"Dy, gue denger-denger nih ya tuh anak baru masuk ke kelas lo. Pokoknya kalo lo udah tau tentang dia lo harus kasih tau gue. Misalnya kaya namanya siapa, pindahan dari mana, alasan kenapa dia pindah, pokoknya kalo perlu makes, mikes, sama kata-kata mutiara." Celoteh Aubrey panjang lebar dengan semangat 45-nya.

"Lo kira anak SD lagi nulis 'My Biodata' di binder!" jawab Cloudy dengan kesal pada sahabat hebohnya itu.

"Hehehe. Ya udah gue ke kelas gue dulu." Aubrey pun pergi menuju kelasnya ketika mendengar bunyi bel.

-----

Murid-murid langsung terduduk rapi di meja mereka masing-masing setibanya wali kelas.

"Pagi anak-anak." sapa Bu Wenda dengan sikap tegasnya seperti biasa.

"Pagi, Bu." Sahut anak-anak dengan kompak termasuk Cloudy.

"Hari ini, kita kedatangan murid baru." Lantas Beliau memberi isyarat pada seseorang di luar kelas untuk masuk. Semua murid menunggu dengan rasa tidak sabar.

Ketika murid baru tersebut masuk, siswi-siswi dikelas langsung heboh sambil melihat murid baru itu. Benar kata Aubrey, murid baru itu memang tampan. Bahkan kelewat tampan!

Wajahnya berbentuk oval sempurna, hidungnya mancung, tulang rahang yang tajam, bibirnya yang merah, ditambah lagi dengan kulit putih bersihnya. Persis seperti cowo-cowo di drama Korea.

Namun, gelagatnya terkesan sangat angkuh. Matanya hanya menatap datar ke arah depan dan memberikan kesan dingin. Benar-benar dingin. Laki-laki ini seperti tak acuh dengan lingkungan sekitarnya.

"Perkenalkan nama kamu, Nak." Ucap Bu Wenda memberi perintah pada anak baru itu.

Anak baru itu pun membuka mulutnya. "Nama saya Adrian." Ia memandang sekelilingnya tanpa gairah sedikit pun. Tak disangka, suaranya sangat lembut dan menenangkan, berbeda sekali dengan sifatnya yang ketus.

"Adrian Keenan Althaf."

Pandangannya terhenti pada satu titik di meja paling belakang tepat disamping jendela.

Di meja Cloudy.

Only One [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang