Kebahagiaan Alaric

Mulai dari awal
                                    

"Bentar lagi bel, ayo bangun," ucap Agatha lagi, sebenarnya ia merasa begitu deg-degan karena berduaan di dalam mobil seperti ini.

Alaric menegakkan kepalanya, cowok itu menggeliat kecil. Setelah itu dia menatap Agatha uang sedang menatap dirinya juga.

"Kenapa?" tanya cowok itu dengan suara khas orang bangun tidur.

"Ng-nggak papa," jawab gadis manis itu gugup.

"Ya udah yuk keluar," ajak pria tampan itu dan mendapatkan anggukan pelan dari Agatha.

"Kamu belajar yang rajin, jangan cari masalah sama guru," ucap Alaric sambil merangkul pundak Agatha.

"Iya iya."

"Kamu ke kelas aja, aku bisa ke kelas sendiri kok," lanjut Agatha menatap Alaric yang berjalan disampingnya.

"Aku mau antar kamu, lagian si curut tadi kemana coba," kesal Alaric, padahal kan kalau ada Fahri baru ia merasa aman jika gadisnya pergi ke kelas tanpa dirinya.

"Dia tadi duluan ke kelas, takut diusilin sama kamu lagi," jawab Agatha.

"Gitu aja ngambek."

"Dia anaknya kan ambekan."

"Ya udah udah sampai nih, sana ke kelas," ucap Agatha lagi saat mereka sampai di kelas miliknya.

"Oke, kamu belajar yang rajin," ujar cowok itu dan mendapatkan anggukan dari Agatha.

Setelah itu Alaric meninggalkan gadisnya dan berjalan dengan santai menuju kelas miliknya. Di sepanjang perjalanan cowok itu hanya memasang wajah datar seperti biasa, walau di sekolah ini tidak ada wanita selain guru dan gadisnya tetap saja. Alaric selalu memasang wajah datar plus dingin andalannya.

Saat sampai di kelas Alaric dapat melihat sahabat-sahabat yang sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Adam yang sibuk dengan komik di tangannya, dan trio ABC yang sibuk bernyanyi-nyanyi tidak jelas dengan murid-murid lain.

"Ric, lo beneran nikah minggu depan?" bisik Adam saat melihat Alaric yang sudah duduk di sampingnya.

"Yoi," jawab pria itu sambil tersenyum senang.

"Pantes bahagia banget," celetuk Adam sambil tersenyum, tapi hanya Adam dan Tuhanlah kalau senyum lebar itu adalah senyum karena menahan rasa sakit.

"Untuk pertama kalinya gue ngerasa benar-benar bahagia Dam setelah bertahun-tahun," jawab Alaric menatap Adam sekilas.

"Dan gue harap lo bakalan bahagia terus sama Agatha," ucap Adam dan mendapatkan anggukan dari Alaric.

"Mora gimana?" tanya Alaric tiba-tiba.

"Dia kenapa?" tanya Adam balik bertanya.

"Dia ngerepotin lo pasti," jawab Alaric sambil terkekeh pelan mengingat sifat Amora yang begitu manja.

"Banget Ric, dia ngomong mau ketemu Agatha terus semenjak lo ajak mereka ketemu."

"Dan sebaliknya, Agatha nggak mau ketemu dia karena sifat manjanya," jawab Alaric, sedangkan Adam hanya terkekeh pelan.

Sedangkan trio ABC terus saja bernyanyi dengan suara mereka yag pas-pasan. Dan hal itu memang cukup mengganggu bagi siswa-siswa pintar yang akan belajar. Tapi tidak bagi mereka yang memang menginginkan kelas serame ini, karena hal seperti inilah yang akan mereka rindukan nantinya.

"Ku mau Lia, ku cinta Mia, ku kangen Nia,," secara kompak cowok-cowok itu menghentikan nanyian mereka sekaligus berhenti bermain gitar saat mendengar suara nyanyian Cecep.

"Heh punuk onta, kemarin aja nangis-nangis karena marwa jadian sama cowok lain, sekarang malah sok jadi playboy lo," celetuk Agus memukul pundak Cecep lumayan keras.

"Ck! kan gue tampan, jadi gampang lah cari cewek," jawab Cecep sombong.

"Dah lah guys, bubar ada playboy," ajak Bambang dan di angguki oleh ke-10 cowok itu. Mereka kembali ke bangku masing-masing dan meninggalkan Cecep yang memasang wajah cengo.

"Dasar kampret," kesal cowok itu berjalan ke bangku miliknya.

Yang lain yang melihat Cecep pergilun, kembali berkumpul dan bernyanyi riang. Tentu saja hal itu membuat Cecep kesal, dia menatap ke-10 cowok itu tajam terlebih lagi dua sahabatnya Agus dan Bambang.

"Kalau bukan teman udah lama gue jual organ tubuh lo," batin Cecep kesal.

TBC

Satu part sebelum ending
Part selanjutnya ending ya guys

See you next chapter

Tiara Yulita

19 Februari 2021

STM Love Story' (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang