Bab 25| Warna untuk hidup ku?

3.6K 104 13
                                    

Halo anak-anak bundaa
Disini kita ketemu Raja dulu yaw
Sama Aa nanti aja
Soalnya lagi semangat nulis tentang Raja huwiu

Oh iya, menurut kalian kali ini Raja bakalan ngelakuin apa sama si Angeli ya?
Dan wow ternyata Aa punya saingan buat dapetin Angeli loh
Ternyata Raja udah suka sejak SMP, udh lama bgt y, aku jg baru tau hehe

Okey masookkkk
JANGAN LUPA VOTE ATAU NANTI KALIAN DI JANGGOLA BOU ADEL🤌


Padahal seminggu lalu Raja mengatakan ia akan menjawab semuanya satu per satu. Tapi yang dilakukan laki-laki itu malah cenderung menimbulkan pertanyaan besar bagi Angeli. Perhatian kecil yang laki-laki itu lakukan akhir-akhir ini menambah beban pikirannya.

"Lo kenapa?" Tanya Angeli ketika mereka sudah selesai mengerjakan UAS online, yang lain sedang membeli makanan, ada yang sholat juga. Karena keduanya kristen jadi tinggallah mereka disini.

"Gue gak kenapa-napa,"

"Oh dude, gue bukan anak kecil yang lo bisa bohongin. Jadi lo kenapa?"

"Lo gak punya perasaan apa-apa ke gue? Lo bisa setenang ini padahal gue udah nunjukin kalau gue lagi pdkt sama lo!"

"Ja, lo bahkan udah ngelakuin hal hal kayak gini sejak kita masih kecil, gak ada perbedaan. Gue rasainnya biasa aja."

"Gue masih punya waktu 4 bulan,"

"Ja, lo beneran suka sama gue?"

"Nggak" jawab laki-laki itu tegas.
"Gue cinta sama lo," sambungnya membuat perempuan itu menahan nafas. Kenapa Raja jadi lebib frontal sekarang?!.

"Hah, terserah, Ja."

Raja mengetuk kelingking milik Angeli, kemudian memasukan tangannya yang besar ke tangan gadis itu. Ia menggenggam jari-jari pendek milik Angeli.

"Hahaha, pendek banget sih jari-jari lo, pantesan boncel," Oh Gosh, padahal Angeli sudah lama tidak mendengar panggilan aneh itu setelah mereka lulus SMP. Tapi kini laki-laki itu menggunakan kalimat aneh itu.

Angeli melepaskan tautan mereka, dengan tatapan tajam yang malah terlihat lucu di mata Raja.
"Awas kalau lo panggil gue boncel lagi, gue bejek bejek nanti tangan lo itu,"

Laki-laki itu berdehem menghilangkan rasa aneh yang selama ini ia rasakan ketika berdekatan dengan Angeli. Ia cukup senang, karena gadis itu masih menerima semua perlakuan darinya. Raja menatap lurus ke arah Angeli, gadis itu misuh misuh karena kejadian tadi.

Sejak kapan laki-laki itu menatap gadis didepannya ini sebagai wanita? Sebagai gadis yang ia harapkan jadi pasangannya.
Sejak gadis itu meniup lukanya? Sejak gadis itu berjaga ketika dirinya sedang sakit? Atau ketika gadis itu memberikan air mineral ketika ia sedang haus? Atau sejak ia pertama kali bertemu dengan gadis itu? Raja tidak tahu pasti, tapi sejak SMP ia sudah menyadari ada yang aneh ketika ia menatap gadis itu, untuk bersebalahan saja ia merasa ada desiran aneh yang menggerayangi seluruh tubuhnya. Sial, ternyata dia jatuh cinta pada pesona Angeli Silaban, anak gadis dari Tulang kandungnya. Dia jatuh sejatuh jatuhnya pada gadis itu. Tak ada lagi gadis yang bisa merebut hatinya karena ternyata hati itu sepenuhnya sudah milik Angeli.

Raja bukan laki-laki yang bisa menunjukkan rasa sukanya dengan terang-terangan. Ia lebih suka dengan hal sederhana yang akan membekas di setiap waktu, perlakuan kecilnya pasti membuat Angeli sadar, itu pikirnya ketika dulu masih kecil. Tapi ternyata tidak, gadis itu malah menganggap semuanya hal yang biasa hingga kini. Genggaman tangan, mencium kening, itu memang kebiasaan Raja atau bahkan semua saudara sepupunya juga melakukan hal tersebut. Tapi bagi Raja, Angeli sungguh istimewa. Bahkan mamanya saja sampai mengomel tiap hari ketika ia menanyakan bagaimana kalau nanti Angeli yang akan menduduki segal sesuatu tentang Raja.

"Ya ampun Raja, kalau kau suka sama dia, ya perjuangkan lah, masa mama pula yang kau suruh bikin perjodohan sama kalian, nanti kalau Angel gak suka dan gak mau datang ke rumah gara-gara kau, betul betul ku keluarkan kau dari KK kami ya,"

Raja ingat betul, ketika 2 bulan lalu ia mengusulkan perjodohan antara dirinya dan Angeli. Sebenarnya dia sudah tidak tahan melihat kedekatan gadis itu dengan seseorang bernama Teungku. Angeli bukan orang yang mudah dekat dengan lelaki apalagi beda agama, dia selalu buat tembok pembatas yang tinggi. Angeli pasti takut keluar dari zona nyaman itu. Tapi ketika melihat Angeli tersenyum manis pada manusia itu, Raja ketakutan, ia tak ingin kehilangan Angeli, bisa gila dia. Maka dari itu Raja mendesak mama nya untuk menanyakan perjodohan itu. Walaupun sebenarnya sangat susah untuk meyakinkan mama dan bapa nya bahwa ia sanggup menarik Angeli sebaga menantu di keluarga nya, akhirnya ia bisa meyakinkan kedua orangtuanya yang sangat keras kepala itu.

"Kalau mama gak mau kerja sama, ya Raja gak apa-apa sih, tapi nih ya Ma, Angel lagi dekat sama laki-laki. Udah gak batak, muslim pula. Siapalah nanti temen mama makan babi panggang kalau bukan dia? Cuma dia pula yang bisa masak pariban ku, terserah mama sih ya. Aku bukannya maksa," itu kalimat yang ia katakan untuk mengancam sang ibu, mempan juga ternyata. Walau ada sesi marah-marah juga sih. Raja selalu tertawa ketika mengingat perdebatan mereka kala itu.

Menatap gadis itu dengan waktu yang cukup lama ternyata membuat Raja salah tingkah ketika ketahuan, tatapan tajam permusuhan masih dilayangkan Angeli, lucu sekali gadis itu, pikirnya.

"Mau makan apa?" Tanya Angeli masih dengan nada penuh kekesalan. Raja tersenyum di tempatnya, ia melihat gadis itu, lagi. Oh shit, ternyata gadis itu sudah berganti pakaian, daster merah muda selutut. Sumpah, gadis itu sungguh cantik, apalagi kala ini ia sedang mencepol rambutnya yang panjang dan lebat itu ke atas, menyisakan beberapa anak rambut yang pendek. Raja menelan ludahnya paksa, leher mulus perempuan itu terekspos dengan manis. Raja tidak berkedip, didepannya gadis itu seperti sedang melakukan kegiatan slomo, cantik dan anggun.

"Lo,"

"APA?" teriakan itu menyadarkan Raja dari pikiran kotornya, didepan pintu sana berdiri teman-temannya yang nenganga tak percaya.

"Apaan?!" Tanya Raja polos.

"Gila lo ya? Masa lo mau bungku Angel sih?" Kevin memukul kepala laki-laki itu dengan kuat, membuat Raja langsung pusing setengah mati.

"Apaan anjir, gila ya lo!?"

"Ya lo juga, Ja. El nanya lo mau makan apa, jawaban lo ambigu, masa lo mau makan dia," Eska terkikik lalu ikut duduk di sebelah Kevin.

"Emang ada gue bilang gitu?" Laki-laki itu menoleh ke arah Angeli, ternyata gadis itu memandang dirinya dengan menahan tawa. Lalu anggukan itu menjawab pertanyaan Raja. Sialan, batinnya.
"Sumpah gue gak maksud, tadi tuh gue ngelamun anjir,"

"Mikirin hal hal kotor lo ya?! Sumpah mesum banget temen lo, Vin. Ruqiah sana,"

"Waduh, beda server, Tia. Anaknya kan raja setan,"

"Sialan lo," umpat Raja kesal.

Kos Deverio (End)Where stories live. Discover now