Bab 21|Just You and Me

2.2K 84 2
                                    

Holaw anak-anak bunda
Update lagi
Kalian suka g sih sama cerita ini?
Menurut kalian happy atau sad, ending dari cerita ini?
Atau kalian mau request aja?
Yang mau happy!!!
Yang mau sad!!!
Kalau aku sih maunya dua-duanya masuk hehe, tapi happy dan sad untuk keduanya bukan salah satunya.
Mau buat Angeli menderita karena pilihannya yang salah yakni jatuh cinta sama orang yang punya keyakinan yang berbeda.
Mau buat Aa menderita tapi gak tau apakah kalau jauh dan berpisah itu buat Aa menderita.

Aa yang real sih gak menderita hehe, jadi kangen Aa. Tapi gimana ya? Nanti kalau udah ketemu, pasti canggung. Atau gak bakalan ada reaksi apa-apa? Kan emang gak ada hubungan apa-apa 🖕🖕😊

💌💌💌

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, seharusnya Angeli sudah berada di sekre, membahas apa-apa saja yang akan mereka persiapkan di Bogor nantinya. Tapi kini ia masih ditahan disini, ada Amel dan Dio yang masih ingin berlama-lama, dan kalimat penolakan untuk pergi dari Teungku yang menjadi penyebab utama gadis itu belum pergi.

Dio sudah kembali 15 menit lalu, kini ia sibuk berbicara dengan Amel sesekali Angeli ikut nimbrung dengan percakapan konyol mereka, kadang juga ditimpali oleh Teungku. Mereka telah menyelesaikan makannya sejak tadi, piring dan peralatan makan lainnya sudah dibersihkan dan disimpan dengan rapi. Kinj hanya duduk santai dan berbincang.

"Halo Kay?," Angeli mengangkat panggilan itu setelah menolak nya beberapa kali.

"Lo dimana sih? Udah otw belum? Ini udah jam 8,"

"Iya, bentar lagi gue nyampe, udah rame emang?"

"Bukan masalah rame, lo datang tepat waktulah, kalau semua orang pemikirannya kayak lo, kapan ada perubahan?" Wajah Angeli cemberut mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut gadis di seberang sana, Teungku bahkan ingin membuka mulutnya siap menyerang siapapun itu yang diseberang sana.

"Oke," ucap gadis itu dan langsung mematikan panggilan itu secara sepihak atau tidak harimau yang ada disampingnya ini bisa tidak terkontrol. Kayla memang orangnya sarkastik, jadi dia mungkin bertugas menghubungi semua orang untuk langsung datang.

"Kayaknya aku harus pergi sekarang deh, kalian ikut antar aku ke sekre kan?" Tanya Angeli pada ketiga manusia itu. Dio hampir saja menjawab sebelum disambar oleh Teungku.

"Aku aja, yang lain pasti capek. Amel kebagian masak, kamu gak banyak bantu. Dio juga pasti bawa motornya cape, apalagi tadi udah nganterin teman kamu,"

Angeli hanya mengangguk saja, ia kemudian pamit dan mengambil barang-barangnya di kos, tidak lupa dengan boneka bebek kesayangannya, yang ia beri nama Tata. Singkatan dari Teungku-Angeli, imut kan?

"Tata dibawa juga?"

"Anak aku gak bisa tidur kalau ditinggal,"

"Kan ada papanya. Bilang aja mamanya yang gak bisa tidur tanpa Tata." Ucap laki-laki itu yang hanya dihadiahi senyum kikuk oleh Angeli.

Angeli memang menyebut dirinya sebagai Mama dari boneka kecil berwarna kuning cerah itu, ia akan tidur sembari memeluk Tata. Bahkan boneka itu akan diselimuti kalau Angeli pergi kuliah. Teungku tentu saja menjadi Papa dari Tata, laki-laki itu tidak pernah menolak panggilan itu dari siapapun, entah pasrah atau memang suka, entahlah!

Kos Deverio (End)Where stories live. Discover now