Bab 9|Richgrupgilr wacana

4.9K 115 1
                                    

Holaaa
Kembali lagi bersama aku

Selamat membaca dan bersenang-senang

Jangan lupa vote dan comment♥️🎉


Kelas hari ini hanya sampai jam 11 siang meski begitu tampilan anak fisika angkatan 21 layaknya mahasiswa yang lembur sampe jam 12 malam. Masalahnya meski hari ini hanya ada dua mata kuliah, tapi kedua pelajaran itu sangat menguras tenaga dan pikiran. Terlihat dari cara ke-38 mahasiswa itu keluar dari ruangan dengan nafas lega yang panjang.

"Sialan, bisa-bisanya elektronika dasar sama fisika matematika dalam satu hari, mana gak ada jeda lagi," Valen sedang membereskan beberapa buku super tebal miliknya yang ada dibawah kursi. Buku yang ditulis oleh ilmuwan Inggris itu merupakan buku pegangan mereka. Beratnya luar biasa, membacanya pun membuat pening luar biasa. Buku yang didominasi angka dan perumusan itu sudah 2 tahun ini menemani perjalanan anak fisika angkatan 21.

"Tau nih kepala jurusan, udah tau dua mata kuliah ini bikin kepala setiap mahasiswa kebakaran, mana digabung pula," sahut Kenan.

Perlahan kelas mulai kosong, beberapa mahasiswa langsung pulang, tapi ada juga yang akan nongkrong. Seperti keempat manusia yang kini sedang berada di parkiran.

"Kita kemana nih?" Tanya Sefti, gadis itu memberikan kunci motor pada Angeli. Dia malas membonceng saat ini, kepalanya masih berdenyut karena tidak mengerti dengan apapun yang dijelaskan oleh dosen.

"Ke kos kalian aja, gue mau makan bakso sebelum balik," kata Tia, gadis itu memakai helm bogo miliknya.

Sefti hanya mengangguk, ia langsung duduk di jok motor, kemudian menyandarkan kepalanya ke punggung milik Angeli. Angeli langsung tancap gas, kepalanya juga pusing.

10 menit kemudian mereka berempat sampai di kos milik Angeli dan Sefti. Mereka memilih menjadikan kos Sefti sebagai basecamp hari ini, karena Angeli ingin langsung tidur, tidak ikut memesan bakso. Gadis itu tidak terlalu lapar meski tadi pagi tidak sempat sarapan.

"Gue mau langsung tidur, kepala gue rasanya mau pecah,"

"Tumben, biasanya lo paling suka sama dua mata kuliah itu,"

"Suka, tapi kalau jam kosong," ucap Angeli, ia melambaikan tangannya dan mengucapkan terimakasih kepada Sefti karena memberikan tebengan. Lalu mengunci pintu dan mulai merebahkan tubuhnya di atas kasur itu.

"Oalah, El kayaknya cape banget," ujar Tiara sembari menyeruput kuah bakso yang ada di mangkok berwarna putih transparan itu.

"Ya lo tau lah, gimana kerasnya tu anak buat dapet nilai bagus tahun ini, kemaren kan dia dapet IP kecil banget, bahkan lebih kecil dari kita," sahut Tia

Kedua temannya mengangguk bersamaan, sebenarnya keempatnya sama-sama biasa saja dalam menanggapi perkuliahan ini, tidak terlalu ambis tapi cukup. Kecuali Angeli, gadis itu punya sedikit harga diri yang tinggi, mungkin karena dirinya sudah selalu berada di peringkat atas sejak masa sekolah. Piagam piagam gadis itu berceceran di lemari merah miliknya, dulu Tia tak sengaja melihat piagam Angeli, makanya dia tahu. Bahkan sewaktu SD saja, temannya itu sudah ikut olimpiade sains.

"Besok kita libur kan?" Tanya Tia setelah hening cukup lama.

"Anak oseo yang libur, kami mah boro boro libur, praktikum nih," sahut Sefti, gadis itu sudah merebahkan tubuhnya, bakso miliknya sudah habis.

Dalam prodi fisika ada 3 peminatan, oseanografi, Geofisika dan instrumentasi. Angeli dan Tia mengambil oseanografi sedangkan Tiara dan Sefti memilih peminatan geofisika. Jadi ada beberapa jadwal mata kuliah yang keempatnya tidak akan bertemu.

Kos Deverio (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang