Bab 29|Sebelum jadi seasing ini

2.2K 77 0
                                    

Halow anak akan bundaa
Gimana sama chapter kemarin?
Seru kan?
Hehehe

Aku gak tau kalian bisa nyesek atau gak pas baca scene kemarin-kemarin

Tapi menurut aku yang alamin langsung
Itu adalah paling menyakitkan dalam hidup aku!

Aku gak tau dulu aku sekuat itu untuk menderita

Patah hati pertama yang sungguh mengalihkan dunia ku. Tapi aku bersyukur, berpisah sama Aa adalah hal paling menguntungkan buat aku:)

Part of Angeli

Aku tak lagi mencari tahu tentang mu, sebulan penuh aku hanya menangis tiap inget semua hal yang kita lakukan bersama. Kamu orang pertama yang selalu buat aku merasa dibutuhkan, tapi ternyata memang itu tujuan kamu. Memanfaatkan aku dan rasa suka ku untuk kepentingan yang kamu punya.

Rasanya selalu menyakitkan ketika kamu pulang pergi dengan seorang gadis. Aku tahu mereka teman-teman mu, tapi kita juga teman. Apa yang aku lakuin bersamamu juga kamu lakuin bersama gadis gadis lain? Aku selalu nanya itu setiap kali kamu posting orang lain. Sesak, Ku. Itu sesak banget buat aku.

Mencintai orang yang salah tenyata semenyakitkan ini. Di tikam dan langsung dilumuri asam. Perih banget rasanya. Padahal aku selalu berharap kamu yang terakhir karena kamu yang pertama.

Semua yang aku lalui sama kamu itu hal baru dan menyenangkan. Awalnya manis dan mulus banget pertemuan kita, tanpa aba-aba kita sedekat nadi ternyata tanpa aba-aba pula kita sejauh langit dan bumi.

Ku, sejak awal aku yang menyukai mu, sejak awal pula aku yang selalu membuang harga diriku untuk berada disampingmu. Aku pula yang jadi orang bodoh, ketika kamu marah aku yang minta maaf, dan kalaupun kamu salah, aku tak pernah dengar kata maaf sekali pun dari mulutmu.

Awalnya aku kira, aku bisa mencintai kamu dengan kekurangan mu itu. Aku kira aku selalu bisa kamu abaikan ketika aku bercerita panjang lebar tentang hari hari yang aku lewati. Aku kira, aku bisa hidup hanya kalau kamu ada di sisi aku. Tapi ternyata aku salah.

Aku juga butuh respon hangat ketika aku berbicara, aku juga butuh kelebihan mu agar aku mencintaimu. Dan ternyata aku bisa hidup tanpa kamu.

Proses melupakanmu bukan hal yang mudah, entah berapa kali aku harus cek kamu online atau nggak di WhatsApp, meskipun nomormu sudah aku hapus. Aku juga sering stalk kamu pake akun kedua aku. Lihat-lihat lagi semua sorotan yang kamu punya, masih ada aku disana. Kadang aku pengen banget buka blokiran semua sosmed kamu di hape aku. Tapi aku gak sanggup, aku udah berjalan sejauh ini, masa aku putar balik ke jalan buntu tadi?

Itu gak adil buat aku, Ku. Kamu jalani hari sebaik itu tanpa aku, sementara aku harus berusaha mati-matian agar aku sekedar buka mata tanpa ada bengkak atau sembab di wajah aku.

Tiap malam nangisin kamu itu buat aku sakit kepala. Tiap malam lihat postingan temen kamu yang ada kamunya bikin aku sakit hati sekaligus senyum cerah.

Ku, ternyata usaha aku gak berjalan sedikitpun. Aku masih menyukai kamu tanpa alasan. Aku masih menginginkan kamu datang ke aku.

Tapi kamu gak pernah datang, gak pernah chat aku, hanya untuk tanya kabar pun tidak.

Ku, ternyata 6 bulan ini emang cuma aku yang cinta mati-matian ke kamu ya? Perlakuan manis kamu ternyata gak bernilai apa-apa. Kamu benar-benar jahat ke aku. Kamu ninggalin aku pas lagi puncak aku maunya kamu. Ku, sejauh apapun aku melangkah, diingatan ku hanya bersarang dirimu.

Ku, aku cukupkan sampai di sini, pelarian ku sudah terlalu jauh. Aku cape juga lelah. Aku gak tau siapa yang salah diantara kita, aku yang berharap kepadamu secara berlebihan atau kamu yang sebenarnya niat main-main.

Aku gak benci sama kamu, terpikirkan pun tidak. Hanya saja, aku berharap nantinya kamu juga ngalamin hal yang sama kayak aku, aku juga manusia, pendendam bukan? Aku harap jalan percintaan mu serumit hatiku yang mencintaimu, serumit perjalanan melupakan dirimu, serumit tangisan ku tiap malam.

Doaku tak lagi sama, Ku. Jika dulu aku mati-matian minta kamu sama Tuhan, sekarang aku mati-matian untuk dijauhkan dari Kamu.

Teungku, jalani hidupmu dengan bebas, tapi tolong jangan sakiti siapapun setelah ini. Aku harap kamu sadar untuk segala sesuatunya.

Berakhir juga ya?! Kisah hebat kita yang penuh lika-liku. Hebat banget kita lari selama 6 bulan ternyata berpisah di persimpangan. Harusnya kamu ngasih tau sama aku kalau kamu mau ke arah lain, biar aku dulunya nyari yang searah. Kalau gini, gimana aku mau lanjutin perjalanan aku kalau kamunya gak ada, selama ini kan kamu yang megang obornya.

Ternyata ini akhir dari kisah kita. Kisah hebat dengan akhir yang hebat pula. Kisah yang paling ku ikhlaskan.

Kisah kita usai, selamat melanjutkan perjalanan mu yang lain, tanpa diriku tentunya. Selamat melegenda di hatiku.

Hebat! Kisah kita tamat, tanpa berdebat!.

Maybe in another life, huh?! (End)Where stories live. Discover now