[13] Cowok Dingin Berwajah Ketus

270 148 33
                                    

Bella sampai di kantin sireh×kafe duduk di sebelah meja geng pria abal-abal dengan raut wajah yang sangat muram. Tidak mengira antara kasihan kepada Vonya atau masih ada rasa marah di dalam dirinya.

Duduk sendiri, merenung sekejap. Tak lama Bintang datang mengejutkannya dengan suara cempreng nya itu.

“Bella, mau pesen apa?” ucapnya lalu duduk  berhadapan dengan Bella.

Bella menatap tajam kepada Bintang. “Tolong pesenin bakso, sekarang!” pintanya sambil memijit pelipisnya yang terasa pusing.

Bintang pun hanya mengangguk, lalu beranjak dan pergi membeli bakso pesanan dari Bella. Bintang tahu jika mood Bella sekarang berantakan makanya ia harus gercep jika disuruh oleh sepupunya itu.

Dari samping Emil menyahuti, “Bella, sendirian aja. Sini dong beb,” teriak Emil.

“Keknya tuh cewek punya beban hidup deh,” bisik Ananda dengan wajah polosnya itu.

“Bella, di mana Kiara?” tanya Ali yang tak melihat keberadaan Kiara di tempat itu. Biasanya suka bareng sama Bella dan Bintang tapi sekarang tidak ada.

“Vonya juga,” timpal Ananda dengan senyuman lebar.

Bella tak menggubris perkataan dari keduanya, ia hanya terdiam sambil memainkan ponselnya tersebut dengan wajah masih muram.

“Cuek yah.”

••••

Vonya diam di toilet sambil menangis, kenapa OSIS itu bisa tahu semuanya. Hal yang paling ditakuti, kehilangan Arka dan hanya sebatas teman saja. Padahal hubungan mereka berdua baru dimulai.

“Aku tidak boleh lemah, jika memang aku tidak ditakdirkan untuk Arka maka baiklah. Aku akan menerima itu semua, aku akan kuat jika tidak bisa bersamanya,” gumamnya dengan isakkan yang begitu mendalam. Vonya menyeka air matanya itu, menarik napasnya dalam-dalam.

Di luar ada Kiara, dari tadi Kiara terus mengetuk pintu toiletnya sambil berteriak membisingkan suasana yang tadinya hening. Takutnya, penunggu toilet nanti marah.

“VONYA! KELUAR GAK BAIK DIAM DI DALAM!” ucapnya sambil mengetuk pintu, membuat Vonya kesal.

“VONYA!”

“PERGI KIARA, JANGAN GANGGU GUE!” teriak Vonya, yang membuat Kiara langsung terdiam kaku. Pupil matanya membesar, kelopak mata yang besar terlihat membuat wajahnya bak anak kecil.

“Oke bye,”

“Tapi jangan lama-lama di dalam yah, entar setan nemenin lo di dalam,” Kiara pun langsung pergi meninggalkan toilet dengan perasaan masih tak tenang. Takutnya Vonya berbuat yang tidak masuk akal.

••••

Saat makan bersama, tiba-tiba Ananda ingin buang air kecil yang sudah tidak bisa ia tahan lagi. Padahal makananya masih banyak, tapi mau bagaimana lagi. Ini tidak bisa di tahan. Ananda memutuskan untuk pergi izin ke toilet sebentar kepada teman-temannya itu.

“Semuanya, gue izin ke toilet dulu yak. Sebentar kok, jangan tinggalin gue. Awas aja kalau ninggalin gue!” ucap Ananda lalu ngibrit terbirit-birit pergi ke toilet yang lokasinya lumayan jauh dari kantin.

Fahri menghela napas panjang, “Tuh anak emang gitu sikapnya atau gimana?”

“Emang gitu kok, dari dia berojol juga udah rusuh,” sahut Aldi mencomot sedikit-sedikit cireng dengan di cocol bumbu kacang.

“Kok lu tau?” tanya Fahri heran.

“Gue kan sodaranya, gimana sih,” jawab Aldi. Tipe cowok yang suka makan sedikit-sedikit seperti orang cacingan.

KIARILHAM【END】 Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz