[10] Antara

313 171 120
                                    

Di kelas Jaya Raya, suasana kini bising, banyak orang yang sudah masuk ke dalam kelas jaya raya. Keramaian yang menyelimuti seisi ruangan, membuat geng pria abal-abal merasa terganggu karena keberisikan tersebut.

"Aduh berisik woy, ga tau apa gue lagi asik-asiknya bobo!" teriak Dimas frustasi.

"Biarin!" ucap semua orang sangat kompak bahkan tawaan renyah mereka membuat Dimas semakin kesal.

Dimas langsung terdiam, menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi sambil menutup mata. Tidak lama Fahri duduk di sebelahnya dan menganggu Dimas yang berusaha untuk tertidur kembali.

"Dimas." panggil Fahri.

Dimas memutar bola mata jengah kepada Fahri. "Apa sih, ganggu aja," gumam Dimas ketus.

Fahri berbisik di telinga Dimas. "Gue ramal sekarang bakal ada keributan di sekolah."

Dimas menatap wajah Fahri tanpa arti, "Emangnya lo dukun? Main ramal-ramalan segala."

"Kalau elo kagak percaya liat aja nanti, pasti di antara mereka semua bakal ada yang ribut satu sama lainnya. Hahaha ..."

"Seterah lu!"

"Taruhan deh? Kalau gue kalah gue neraktir lo, kalau lo kalah juga lo harus neraktir gue. Gimana?" tantang Fahri.

"Tunggu deh, kok lo tiba-tiba ngajak taruhan sama gue?" tanya Dimas terheran-heran dengan kelakuan Fahri.

"Alah, kan kita ga pernah taruhan kaya gini. Hari pertemanan kita, gimana?"

"Kagak ahh, males gue, duit gue ntar menipis lagi!"

"Lah elah, kan elo cuma traktir gue doang, ga bakal ngabisin lima puluh rebu."

"Kagak, gue lagi ga mood, ntar aja deh."

"Beneran?"

"Iya, udah sana!" usir Dimas kepada Fahri.

"Gue duduk sama lo, ngapain lo ngusir gue!"

"Oh iya gue lupa, maaflah."

••••


Kiara, Bintang, Bella, dan juga Ilham memasuki ruang kelasnya. Sesudah mereka masuk beberapa menit Vonya dan Arka pun ikut masuk kedalam kelas.

Suasana kelas masih ricuh, suara berisiknya terdengar sampai luar ruangan kelas.

"Bella, lo jangan marah dulu lah," gumam Kiara yang berjalan di sebelahnya. Bella tak menggubris, ia terus berjalan sampai tepat di mejanya lalu duduk dengan perasaan kesal dan kecewa.

Kiara masih berdiri di temani oleh Bintang menghadap Bella. "Jangan terlalu di pikirkan Bella." ujar Bintang.

Vonya mendekat, wajahnya memelas dan merasa tak enak hati kepada Bella. "Gue tau lo marah sama gue, tapi gue gak da niat buat menghianati kalian," Vonya pun melangkahkan kakinya menuju meja lalu duduk dalam keadaan lemas. Ditemani Arka yang duduk di bangkunya sendiri.

"Duduk!" desis Ilham menatap sinis kepada Kiara.

Kiara menoleh, betapa kagetnya saat mendengar nada bicara Ilham yang sedikit menyentak, "Bisa biasa aja gak?" Kiara pun melangkahkan kakinya menuju meja. Bintang pun kembali duduk di samping Vonya.

KIARILHAM【END】 Where stories live. Discover now