[1] PROLOG

989 273 283
                                    

"Apakah kita ditakdirkan untuk bersama?"

Kiara berdiri mematung ketika Ilham terus memarahinya, penyebab masalah ini tentang cinta. Kiara hanya bisa menitikkan air mata mendengar setiap perkataan yang Ilham keluarkan ber-intonasi tinggi kepadanya.

'Aku tahu kamu marah besar sekarang, dalam kondisi seperti ini aku hanya terdiam, nggak bisa ngelakuin apa-apa. Masalah ini, menjadi bahan pelajaran untuk ku atau pun buat kamu.'

Ilham menghampiri Kiara yang terus terdiam, "JAWAB KIA! Apa kamu masih cinta sama Ali, ada rasa yang masih membekas ke dia?"

Ilham menggoncang-goncangkan tubuh Kiara. "JAWAB KIA!"

Kiara semakin terisak, tangisannya menghujani deras seluruh wajahnya saat ini.

"Kenapa kamu harus kayak gini, Ham?"

"Emang aku kayak gini dari dulu 'kan? Jadi kamu nggak usah tanya."

Ilham memijit pelipisnya, mengembuskan napas kasar beberapa kali, "Kalau kamu masih pengen sama Ali, kita bisa udahan sekarang. Kamu tinggal bilang aja sama aku."

Kiara menggeleng, ia menarik baju Ilham. "Enggak Kubu, enggak, jangan ngomong kayak gitu."

"Kalau masih cinta sama Ali, aku bisa mundur kok."

Tangisannya semakin kencang, kepalanya ia gelengkan cepat menolak semua perkataan itu.

"Enggak kubu!"

"Aku salah juga sama kamu, kita udahan aja ya," lirih Ilham.

"Enggak-nggak,"

"Aku nggak mau nyakitin hati kamu lagi, mendingan kita udahan aja, aku nggak masalah kalau kamu mau sama Ali lagi. Memang dia cinta pertama kamu, kan."

"CUKUP HAM!"

••••

Bandung, 21 Mei 2018.

'Di sini, aku berdiri memandang mu membonceng perempuan lain. Meskipun aku sakit hati karena ulahmu, tapi ada rasa suka yang kurasakan untukmu.'

Kiara duduk di halte bus, menunggu bus datang. Angkutan umum yang Kiara naiki selain angkot. Motor sport berwarna hitam melewati Kiara saat berjalan, ada jalan berlubang dengan genangan air coklat bekas hujan menyimprat rok pramuka Kiara.

Ketiga sahabatnya terkesiap melihat itu semua.

"Woi kurang ajar!" umpat Bella kesal saat rok sahabatnya terkena air kotor.

"Itu Ilham?" selidik Bintang, menyipitkan matanya.

"Iya, cowok nggak ada adab!"

Vonya membersihkan rok Kiara. "Ini kotor banget, Kia."

Kiara hanya tersenyum, "Enggak apa-apa tinggal di cuci."

"Nggak usah terlalu baik kayak gitu, Kia. Ilham terlalu jahat sama kamu, tapi kenapa kamu-"

"Udah yuk jalan lagi, pengen cepetan pulang."

••••

Bandung, 21 Mei 2019.

Ilham memberikan sebuah hadiah untuk Kiara yang sedang berulang tahun, kado yang terindah bagi Kiara adalah kehadiran Ilham di sisinya. Baru pertama kali, Kiara merayakan hari bahagianya, hari yang sangat istimewa di temani oleh orang yang ia cintai.

"Selamat ulang tahun, Kia."

Kiara tersenyum merekah, betapa manis terpancar dari wajahnya, "Makasih Kubu."

Ilham memasangkan sebuah gelang yang lucu ke pergelangan tangan kanan Kiara. "I love you."

Hanya kata itu, kata yang biasa namun bermakna penuh bagi Kiara, kata yang sulit diucapkan kini terucapkan sudah. Kiara tampak bahagia, hari ini akan menjadi momen nyata bersama dia.

"Kamu janji sama aku?"

"Aku simpan kata-kata kamu itu."

Suara pecahan gelas kaca yang begitu sangat nyaring mengenai kaki Kiara.

"Kia kamu kenapa?" tanya Klara panik, ia segera mengambil kotak P3K untuk mengobati adiknya.

Tanpa disadari, buliran kecil turun dari kelopak matanya perlahan-lahan.

"Enggak mungkin," lirih Kiara, air matanya menuruni perlahan pipinya itu.

Klara menghampiri Kiara panik, "Kenapa Kia?"

"Ilham sama Arka kecelakaan. Kak, kubu kecelakaan pasti karena aku, Kak."

••••

Story pertama, jangan lupa dukung terus yak.
Maaf bila ada kesalahan kata, ini masih awal bikin ceritanya. Thanks^^

KIARILHAM【END】 Where stories live. Discover now