13. Flashback, Guel confess

Start from the beginning
                                    

Hanya ada keheningan di dalam taksi, Kirei berhenti di sebuah restoran kecil yang sepi. Di sana dia disambut oleh senyuman manis seorang pemuda bergigi kelinci yang berdiri di dekat salah satu meja kosong.

"Sudah lama menunggu, Guelzio?" Kirei tersenyum menatap sorot mata yang sangat dia rindukan itu.

"Tidak cukup lama untuk menunggu wanita cantik." Guelzio memeluk Kirei dengan lembut. Dia adalah anggota termuda grup laki-laki yang satu perusahaan dengan Kirei. Usianya baru sembilan belas tahun, mereka sudah bersahabat sejak lima tahun terakhir.

Kirei membalas pelukannya dengan erat, "Aku merindukanmu."

"Aku lebih merindukanmu, rasanya aku ingin melihatmu lebih lama. Aku ingin menghabiskan hari liburku bersamamu."

"Oh ya?" Entah kenapa Kirei justru merasa sakit hati. Dia teringat tentang kejadian buruk yang dia alami selama Guelzio pergi ke luar negeri untuk konsernya.

"Hei, kenapa terlihat sedih?" Guelzio mengusap pipi wanita itu. "Kamu gapapa kan selama aku pergi? Apa ada yang jahat sama kamu?"

Kirei menggeleng, berusaha menahan rasa sesaknya untuk mengucapkan beberapa kata namun gagal. Sejak kapan dia menjadi selemah ini?

"Kirei... aku jadi khawatir." Guelzio mencubit pipi sahabatnya kemudian tersenyum. "Bilang sama aku ada apa?"

"Gapapa, aku hanya terlalu senang bisa melihatmu lagi. Kamu pasti lelah dari luar negeri. Sudah istirahat yang cukup?" tanya Kirei seraya mengusap air matanya.

"Sudah ibu negara." Guelzio kembali memeluk Kirei, dia menyadari sahabatnya itu tengah bersedih. Ada hal yang Kirei sembunyikan darinya.

"Lepaskan aku Guel, penggemarmu ada di mana-mana. Jangan sampai mereka meninggalkanmu karena aku." Kirei hanya bercanda, mereka sudah aman dari penggemar di restoran kecil itu.

"Tidak masalah karena sahabatku ini sedang sedih. Ayo katakan padaku, pasti ada hal yang kamu sembunyikan." Guelzio melepas pelukannya, lantas meminta Kirei untuk duduk.

Ekspresi Kirei telah menjelaskan semuanya, "Enggak."

"Rei... aku ini sahabatmu, aku sudah berjanji untuk menjagamu." Guelzio diam sejenak, "Dulu kamu sudah banyak membantuku dan sekarang giliran aku. Aku juga ingin membuatmu bahagia."

"Tidak, aku tidak membantu apa-apa. Kamu bisa melakukan semuanya sendiri dengan baik."

Guelzio menghela napas, dia sudah menyerah untuk membujuk Kirei. "Ya sudah-"

"Aku sudah putus," sela Kirei pada akhirnya. Hanya itu yang bisa dia ceritakan pada sahabatnya.

Mendengar hal itu Guelzio sangat terkejut. "Sungguh? Dengan anak pengusaha itu?" Sebenarnya dia sudah tahu tentang hal ini sejak di pesawat.

"Dia mengkhianatiku, aku jadi kapok berpacaran dengan pengusaha."

Namun kenyataannya, takdir membuat Kirei tidak sengaja tidur dengan Derjov yang juga seorang pengusaha. Itulah sebabnya Kirei tambah membenci pria itu.

"Dari awal aku sudah tahu dia bukan pria yang baik." Guelzio mengusap punggung tangan Kirei, berusaha menenangkan. "Dia harus diberi pelajaran."

"Tidak perlu Guel, kamu masih di bawah umur."

"Kamu bercanda? Umur kita hanya berbeda satu tahun, dan mantanmu itu lebih muda lagi dariku. Berani sekali dia membuatmu sedih."

"Gapapa, semuanya sudah berakhir sekarang." Kirei tersenyum, mengobrol dengan Guelzio membuatnya merasa lebih baik.

"Rei, aku menyesal telah meninggalkanmu. Sebenernya aku ingin mengatakan ini sejak lama, tapi aku tidak punya cukup keberanian."

Kirei mengernyit, "Kenapa Guel?"

Guelzio terdiam cukup lama sambil mengatur napasnya. "Aku menyukaimu Rei! Aku tahu ini bukan waktu yang tepat. Jadi, tolong pikirkan ini dulu, ya?"

Kirei sangat terkejut, dia langsung menarik tangannya dari genggaman Guelzio. Ini tidak boleh terjadi, "K-kamu lagi bercanda kan?"

Guelzio tersenyum masam. "Aku lega telah mengungkapkan perasaanku."

Kirei memegang kepalanya, sangat pusing. Bagaimana bisa Guelzio ternyata menyimpan perasaan itu? Perasaan yang sebenarnya juga Kirei rasakan sejak lama. Iya, dia juga menyukai Guelzio.

"Kamu gapapa, Rei?" Guelzio salah tingkah, tidak tahu harus bagaimana menghadapi diamnya Kirei.

"Aku juga menyukaimu," ucap Kirei lirih, tidak berani menatap Guelzio. Pemuda tampan itu tidak seharusnya mencintai wanita yang sudah kotor.

"Sungguh? Aku mendengarnya Rei, kamu juga menyukaiku?"

"T-tidak, kamu salah, kamu masih bisa mendapatkan yang lebih baik dari aku." Dengan cepat, Kirei segera pergi meninggalkan restoran.

TBC

Can You Love Me? .endWhere stories live. Discover now