#28

92.2K 5.2K 557
                                    

Happy reading

Singkat saja, saya merindukan seseorang yang sudah tenang disana, kalau boleh minta saya ingin sehari saja dia kembali ada banyak cerita yang ingin saya sampaikan-Samudra Maheswara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Singkat saja, saya merindukan seseorang yang sudah tenang disana, kalau boleh minta saya ingin sehari saja dia kembali ada banyak cerita yang ingin saya sampaikan
-Samudra Maheswara

Semua orang yang berada di ruangan menangis sejadi-jadinya melihat Hazel yang telah meninggalkannya, Hanya sebuah kenangan yang tersisa. Alat-alat yang tadi sempat Hazel kenakan sudah dicabut oleh perawat disana. Sesak, Samudra tak menyangka senyuman yang gadis itu berikan kepadanya adalah tanda jika dirinya akan pergi jauh meninggalkanmu. Apa bisa ia menukar nyawa seseorang? Ia ingin Hazel kembali lagi kesini, ia sangat pengen menceritakan hal-hal yang belum sempat ia ceritakan ke Hazel.

"BANGUN ZEL" Samudra teriak, menggoyangkan sedikit tubuh gadis itu biar terbangun.

"Lo bilang mau pulang, lo mau makan mie ayam kan Zel. Lo kenapa ninggalin gue" isak pria itu melihat tubuh kaku dan dingin gadis yang dia cintai.

"Lo ingkar janji sama gue Zel, lo gak biarin gue bahagiain lo, kenapa? Kenapa lo ninggalin gue saat gue udah sudah bisa memutuskan kehidupan gue sendiri! Kenapa lo ninggalin gue saat gue udah lepas dari sebuah sangkar dan sudah bisa terbang bebas! Kenapa lo biarin gue terpuruk seperti ini Zel? Gue cinta sama lo, bukan karena rasa kasihan atau sebagainya!" Teriak Samudra histeris disertai kecewa karena Hazel meninggalkannya.

"Gak ada yang tau betapa berusahanya aku biar bisa sampai di titik ini, titik saat aku bisa ngejaga kamu secara terang-terangan, saat aku udah jadiin kamu prioritas aku. Maafin aku Zel, maafin aku karena banyak hal yang gak aku ceritain ke kamu. Maafin aku karena merasa ini semua bisa aku selesaiin sendiri, maafin aku karena gak bisa ada untuk kamu, aku mau ada disamping kamu tapi aku di tuntut untuk berada di samping Bianca Zel. Itu bukan kemauan aku..."lirih Samudra yang sudah menidurkan kepalanya di kasur Hazel.

"Kenapa diam? Kenapa diamin aku? Aku salah banget ya sampai kamu diamin aku? Hazel bangun... kalau gak mau ketemu sama aku, aku akan pergi jauh sampai kamu gak pernah lihat aku lagi. Tapi aku mohon buka mata kamu... buka mata kamu Zel.." sambung Samudra dengan isak tangis, Sintia berjalan kearah Samudra dan memeluknya dengan erat. Saat mendapatkan pelukan itu Samudra semakin menangis. Pelukan ini mengisyaratkan jika semua sudah selesai.

"Ikhlasin ya nak?"

"Apa yang harus saya ikhlasin? Hazel? Dia masih ada, dia masih ada.."lirih Samudra.

Sintia menghapus air matanya dan menjauhkan Samudra dari pelukannya. Ia menghapus air mata Samudra dan memegang dada Samudra. "Anak saya emang masih ada, di dalam sini. Dia gak akan pernah bisa ninggalin kamu." Lirih Sintia.

"Kalau kamu kayak gini, kamu sama saja nahan kebahagian Hazel, apa kamu berencana menahan kebahagian Hazel? Menahan kepergian Hazel? Apa kamu tidak bisa memberikan kebahagiaan untuk terakhir kalinya untuk Hazela?" Sambung Sintia sembari menghapus air mata Samudra yang masih terus membasahi pipinya. Samudra menggelengkan kepalanya sebelum kembali memeluk Sintia.

 HAZELA || REVISI!!Where stories live. Discover now