#11

38.2K 3.8K 184
                                    

Happy reading

Aku pernah berjanji untuk mempertahankanmu disisiku tapi lambat laun aku percaya, semua orang memiliki kebahagian sendiri mungkin kebahagianmu bukan denganku tapi dengannya-Hazela Abraham

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku pernah berjanji untuk mempertahankanmu disisiku tapi lambat laun aku percaya, semua orang memiliki kebahagian sendiri mungkin kebahagianmu bukan denganku tapi dengannya
-Hazela Abraham

Hazel menyuci piring kotor di dapur, mungkin jika orang-orang melihat kondisinya sekarang akan tertawa kencang. Perbedaan sangat nampak antara Hazel dan Bianca saat ini, Bianca yang memakai gaun indah dan Hazel yang memakai baju urak-urakannya.

"Ingat, jangan munculin wajah kamu. Apapun yang terjadi!" Ingat sang oma saat menyampiri Hazel di dalam dapur.

"Iya..."

"Satu lagi, kalau udah selesai kamu langsung pergi kerumah kamu aja. Lewat pintu belakang, jangan sampai ada yang lihat kamu. Ini acara besar buat anak dan cucu-cucu saya."

"Iya..." ujar Hazel dengan lembut.

"Gak tau dosa apa yang di perbuat anak dan menantu saya sampai dapat anak seperti kamu. Bukannya anak seperti anugerah tapi kamu malah jadi sebuah kesialan bagi keluarga ini." Ujarnya.

"Pusing kepala saya mikirin kelangsungan keluarga ini jika kamu masih bernapas di dunia ini, bagaimana saya bisa pergi dengan tenang jika kamu masih hidup dan masih menjadi bayang-bayang bagi keluarga ini?"Lanjutnya, mata Hazel berkaca-kaca mendengar tuturan sang oma tapi ia tetap fokus mencuci piring, seolah-olah tak terjadi apapun.

"Kapan kamu tiada? Apa kamu tidak lelah sama ini semua? Apa perlu saya menyiapkan kematian kamu biar kamu bisa pergi?" Tanyanya yang tak di gubris oleh Hazel.

"Apa Abraham belum pernah mengatakan jika kehadiran kamu di dunia ini sama sekali tidak pernah di harapkan?" Tanyanya sekali lagi.

"Ayah pernah ngomong kok oma, oma juga selalu ngomong itu, abang, Bianca, dan kelurga ayah beberapa sudah pernah ngomong itu ke Hazel. Hazel juga gak mau hadir di dunia ini oma, Hazel sama sekali gak mau hirup dunia ini kalau tau kejadiannya seperti ini. Hazel juga capek dengar omongan kalian, kalian tidak hanya menyakiti tubuh Hazel tapi mental dan batin Hazel juga ikut kalian rusakin." Jelas Hazel dengan berusaha sekuat tenaga menahan air matanya agar tak terjatuh.

"Hazel juga rindu bunda dan ingin lebih cepat temuin dia." Lirihnya.

"Drama." Balasnya sebelum melangkah lebih jauh dari sana. Melihat kepergian sang oma membuat Hazel terduduk dengan memeluk lututnya. Ia menangis dengan mengigit lututnya untuk menahan suara tangisnya.

"Bunda.."lirihnya dengan tangisan yang pecah.

"Apa kesalahan Hazel bunda..." tanyanya dengan suara bergetar. Tak jauh dari Hazel ada sosok yang memperhatikan gerak gerik Hazel. Ia menatap tubuh bergetar Hazel dengan tatapan sedu.

 HAZELA || REVISI!!Where stories live. Discover now