Happy reading
"Jika kalian meminta diriku menghilang dan tak menunjukkan batang hidungku lagi, mungkin saat ini sudah waktunya."
-Hazela AbrahamHappy reading...
"Lapar gak Zel?" Tanya Samudra.
"Sebenarnya lapar tapi Hazel lupa ambil uang..."
"Kan ada aku."
"Tapi kan, sudah gak logis banget gak sih kalau kamu bayarin biaya makan aku, saat hubungan kita sebagai mantan?"
"Gak logis darimananya? Maka dari itu, karena aku mantan kamu. Kita pernah menjalin hubungan bersama, kita tau kekurangan dan kelebihan kita masing-masing, banyak suka dan duka yang kita berdua lalui lantas saat perpisahan harusnya kita asing gitu? Gak bisa seperti teman?"
"Berpisah secara baik-baik?"
"Huum, berpisah secara baik-baik. Kita di pertemukan dengan cara yang baik kan? Kenapa harus berpisah dengan cara buruk jika bisa dengan cara yang baik." Balas Samudra sembari berdiri.
"Iyasih..."
"Tunggu disini, aku ambil motor dulu di rumah kamu. Pakai jaket ini, dingin." Ujarnya sembari melilitkan jaket yang ia kenakan di tubuh Hazel.
"Jangan lama." Balas Hazel sembari menahan tangan Samudra yang sudah ingin pergi.
"Gak akan lama."
"Sa!"
"Huum?"
"Lusa ulang tahun aku."
"Terus?"
"Ish! Nyebelin! Temenin ke makam bunda, Bunda nanti bertanya-tanya kalau Hazel pergi sendiri di hari ulang tahun Hazel."
"Di usahin."
"Harussssss"
"Iya tuan putri." Ujar Samudra sembari menundukkan kepalanya dan menyium dahi Hazel.
"Dasar tukang selingkuh!"
"Wkwkwk spontan, maaf maaf"
"Idih, udah sana. Jangan lama!"
"Bawel banget, dibilang iya." Balas Samudra yang sudah berjalan menjauh dari Hazel tetapi sesekali masih berbalik badan dan melihat Hazel.
YOU ARE READING
HAZELA || REVISI!!
General FictionHazela Abraham, perempuan tangguh yang sudah menjalani pahitnya kehidupan di umurnya yang masih sangat muda. Kehidupan percintaan, keluarga dan sahabat saling beradu di kehidupannya. Selalu dijadikan oleh sang kekasih membuat Hazela merasa jika di d...