🌊26. Sipelaku

39 38 0
                                    

Lea pulang larut malam,  tepatnya tengah malam masih dengan seragam sekolahnya dan jaket denim yang Rizal tau itu milik Fery.

Ia berjalan mendekati Lea, mencekal tangan kakaknya dan menatap wajah Lea yang terlihat lelah. Keduanya saling bertatapan.

"Lo boleh pukul gue, " kata Rizal mengepalkan tangan Lea, memukulkanya pada wajahnya.

"Pukul gue Yaa,  gue nggak akan ngelawan! " Rizal meninggikan nada suaranya.

"Ayok pukul! "

"Pukul Yaa!! "

"Jal!! " bentak Lea menarik tanganya.

"Jauhin Fery,  dia nggak baik buat lo kak. "

"Dia itu kawan lo Jal. "

"Gue tau, tapi dia nggak punya kebaikan sedikit pun buat lo. "

Lea tertawa remeh, "Lo sendiri yang bilang kalau setiap orang punya sisi baik dan buruk!! Bentak Lea menunjuk wajah Rizal,  Rizal diam.

"Ryan punya kebaikan tapi dia lebih memilih menunjukan semua keburukanya!!" dada Lea naik turun,  "Nggak kaya lo yang lebih suka menunjukan semua kebaikan diri lo seolah lo nggak punya keburukan!! "

Lea memukul dadanya yang sesak,  air matanya menetes deras membasahi pipinya.

Rizal memeluk Lea, "Kak.. "

Dengan cepat Lea melepas pelukanya, "Lo bilang lo kakak kan??  Emang bener lo kakak,  yang paling dewasa,  yang paling bijak dari pada gue!! " bentak Lea.

"Dari kita kecil, Rizal yang lindungin Lea,  Rizal yang paling kuat,  Rizal lebih dewasa dari Lea yang cengeng dan lemah!! " bentak Lea tanpa jeda.

"Gue terima semua itu!!  Gue nggak pa-pa saat lo lebih dipandang dari pada gue!! "

"Lo ini kuat,  nggak butuh gue kan?? " Lea menunjuk dirinya, "Lo fikir gue butuh lo??  Lo fikir gue selemah itu sampai nggak bisa tanpa lo??  Nggak!!  Gue nggak butuh lo!!"

"Lea!" kini Rizal yang membentak Lea.

"Gue butuh lo karena cuma lo yang gue punya," lirih Rizal.

"Tapi lo bertingkah seolah gue ini beban lo Jal."

"Gue nggak pernah keberatan kak, gue akan keberatan saat lo nggak ada."

"Maafin gue kak, " kata Rizal memeluk Lea.

"Gue akan jelasin semuanya. "

Mereka diam sejenak, Rizal melepas pelukanya, Lea menghela nafas.

"Jadi Dea beneran lihat arwah mama papa?? " tanya Lea, Rizal mengangguk.

Rizal merangkul bahu Lea membawanya duduk disofa, mereka tak bisa bertengkar lebih lama dari ini.

Ia menceritakan semuanya pada Lea.

"Dea lihat mereka saat lo pertama kali masuk ke kamar mama papa, " kata Rizal.

Yaa..  Lea ingat saat itu.

"Mereka sering muncul, dan itu karena lo."

"Gue?? "

"Karena lo yang mereka anggap paling terpukul atas kejadian itu."

"Dan karena lo sangat dekat dengan sipelaku."

Lea mengernyitkan keningnya.

"Mama tinggalin satu petunjuk yang sampai sekarang gue dan Dea nggak tau, yang pasti itu ada dikamar mereka. "

"Setiap hari setiap lo pergi dari rumah gue selalu cari petunjuk itu."

Lea menghela nafas berat.

Dive your Sky [End]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin