🌊11. Tiga Langkah

52 46 0
                                    

Minggu pagi yang cerah, Fery dalam perjalanan menuju rumah Rembo atau harus disebut rumah Sikembar.

Motornya membelah jalanan yang tidak begitu ramai sembari menghirup udara segar pagi hari dengan senyum yang tak luntur dibibirnya.

Dia sampai dihalaman rumah Sikembar, ia mengetuk pintu namun tak ada jawaban, dia mencobanya lagi dan hasilnya sama.

Akhirnya dia memutuskan untuk beranjak kerumah tetangga Sikembar, Panti asuhan. Pasti bu ayu dan kang Edo tau Sikembar ada dimana, sebab kedua kakak adik itu selalu berpamitan pada pasangan pasutri ini.

Halaman panti ramai dengan anak-anak yang tengah bermain bersama, bermain ayunan, bermain petak umpet, dan lain lain.

Mereka semua menyapa Fery ramah, sepertinya mereka sudah sering bertemu, hingga beberapa dari mereka mendekat pada Fery, dua anak laki-laki dan satu gadis kecil yang semuanya berumur sekitar 7 tahun.

"Trio DPR siap melapor!" ucap salah satu anak laki-laki itu yang Fery tau namanya Dede, mereka bertiga memberi hormat pada Fery menirukan gaya tentara.

DPR
Itu singkatan dari Dede, Prinses, Rafli.
Siapa lagi yang kasih mereka nama kalau bukan Fery, ketiga anak ini sangat dekat bahkan bisa dibilang kakak adik. Ketiganya berumur sekitar 7/8 tahun. Dan Trio DPR ini adalah mata-matanya Fery.

Fery juga memberi hormat dan keempatnya menurunkan tangan secara bersamaan, "Lanjutkan!" Ujar fery tegas sama-sama menirukan gaya tentara.

"Siap! Bang Leo pacaran sama kak Dea," kata Rafli.

"Siap! Teteh Lea pergi sama bang Rio," kata prinses melanjutkan laporanya.

"Teteh Lea pergi sejak kapan?"

"Siap! Teteh lea pergi sejak.. Kapan A'??" bisik Prinses pada Rafli.

"Sejak.." Rafli terlihat mengingat-ingat.

"Sejak tadi pagi banget!" jawab Dede dengan semangat, Fery mengangguk paham.

Fery memberikan dua kantung berisi marsmellow dan permen yang sedari tadi dia bawa pada Rafli, "Oke! Laporan saya terima, ini hadiah kalian jangan lupa bagi sama yang lain."

"Siap laksanakan!" jawab Trio DPR bersamaan, memberi hormat dan pergi menuju gerombolan kawan-kawan mereka yang lain.

Fery beranjak menuju pintu bangunan panti dan ternyata didepan ada kang Edo tengah merawat burung peliharaanya.

"Kang," sapa Fery.

"Fery, nyari neng Lea ya?" tanya kang Edo.

"Iya kang, tadi kata anak-anak lagi pergi sama Rio."

"Benar tadi sih pamit ke saya katanya mau joging, saya kira udah pulang ternyata belum."

"Gitu ya kang?" tanya Fery dibalas anggukan dari kang Edo.

"Gak ditelfon aja Lea nya?"

"Nggak deh kang, takut ganggu," jawab Fery, kang Edo pun tersenyum mengangguk padanya.

"Neng Lea teh baik, yaa walau kadang galak sama anak-anak tapi itu bukti dia sayang sama anak-anak," jujur kang Edo, Fery hanya tersenyum mengingat Lea memang galak saat anak-anak tidak mau membereskan mainanya.

"Dia teh mirip ayahnya mukanya galak judes tapi aslinya mah ramah sama orang-orang," kata kang Edo, terlihat wajahnya menatap rumah disebrang jalan yang tak lain adalah rumah Sikembar seolah menerawang masalalu.

"Kalau Rizal gimana kang?" tanya Fery.

"Kalau Leo mirip mama nya, kelihatanya aja cuek padahal aslinya mah jahil haha.."

Dive your Sky [End]Where stories live. Discover now