🌊13. Pacar (b)

52 45 0
                                    

Semenjak kejadian beberapa minggu yang lalu dilapangan, Fery selalu berada disisi Lea, tak mau lepas. Bahkan beberapa pacar Fery sudah pergi atau bisa kita katakan putus hubungan, tentu saja karena Fery yang tak mau diganggu saat bersama Lea.

Hampir satu bulan Lea terjebak bersama bayi besar ini, Lea tak bisa berbuat apa-apa. Bahkan dia tak bisa pergi jalan-jalan bersama Rio lagi.

Setiap hari berteriak minta putus pun tak Fery hiraukan, malah Fery akan mengingatkan Lea tentang..

"Lo lupa sama janji lo?"

"Lupa? Gimana gue bisa lupa, tiap hari setiap gue minta putus lo selalu ingatin janji gue dulu," wajah Lea datar menatap Fery yang pagi-pagi buta sudah ada dikamarnya untuk mengajak Lea joging.

"Ck udah ayok joging, biar lo sehat dan bisa jadi model." Fery menarik selimut Lea.

"Lea," panggil Fery dengan wajah tercengang, Lea menoleh menatap Fery datar, ekor matanya tak sengaja melihat darah??

"AAa..." Lea berteriak histeris menarik selimutnya agar menutupi sprai.

Fery hanya mematung membuang muka menatap apapun asal jangan sprai Lea.

"Ryan!!" Teriak Lea, Fery hanya terkekeh lalu pergi dari sana dengan cepat.
.
.

Lea duduk termenung dikursi ayun yang ada dibalkon kamarnya, menatap rintikan hujan didepanya. Setelah mandi dan membersihkan semua noda (nya), Lea hanya duduk disana menahan rasa sakit dibagian perutnya, mungkin karena tamu bulananya yang selalu datang tanpa diundang dan pulang tanpa diantar.

Lea menghela nafas, beranjak dari sana menuju lantai bawah. Didapur, Rizal tengah menatap layar laptopnya dengan secangkir kopi disampingnya.

Lea tak menyapa, hanya melewati Rizal dengan lesu, membuka kulkas untuk mengambil susu dan menuangnya kedalam gelas.

Rizal menoleh, melihat Lea sesaat lalu kembali menatap layar laptopnya. Dia sudah tau ada apa dengan Lea karena pagi tadi Lea mencuci selimut dan sprainya.

"Lo haid yaa?" tanya Rizal tanpa mengalihkan pandanganya. Lea hanya mengangguk lalu duduk disamping Rizal melihat pekerjaan apa yang sedang kembaranya kerjakan.

"Lama?" tanya Lea lemah, menyangga dagunya.

"Kayanya," jawaban Rizal membuat Lea menghela nafas berat.

"Kenapa?" tanya Rizal.

"Mau kerumah nenek, atau ke bunda intan juga boleh."

"Bunda intan lagi pergi sama ayah, kalau lo mau ke nenek gue gak bisa, ajak aja pacar lo," Lea mendengus sesaat mengedarkan pandanganya menyadari hilangnya Fery.

"Ryan pulang?"

"Katanya tadi pergi bentar, habis itu kesini lagi," Lea mengangguk paham, kembali menegak susu digelasnya.

"Assalamualaikum," Fery datang membawa beberapa kantung belajaan ditanganya, lalu menaruhnya perlahan didepan Lea.

"Waalaikumsalam"

"Bawa apaan?" Rizal bertanya.

"Makanan," Jawab Fery, dengan cepat Lea membuka kantung belanjaan Fery dan benar, isinya banyak makanan yang semuanya manis, kesukaan Lea.

"Ahh.. Banyak banget.."

"Ini nih bubur kacang hijau," Fery menyerahkan mangkuk berisi bubur kacang hijau yang langsung diterima oleh Lea.

"Lo ada maunya ya?" tebak Lea menyipitkan matanya pada Fery. Fery hanya menggelengkan kepalanya.

"Nggak tuh."

Dive your Sky [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang