🌊14. Eka

45 38 0
                                    

Beberapa orang tengah berbincang diruang BK, perbincangan mereka tak jauh dari permasalahan siswa dan siswi SMA Nusantara kemarin.

Mereka terdiri dari 2 orang guru, orang tua Gadis dan Eka, Fery dan Lea sebagai saksi, Dea dan Dwi sebagai korban, serta Eka dan Gadis sebagai pelaku.

"Bisa kamu jelaskan kronologinya?" tanya Pak Bambang pada Dwi dan Dea, keduanya saling tatap hingga Dea berbicara.

"Jadi gini pak pas saya, Dwi, dan Lea ada ditoilet, kami dengar suara bel dan karena kita masih belum selesai ganti baju, jadi Lea pergi kekelas untuk minta izin sama guru yang mengisi kelas kita,"

Dea memberi jeda, menatap Dwi sesaat sampai Dwi mengangguk tersenyum padanya mengisyaratkan agar terus bercerita.

"Beberapa menit setelah kepergian Lea, ada suara berisik diluar ruang toilet, yang saya dengar itu suara perempuan dan laki-laki, saya yang sudah selesai ganti baju pun keluar dan entah kenapa Gadis dan teman-temanya mendorong saya sampai terjatuh membentur tembok, mereka menyiram saya dengan air es, dan memberi saya peringatan agar.."

"Agar apa Dea?" tanya Pak Bambang menanyakan kelanjutan cerita dari Dea. Dea hanya menunduk, dengan berani Dwi melanjutkan cerita Dea.

"Agar Rio dan Rizal mengundurkan diri dari pemilihan ketua Osis pak, mereka tau saya dan Dea adalah sahabatnya, dengan mengancam kita mereka fikir bisa menyingkirkan Rizal dan Rio dari pemilihan Osis, dan Gadis ini gak suka sama kita dari dulu terutama Lea, tapi untungnya Lea gak ada disana," Kata Dwi dengan nada tinggi, tanganya menunjuk Eka dan Gadis secara bergantian.

"Saya dengar Dea teriak dari luar, saya mau keluar tapi Dea cegah saya, katanya 'Jangan keluar Dwi!! Telfon Rizal!!' , saya buru-buru ambil hp saya untuk menelfon Rizal tapi Eka dobrak pintu kamar mandi dan rebut hp saya, saya dan Dea didorong masuk ke kamar mandi lain lalu dikunci disana, saya teriak sampai Lea dan Fery datang tolong kita,"

Dwi mengumpat dadanya naik turun menahan amarah, Dea dan Lea menenangkan Dwi agar tak tersulut emosi.

"Fery? Lea? Benar kalian pergoki Eka, Gadis dan kawan-kawanya keluar dari toilet?" tanya Pak Bambang. Lea dan Fey mengangguk dan menjawabnya bersamaan.

"Iya pak"

"Saya langsung cegah Eka," Fery menatap Lea sesaat, "Dan Lea cegah Gadis sama temanya agar tidak kabur."

"Kamu bolos Fery? " Fery hanya menyengir, tanganya menggaruk tengkuknya. Pak Bambang hanya menggelang, sudah hafal kebiasaan siswa tersayangnya ini.

Tersayang..

"Ada yang mau membela diri? Eka? Gadis?" tanya Bu Ineke dengan lembut, memang Bu Ineke adalah guru BK terlembut, sosoknya seperti Ibu.

"Tidak, saya mengakui kesalahan saya, dan saya meminta maaf sebesar-besarnya, dan untuk teman kita yang lain tolong jangan hukum mereka, mereka gak salah, ini semua murni kesalahan saya dan Gadis," kata Eka pandanganya terarah pada Pak Bambang, Gadis hanya menatapnya tak percaya.

"Oke jadi sudah jelas, mohon maaf kami harus menghukum kalian"

"Iya pak," jawab kedua pelaku secara bersamaan.

"Eka, kamu dieliminasi dari pemilihan ketua osis sekaligus dikeluarkan dari keanggotaan Osis, dan mulai besok kamu discors selama tujuh hari," kata Pak Bambang menatap Tara dan Eka secara bergantian. Ayah Eka, Tara menandatangani selembar kertas dari Pak Bambang.

"Dan Gadis, kamu juga dikeluarkan dari keanggotaan Osis, dan discors tujuh hari, mengingat kami sudah memberi peringatan pertama pada Gadis untuk tidak melakukan bulying lagi," Pak Bambang mengingatkan Orangtua Gadis. Dea dan kawan-kawan pamit pergi dari sana kala mendengar suara bell.

Dive your Sky [End]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن