🌊16. Rahasia

46 41 0
                                    

Lea mendengus kesal kala membuka kulkasnya yang kosong, Rizal juga sedang pergi katanya 'Urusan kita' yang artinya adalah urusan tentang kematian kedua orangtuanya. Lea tak pernah ikut campur, atau lebih tepatnya tidak diperbolehkan kata Rizal 'Nanti nangis!"

Ia berjalan dengan malas menaiki tangga menuju kamarnya, mengambil dompet. Ia membuka almari jaketnya lalu mengambil satu jaket berwarna hitam yang tak lain milik Fery, katanya 'Jaket kesayangan gue buat orang tersayang' Lea tertawa ringan dan mencibir Fery sesaat yang menurutnya 'Bullshit'.

'Kenapa gue mikirin Fery??'

Matanya melirik jam di dinding kamarnya, jam 3 sore. Tak menunggu lama Lea memakai jaketnya lalu pergi kepanti untuk berpamitan pada Bu Ayu seperti biasa.

Kakinya berjalan menyusuri terotoar jalan menuju toserba terdekat untuk membeli camilan. Hawanya cukup dingin, mungkin karena hujan yang baru saja turun. Bahkan jalanan tergenang sisa air hujan.

Beberapa saat kemudian ia sampai toko, dengan cepat ia memasuka beberapa belanjaan termasuk permen mint, sesaat Lea teringat pada Fery dan kebencianya pada Eka. Ia menggeleng cepat.

'Kenapa harus dipikirin sih??'

Ia berjalan menuju kasir, Lea keluar membawa dua kantung kresek berisi belanjaanya tadi, duduk disalah satu kursi yang tepat berada didepan toserba.

Ia menegak satu minuman kaleng, bermain ponsel sejenak lalu pergi dari sana. Jarak menuju rumahnya sekitar 80 meter, cukup dekat bagi Lea yang sudah terbiasa berjalan kaki karena Fery.

'Argh.. Fery lagi??'

Tiba-tiba datang seseorang merampas ponsel ditangan Lea lalu kabur. Lea berusaha mengejarnya namun kalah cepat, sesekali Lea berteriak namun jalanan terlihat sepi. Sampai dua orang dengan motornya menghadang pencuri itu lalu memukulinya hingga babak belur.

Mereka berdua cowok mungkin umurnya tak jauh berbeda dengan Lea, dan jaketnya sama persis dengan yang Lea pakai. Jaket dengan lambang kalajengking dipunggungnya, salah satu dari mereka mengembalikan ponsel Lea.

"Makasih ya," kata Lea.

"Sama-sama," kata mereka serempak, "Pacarnya Aa' wabos ya?" tanya salah satu dari keduanya.

"Aa' wabos? Lo kira Fery anak presiden ha?" kata cowok disampingnya, keduanya tertawa kecuali Lea yang masih bergelut dengan semua pertanyaan diotaknya.

"Ujang," keduanya menyalami tangan Lea, "Kawanya pacar lo, dan ini Arjuna."

'Fery lagi??'

Ujang dan Arjuna
kawan baik Fery. Keduanya sama saja dengan Fery, bahkan Ujang dan Arjuna juga bersekolah disekolah yang sama, tepatnya jurusan Ipa.

"Kalian temanya Fery yang ikut basket itu kan??" tanya Lea, keduanya mengangguk.

"Mau kita antar pulang?"

.
.

Malamnya diluar suatu warung sederhana.
Fery bertopang dagu dengan wajah masam, disampingnya ada Lea yang tengah bercanda bersama teman satu geng Fery yang baru saja Lea kenal.

"Jadi Fery se Sadboy itu dulu??" Lea tertawa renyah sesekali memukul lengan Fery.

"Iya sampai nangis dikamar berhari-hari cuma gara-gara ditolak," Ujang tertawa keras, "Semenjak itu dia jadi Fuckboy ulung."

Baik Lea maupun Ujang tak tertawa keras, mengabaikan wajah mengancam Fery yang merah.

"Jang!!" seseorang memanggik Ujang dari dalam.

Dive your Sky [End]Where stories live. Discover now