[2] Pertama masuk sekolah

Start from the beginning
                                    

Vonya langsung bersedekap dada, “Itu keberuntungan.”

Kiara memainkan rambutnya ke kanan dan ke kiri, sehingga semua rambut pendeknya itu bergoyang heboh dengan kepala bulat juga ikut bergoyang.

“Iya, itu tandanya gue pintar!”

Vonya dibuat tertawa melihat tingkah laku Kiara yang kocak. Masih pagi malah ngelawak. Vonya dengan secepat mungkin menghentikan perbuatan konyol saudaranya itu karena banyak orang yang memperhatikan.

“Cukup, kita masuk aja yuk!” ajak Vonya, memegang kedua pundak Kiara seraya gemas kepada orang ini.

••••

SMAN 7 MERDEKA BANDUNG.

Sebuah nama sekolah yang terkenal di kota Bandung, memasuki peringkat ke-2 sebagai sekolah terbersih dan terbesar di tingkat nasional high school yang selalu ada di akhir tahun pembelajaran. Sekolah ini, terkenal karena berbagai cabang prestasi sudah memasuki rongga tingkat nasional. Sudah beberapa anak murid di sekolah ini yang membuktikan bahwa mereka bisa. Sampai ada yang ikutan lomba marching band ke luar negeri, tepatnya di Australia dan mendapatkan juara pertama. Hebat bukan. Dan masih banyak lagi prestasi yang terus diukir dan di jalankan oleh anak murid tauladan di sekolah ini.

Makanya, tak kaleng-kaleng jika banyak piala yang terpampang begitu jelas saat masuk ke gedung sekolah. 4 lemari kaca bersih, terpajang piala berbagai cabang perlombaan yang diikuti. Bahkan, ada piala emas juga di pisah tempatkan di satu lemari besar yang khusus hanya untuk itu.

Kiara menelusuk kaca itu membaca isi tulisan yang tertera di piala tersebut, “Lomba paskibra tingkat kabupaten Bandung.”

“Wah, keren banget!” lanjutnya kagum.

Vonya ikut melihat kedalam lemari tersebut dan membacanya, “Hmm ... Hebat.”

“Juara pertama dong,” hebohnya, lalu melihat lagi berbagai piala yang sangat banyak terjajar rapih supaya terlihat dari luar.

“Sekolah ini ternama banget, kita harus bangga bisa masuk ke sini. Diterima di sekolahan ini, sampai pada akhirnya kita harus bisa juga merintis di sekolahan ini. Untuk membanggakan diri sendiri, serta nama sekolah dan lembaga pun,” kata Vonya bijak.

“Gue mau jadi paskibra, enggak deh, gue mau karate aja. Lihat Von, juara pertama tingkat nasional yang di selenggarakan di Philipina. Wow ... Keren banget ini mah, harus banget sih masuk eskul karate.”

Vonya mengangguk seraya tertawa melihat kelakuan Kiara yang seheboh ini, “Iya-iya, kita masuk karate.”

Setelah puas melihat berbagai macam piala yang diraih, dan mereka terasa termotivasi dan ingin mendapatkannya juga. Kiara dan Vonya mengelilingi dalam isi sekolah yang begitu besar, menelusuri koridor, area kelas, dan berbagai ruangan yang ada.

“Bentar Kia, kita harus jadikan momen pertama masuk ke sekolah ternama ini. Kita bikin video di hp gue, wait.

Ya, Kiara menunggu sambil matanya menelusuri sisi-sisi sudut gedung sekolah. Tak sengaja matanya menangkap ada sesosok orang yang ia idamkan namun mengandung rasa sakit di dalam sana. Tentu, itu cowok yang Kiara suka dahulu tapi malah di bully dan menyakiti hati mungilnya itu. Apalagi, Kiara cewek yang polos. Mendapat perlakuan tidak baik dan masih membekas masa lalunya.

KIARILHAM【END】 Where stories live. Discover now