41 | one fine day

38 9 9
                                    

Setelah sarapan bersama tadi pagi, Sagara langsung meninggalkannya sendiri di apartemen dengan pesan jangan kemana-mana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sarapan bersama tadi pagi, Sagara langsung meninggalkannya sendiri di apartemen dengan pesan jangan kemana-mana. Kini Aluna menghela nafasnya kasar sembari duduk di sofa dengan pandangan lurus ke depan. Luka bakar di tangannya sudah mulai membaik walaupun hanya diolesi salep yang sama. Tadinya Aluna mau belajar masak lagi, tapi tangan kirinya belum siap untuk dipakai memasak dulu.

Aqila Khanza: Na, dimana?
Mau ikut nongkrong nggak?
Sama Yania, Dicky, Louis.
20.47 pm.

Sebelum membalas pesan Aqila, Aluna lebih dulu membuka ruang chatnya dengan Sagara.

Aluna: Sagara, gue boleh ikut nongkrong?
ada Aqila, Yania, Dicky sama Louis.
20.48 pm.
read.

Sagalak: Jangan kemana-mana.
Bentar lagi gue pulang.
21.15 pm.

Aluna: Please?🥺
21.15 pm.
read.

Sagalak: I like you begging.
But still no, Aluna.
21.17 pm.

Aluna menghela nafasnya gusar. Minta izin sama Sagara itu selalu sia-sia. Jawabannya pasti tidak boleh. Padahal Aluna ingin sekali ikut, karna ia sudah benar-benar bosan berada di apartemen. Mengenai percakapan mereka malam itu ke Puncak Bogor, Aluna tak mau membahasnya lagi dengan Sagara. Takut menganggu Sagara yang sedang sibuk dan takut terlalu menekan laki-laki itu bahwa Sagara harus menepati janjinya. Aluna ikut alur saja. Kalau jadi ya ayo kalau tidak juga tidak apa-apa.

Akhirnya, Aluna memutuskan untuk membuat sandwich untuk makan malamnya ini. Sebenarnya Aluna tak terlalu lapar karna ia sudah ngemil makanan ringan, tapi ia perlu mengisi perutnya makanan berat dan sehat. Aluna mengambil roti yang tersisa di dalam lemari lalu memotongnya menjadi potongan yang tipis sebelum memanganggnya sebentar. Tomat, selada dan juga pesto Aluna ambil dari dalam kulkas. Tapi musibah terjadi, saat Aluna baru saja hendak memotong tomat, lampu dapurnya mati. Aluna mendengus, waktunya selalu tidak pas.

Cepat-cepat Aluna mencari lampu ganti di ruangan penyimpanan lalu menyingkirkan apapun yang berada di meja makan. Agar Aluna bisa naik ke sana dan mengganti lampu dapur dengan tangannya. Aluna naik ke meja makan, lalu mengulurkan tangannya, hendak menggapai lampu itu tapi tangannya belum sampai juga. Aluna harus berjinjit sedikit. Tapi belum sempat lampu itu Aluna ganti, pintu apartemennya sudah terbuka, menampilkan Sagara yang sedang menatapnya marah.

"Ngapain?"

"Ganti lampu," jawab Aluna pelan.

"Turun," Sagara mengulurkan kedua tangannya, menyuruh agar Aluna turun dengan bantuan kedua tangannya, "nggak usah ganti sendiri. Lo bisa tunggu gue dateng."

"Iya Sagara," ucap Aluna sembari memajukan bibir bawahnya.

Karna tinggi Sagara lebih tinggi daripada Aluna, hanya dengan naik kursi makan saja, Sagara sudah bisa mengganti lampu dapur dengan lampu yang baru. Sementara Aluna duduk di kursi dapur sebelahnya, mendongak memperhatikan Sagara.

love me wellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang