32 | too late

51 12 13
                                    

Welcome Sagara!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Welcome Sagara!

Itu yang tertulis di layar besar saat Sagara baru saja memasuki tempat itu dan disambut oleh teman-temannya yang sedang tersenyum lebar dengan minuman mahal di tangannya. Tanpa basa-basi dan memilih minuman mana yang enak, Sagara langsug meneguk minuman yang Dicky sodorkan dan duduk di meja yang mereka pesan. Dentuman musik dan bau alkohol yang  menyengat membuat Sagara pelan-pelan kehilangan kesadarannya. Tenggorokannya terasa terbakar tapi Sagara tidak mau berhenti untuk meminum minuman dari gelas yang berada di tangannya itu.

Eric menahan Dicky saat laki-laki itu ingin minum lebih banyak. "Lo nggak boleh mabok, nanti lo yang anterin Sagara pulang."

"Lo aja!" ujar Dicky tak terima.

"Gue ada urusan."

Kepergian Eric membuat Dicky mendengus kesal. Tujuannya ke sini kan juga karna ia juga mau menikmati malam ini dengan pikiran yang plong. Tapi malah disuruh jadi sopir. Dicky mengalihkan pandangannya ke dance floor. Di sana ada Louis dan Sultan yang sedang berjoget dengan wanita yang menggodanya. Mereka berdua tak bisa diharapkan juga.

"Gar, masih sadar lo?"

Sagara berdehem lalu mengambil asal botol yang berada di atas meja mereka dan menuangkan ke dalam gelas sebelum akhirnya ia habiskan dalam tiga kali teguk saja.

Sementara di dance floor, Louis dan Sultan yang sedang merangkul satu sama lain dengan tangan yang memegang botol alkohol kosong itu tersenyum pada Dicky. "Nggak ikutan Dick?"

"Kalo gue ikutan, siapa yang nganterin lo balik?"

Louis tertawa mendengarnya. "Jangan mabok kalau gitu."

Sultan melirik Sagara yang sudah teler di kursi dengan kedua mata yang tertutup dan pipi yang merah. Tangannya bergerak mengambil botol yang berada di meja, tapi semua botol itu kosong. "Anjrit pantes cepet teler. Semua langsung disambat."

"Biarin, anak baru," ucap Dicky lalu berjalan mendekati Sagara. Ia memukul pelan pipi Sagara, "bangun Gar, kita pulang."

"Duluan aja."

"Anjing kuat juga lo masih sadar," tanpa persetujuan Sagara, Dicky langsung mengangkat tubuh Sagara melingkarkan lengan Sagara di pundaknya, "gue anter Sagara balik duluan. Kalian jangan macem-macem."

"Siap bos!"

Di perjalanan pulang, suasana terasa hening. Dicky tak berani bertanya pada Sagara tentang kejadian di Bali waktu itu. Dicky percaya kalau Sagara sudah benar-benar menyelesaikannya, walaupun nyatanya itu adalah full kesalahannya.

"Belok kiri Dick."

"Mau kemana anjing belok kiri?" tanya Dicky, "mau ke sekolah lo?"

Sagara berdecak, ia mengarahkan stir mobil itu ke arah kiri hingga mobil yang Dicky oleng. Hal itu membuat Dicky mendorong tubuh Sagara begitu saja setelah memencet pedal rem kuat-kuat.

love me wellWhere stories live. Discover now