7 | not your fault

52 8 5
                                    

Plak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Plak.

Buku itu mendarat tepat di wajah Aluna. Kedua bola mata Aluna membulat, tak menyangka akan diperlakukan seperti ini setelah terjaga tadi malam mengerjakan tugas di buku yang dilemparkan ke wajahnya itu. Padahal Aluna sudah bangun satu jam lebih awal dari waktu ia bangun biasanya karna tak mau terlambat menyerahkan buku ini pada si pemilik. Tapi baru lima detik buku itu berada di pemiliknya, buku itu sudah terlempar ke wajah Aluna dan mendarat di lantai.

"Salah tiga," ucapnya dingin, "lo sengaja bikin nilai gue rendah?"

Hah? Bagaimana Sagara bisa tau soal yang Aluna kerjakan salah tiga sementara Sagara baru melihat buku itu selama lima detik saja.

"Nggak kok," jawab Aluna langsung. Saking takutnya dimarahi Sagara, Aluna sampai melupakan perlakuan tidak sopan Sagara padanya, "maaf-maaf. Gue belum terlalu ngerti materi matriks. Gue ganti jawabannya dulu ya? Jam istirahat pertama gue balikin buku lo."

"Soal gitu aja nggak bisa."

Aluna meringgis pelan, lalu mengambil buku Sagara. "Maaf, gue baru sempet ngerjain tugas lo jam 12 tadi malam. Laporan kelompok gue baru selesai—"

"Gue nggak mau tau urusan lo."

Tatapan Sagara masih dingin tanpa menunjukan sedikit pun rasa kasihan melihat wajah pucat kelelahan Aluna. Sagara, sama sekali tidak perduli dengan hal itu. Memangnya kapan sih Sagara pernah perduli pada orang lain? Bahkan perduli pada diri sendiri saja kadang-kadang Sagara sering lupa.

Dari belakang tubuh Aluna, Aqila datang dengan tatapan tajamnya menatap Sagara kesal. Semua orang boleh takut pada Sagara, tapi tidak dengan Aqila.

"Lo nyuruh temen gue ngerjain tugas lo? Gila lo ya!" Aqila memicingkan matanya tajam, "Aluna tuh tadi malam udah begadang ngerjain laporan tugas kelompok gue dan lo malah nyuruh dia ngerjain tugas lo! Liat nih mukanya pucat begini!"

Aqila mengalihkan tatapannya pada Aluna. "Lo tadi malam nggak makan kan Na? Tapi tadi lo udah sempat sarapan kan?"

"Nggak sempat."

"Tuh kan! Ini semua gara-gara lo!" Aqila menunjuk Sagara dengan jari telunjuknya, "mulai hari ini Aluna berhenti kerja di lo, gue bayar lunas utangnya Aluna."

Buku tugas Sagara yang berada di pelukan Aluna, Aqila ambil. Ia mengembalikannya pada Sagara sebelum menarik Aluna menjauh dari sana. Rahang Sagara mengeras, matanya tak lepas dari sosok yang paling menyebalkan bernama Aqila itu.

Dikira Sagara bakal melepas Aluna begitu saja dengan gampangnya?

Ponsel Sagara berdering, membuat pandangan Sagara beralih dari punggung Aqila ke ponselnya. Nama Nesya terpampang di sana, membuat Sagara cepat-cepat mengangkat telfonnya.

"Halo?"

"Halo Sagara, malam ini Sagara yang nemenin kan? Logan udah kemarin, hari ini jadwalnya Sagara kan?" ocehnya dari sebrang sana.

love me wellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang