17 | you'll never feel sorry for the way i hurt

58 9 10
                                    

"Ini soal apa Sagara?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ini soal apa Sagara?"

Niat hati ingin berbaring di ranjang empuknya, tapi Sagara malah menyuruhnya untuk mengerjakan tugas. Sudah pusing, tambah pusing lagi. Di sinilah mereka, di coffee shop yang berada tak jauh dari sekolah, saking dekatnya mereka bisa berjalan kaki menuju ke sini. Aluna meringis, takut ada yang melihat mereka dan berpikir aneh-aneh. Tapi Aluna lebih takut kena masalah lagi karna berduaan sama Sagara.

"Lo nggak punya pacar kan?" tanya Aluna membuat Sagara mengernyit, "siapa tau punya. Nanti gue diserang lagi sama orang gara-gara berduaan sama pacar orang."

Sedetik setelah mengatakan itu, Aluna langsung bungkam. Secara tidak langsung ia memberi tahu Sagara kalau dirinya sudah diserang sama orang lain karna berduaan sama pacar orang! Alias itu adalah Darel. Sagara pun pasti tau kalau dirinya dan Darel sudah lumayan dekat.

"Bilang aja naksir."

Celetukan Sagara sukses membuat Aluna tertawa kecil. Huh, untung saja laki-laki itu tidak menyadarinya.

Oke, kembali ke soal.

Soal yang tertera di kertas A4 ini sama sekali Aluna belum pernah lihat sebelumnya. Ada beberapa yang sudah, tapi kebanyakan belum. Siapa yang memberikan soal ini pada Sagara? Memangnya materi di kelas Sagara lebih cepat daripada di kelasnya? Mentang-mentang kelas Sagara itu Mipa 1 dan ia Mipa 4!

"Ini soal apa? Kok banyak yang gue belum pernah liat?" Aluna membolak-balik kertas itu memastikan soal-soal yang berada di sana.

"Kerjain aja."

Pesanan mereka datang, dua mangkok bakmie, air mineral botol untuk Sagara dan strawberry smoothie untuk Aluna.

"Tapi makan dulu."

Aluna mengalihkan pandangannya, menatap bakmie yang cukup menggugah seleranya. Seharian ini ia hanya sarapan. Itu pun sedikit, siapa yang tidak lapar kalau begitu?

"Buat gue?" tanya Aluna lagi memastikan bahwa bakmie ini benar-benar untuknya. Lagian, Aluna tidak memesan bakmie ini tadi.

"Makan."

Tak ada lima menit, bakmie punya Sagara sudah habis bersih. Laki-laki itu merogoh sakunya, mengeluarkan plester yang ia beli bersamaan dengan sebatang rokok di warung samping tadi. Plester itu Sagara lempar ke meja, lebih tepatnya ke Aluna. Dari mangkuk bakmienya, mata Aluna beralih menatap plester yang Sagara lempar tadi.

Huh?

"Buat gue?"

Bukannya menjawab, Sagara lebih memilih untuk membakar rokoknya lalu menghisapnya pelan. Sagara juga merokok, tapi tak sesering Logan. Mungkin karna sekarang lebih ke 'tidak ada waktu' untuk merokok kali ya? Atau Sagara malah merasa paru-parunya lebih lemah saat pemanasan lari mengelilingi lapangan?

Taekwondo sepertinya membuat hidup Sagara lebih sehat dari sebelumnya. Bagaimana tidak? Selesai latihan, Sagara lelah dan terlelap sehabis membersihkan diri dan makan malam. Paginya, ia bangun untuk sekolah. Begitu setiap hari. Sampai Sagara tak ada waktu untuk merokok ataupun nongkrong bersama Dicky dan temannya yang lain.

love me wellWhere stories live. Discover now