13 | intentions

48 11 6
                                    

Pertanyaan Darel terus menerus berputar di kepalanya tanpa henti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertanyaan Darel terus menerus berputar di kepalanya tanpa henti. Bahkan Aluna sampai tak bisa fokus pada pelajaran Kimia yang seharusnya Aluna perhatikan agar nilai Kimianya bagus. Masuk ke bangku SMA, Aluna baru sadar kalau ia lemah di mata pelajaran Kimia, jadi dia harus berusaha lebih keras untuk mata pelajaran itu. Tapi Darel malah memenuhi pikirannya. Bel istirahat berbunyi, Aluna menghela nafasnya sembari menutup wajahnya.

Darel, kenapa sih harus semenarik itu? Aluna sampai tertarik.

Saat Aluna membuka kedua tangannya, yang pertama kali Aluna lihat adalah wajah Darel yang sedang tersenyum manis, sangat manis. Aluna sampai meleleh dibuatnya.

"Aluna," panggil Darel pelan, "ke kantin yuk! Kita makan bakso."

Belum sempat Aluna menjawab, Aqila sudah lebih dulu menyambar. "Yah, gue sama siapa dong ke kantinnya?"

"Yaudah kita bertiga deh."

Akhirnya, mereka bertiga sampai di kantin lebih cepat sebelum semua meja di kantin penuh. Mereka memilih duduk di meja yang paling ujung, agar tidak terlalu menjadi pusat perhatian. Tapi kedatangan Yania dengan suara hebohnya membuat meja itu seketika jadi pusat perhatian dalam hitungan detik. Aluna langsung menunduk, menyembunyikan wajahnya dengan rambutnya. Sementara Aqila menanggapi Yania dengan sama hebohnya.

"Guys!"

"Apa, apa, apa?"

"Ada apa?" tanya Aluna ikutan kepo setelah orang-orang tak lagi melihat ke arah mereka.

Sebelum memulai ceritanya, Yania duduk di samping Aluna, mencondongkan tubuhnya agak ke depan. "Kalian tau Kak Ghea?"

"Kak Ghea siapa?" tanya Aluna yang memang tak mengenal siapa-siapa di sekolah ini.

"Gue tau," jawab Darel, "Leader cheers kan?"

Yania menganga. "Eh lo kok tau? Tukang gosip juga ya lo?"

"Nggak!" bantah Darel, "gue cuma suka nguping aja."

"Back to the topic," ujar Yania, "Kak Ghea itu yang cantik, baik, pinter dan lemah lembut itu dipermalukan sama Sagara!"

"Sagara? Kenapa dia?"

"Katanya sih Kak Ghea tadi pagi nawarin roti ke Sagara, tapi rotinya malah dijatohin sama dia dan nggak ke makan."

"Ish jahat banget! Iblis!" ujar Aqila.

"Iya kan," timpal Yania, "padahal Kak Ghea juga nawarinnya baik-baik."

love me wellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang