34 | by my side

59 13 15
                                    

Kalau mau dihitung semenjak kejadian adu mulut di apartemen malam itu, mungkin sudah dua minggu lebih Sagara menghindarinya

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Kalau mau dihitung semenjak kejadian adu mulut di apartemen malam itu, mungkin sudah dua minggu lebih Sagara menghindarinya. Entah karna memang sengaja atau Sagara tersinggung karna ucapannya malam itu. Tapi Sagara tak pernah menganggunya sama sekali seperti dulu. Karna sering bolos dan tak pernah ikut latihan rutin Taekwondo lagi, Aluna jadi tak pernah mencuci baju Taekwondo Sagara lagi dan tak pernah mengerjakan tugas Sagara lagi. Dan kini Aluna sedang merasa bersalah pada Sagara karna mungkin perkataannya malam itu terlalu jahat untuk orang yang baru saja kehilangan sahabatnya?

Entah apa yang ada dipikiran Aluna malam itu, tapi jujur Aluna sangat kesal melihat Sagara menyakiti dirinya sendiri dengan cara mabuk-mabukan. Rasanya Aluna ingin menyadarkan Sagara dan membawa Sagara kembali ke jalan yang benar, bukan ke arah sana. Tapi Aluna tidak bisa lagi ikut campur, Sagara sendiri yang mengatakan bahwa Aluna tak perlu ikut campur dalam masalah ini.

Tapi tanpa Aluna atau Sagara sadari, mereka berdua mulai mengikat tali pada satu sama lain dengan simpul yang sangat erat sampai mereka berdua tak bisa melepas satu sama lain. Mau apapun yang Sagara lakukan di luar sana, Sagara akan selalu berakhir di tempat ini. Berdiri di hadapan pintu dan memencet tombol yang berada di gagang pintu.

"Aluna," panggilnya pelan.

Aluna berlari kecil menghampiri Sagara saat laki-laki itu hampir saja terjatuh di lantai kalau saja Aluna tidak langsung menahan tubuh Sagara yang sudah oleng. "Lagi?" tanya Aluna sembari menghela nafasnya kasar.

Sagara tersenyum tak bersalah dengan kedua pipinya yang memerah itu. "Peluk," ucapnya sembari melingkarkan kedua tangan di pinggang Aluna dan menenggelamkan kepalanya di lekukan leher Aluna.

Jantung Aluna berdebar sangat kencang sekarang, bahkan mungkin Sagara juga bisa mendengar debaran jantungnya saking kencangnya. Aluna hanya diam di tempatnya, membiarkan Sagara mendekapnya. Tangan Aluna yang tadinya diam di sisi tubuhnya, kini diarahkan oleh Sagara agar melingkar juga di tubuh Sagara, membalas pelukan laki-laki itu. Perlahan tangan Aluna bergerak, mengusap lembut punggung Sagara, membuat Sagara memejamkan matanya nyaman.

"Udah cukup maboknya Sagara," ucap Aluna pelan, "banyak hal yang bisa lo lakuin untuk nyembuhin luka lo."

"Gimana caranya?" tanya Sagara, "cuma pas mabok gue bisa tidur nyenyak tanpa rasa sakit sedikit pun."

"Gue nggak tau," jawab Aluna pelan, "tapi kita cari tau bareng-bareng ya, Sagara? Gue bakalan selalu ada di samping lo."

Sudah hampir setengah jam Aluna hanya duduk diam di sisi sofa sembari memperhatikan raut wajah Sagara yang sedang tertidur dengan lelap. Ia tau, bukan cuma kepergian Nesya yang membuat Sagara jadi sehancur ini. Tapi pasti ada masalah yang Sagara pendam sendiri dan tak mau ia bagi ke siapapun itu. Aluna pernah merasakannya, rasanya sangat menyesakkan, makanya Aluna ingin membantu Sagara. Walaupun Sagara sudah melakukan hal itu padanya, tapi Aluna juga tak bisa menutup mata bahwa selama ini Sagara sudah sangat baik padanya. Satu kesalahan itu tak bisa menutup semua kebaikan yang telah Sagara lakukan.

love me wellजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें