35 | i dont wanna be okay without you

57 12 13
                                    

"Gar, dimana?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gar, dimana?"

"Kenapa?"

"Sini nongkrong di tempat biasa. Sisa lo yang belum dateng."

"Nggak bisa," jawab Sagara, "gue ada janji sama Aluna."

Jendela mobilnya diketuk, membuat Sagara langsung membuka kaca jendela mobilnya setelah mematikan sambungan telfon. "Kenapa? Ayo naik."

"Nggak mau. Takut."

"Kenapa takut? Kan ada gue."

Aluna hampir tersenyum menanggapi ucapan Sagara, tapi sedetik kemudian, perempuan itu kembali menggeleng. "Nggak mau. Masa belajar mobil pakai mobil ini?"

"Kenapa emangnya?" Sagara bertanya balik, "kan sama aja. Mobil ini juga manual."

Bukan masalah manual atau maticnya, tapi ini masalah merk mobilnya! Yang kalau tergores satu titik pun, servisnya bisa mencapai gaji Aluna satu bulan. Aluna juga menyesal sudah mengatakan hal itu pada Sagara. Padahal tadi Aluna bercanda, tapi Sagara menanggapinya dengan serius.

Awalnya, mereka sedang menonton film kartun cars, tentang mobil berwarna merah yang suka balapan itu. Dan Aluna menyeletuk tanpa sadar, "keren, jadi pengen bisa bawa mobil juga. Biar bisa balapan," ucap Aluna sepuluh menit yang lalu. Dan di sinilah ia sekarang. Duduk di kursi kemudi mobil sport milik Sagara yang kebetulan juga Sagara ke sini naik mobil ini! Kenapa sih Sagara ke sini harus naik mobil? Biasanya juga naik motor kesayangannya itu. Bahkan saat sudah duduk di kursi kemudi itu pun, Aluna masih menyesali perkataannya sepuluh menit yang lalu.

Jantung Aluna berdegup dengan kencang membayangkan bagaimana ia mengganti uang ganti rugi saat ia menabrakkan mobil ini ke pohon? Atau tak sengaja menyenggol kendaraan lain yang membuat Aluna jadi harus ganti rugi dua kali lipat.

"Aluna," panggil Sagara membuat Aluna sadar dari lamunannya dan gelagapan menyahuti Sagara. Sagara tertawa kecil lalu menunjuk ke arah samping kursi Aluna, "seatbelt please."

"O-oh iya," ucap Aluna sembari memasang seatbeltnya itu, "Sagara kalau nabrak—"

"Jalan dulu."

"Tapi kalau nabrak—"

"Nyalain dulu mobilnya."

Dengan tangan yang sedikit gemetar, Aluna memencet tombol bertanda on itu hingga membuat mobil ini menyala. Baru seperti itu saja Aluna sudah takut, bagaimana kalau sudah jalan nanti? Takutnya Aluna malah menginjak pedal gas kuat-kuat.

"Di bawah ada tiga pedal," ucap Sagara menunjuk pedal di dekat kaki Aluna, "kopling, rem sama gas. Sekarang injak full koplingnya, lo belajar pindahin gigi dulu."

Aluna sama sekali tidak bergerak, ia hanya menatap tuas persneling itu, sama seperti yang Sagara lakukan. Hal itu membuat Sagara tersenyum geli. Ia mengambil tangan Aluna, mengarahkannya ke tuas persneling lalu memindahkannya ke gigi satu dan seterusnya. "Ini gigi satu, ini dua, tiga empat, lima, yang ini buat mundur."

love me wellWhere stories live. Discover now