39| Suasana yang panas

12.8K 759 13
                                    

Kaki jenjang itu berjalan perlahan ke arah Rahza dan jefan sembunyi.

"Div! Kita gak dapet rahza dimana!" ujar Anis, salah satu siswi.

Kaki itu berhenti melangkah, ketika mendengar suara Anis. Dia melihat ke belakang banyak siswi dan siswa yang gagal mencari keberadaan rahza.

"Gue juga! Kita gak lihat dia sama sekali"

"Kalian pasti gak becus cari dia! Gue gak mau tau alasan kalian apa! Intinya. Kalian harus dapetin dia gimana pun caranya!"

Mereka yang mendengarnya terdiam.

"Udah ayo! Malah diem aja! Buruan cari! Nunggu apaan!" lanjutnya, dengan suara lantang.

Mereka kini kembali mencari Rahza. Yang tadinya dia ingin mendekat ke ruangan kosong itu. Kini niatnya ia urungkan.

~~~

"Lo gak capek cari masalah terus sama gue, bisa gak sih lo gak usah cari masalah terus!"

"Kalau bukan karena gue, udah habis hidup lo sekarang juga!"

Gadis itu hanya berdecih pelan, "Bukannya bagus kalau gue mati? Gue juga udah tau, kalau lo pengen banget gue mati kan?"

"Nunggu apa lagi sih? kenapa tadi harus lo cegah gue?" kakinya kini melangkah berjalan pergi menjauh dari jefan. kini ia berjalan menuruni anak tangga satu persatu.

Dia yang melihat gadis itu berjalan menjauh, "Gue gak mau lo mati di tangan dia" batin jefan.

~~~

"Rahza kemana sih dari tadi di cari gak ada, udah mirip banget kek jelangkung" Ujar Alana

Yang lain sibuk cari Rahza, yela malah sibuk makan cokelat silverqueen. Pemberian dari pacarnya. Bibirnya aja banyak bekas cokelat menempel di tepi bibirnya.

"Mungkin je rahza ke badam. Tadi bukanye' rahza sakit ye?" Ujar Yela dengan wajah polosnya.

"Badam apaan?" tanya reta.

"toilet."

"Ke toilet masak selama itu yel" tanya alana

"Bise jadi je'. Kenape' kita tak cek badam tu"  ujar yela sambil memakan cokelat.

"Eh pinter juga lo! Kenapa gue baru sadar sekarang" ujar alana dengan heboh sendiri.

"Yaudah yuk nunggu apalagi. Kita cari sekarang!" Ujar Reta.

Yela yang kecapean keliling sekolah cari Rahza. Dia duduk sejenak di kursi panjang depan kelas anak kelas 10 MIPA 5 di lantai dua. Sambil meminum es jeruk yang ia beli di kantin.

"Yel ayok! kok malah duduk sih" ujar alana

"Ih.......penat lah. kenape' tak duduk dulu? penat tau." wajah gadis itu benar-benar polos tapi juga menjengkelkan. 

~~~

Kaki jenjang Rahza berjalan melewati lorong sekolah yang begitu ramai. Salah satu siswi membawa tongkat bisbol gak sengaja melihat Rahza. 

"DIA DI SINI!!" Teriakan gadis itu yang lantang, membuat para siswa dan  siswi yang membulinya berlari beriringan menghampiri Rahza.

Reflek dia menoleh ke arah belakang, banyak siswa berlari menuju ke arahnya. Naura gadis yang berteriak tadi dari depan dia berlari ke arahnya. ia melambungkan pukulan dengan tongkat bisbol yang dia bawa. Karena Rahza yang lalai, pukulan itu dengan mudah memukul kepalanya.

Pukulan itu melambung tinggi sampai mengenai kepalanya. Kepala itu berlumuran darah, cairan merah  gelap terus keluar dari kepalanya. Ya jelas, pukulan yang kencang tak berefek ke dirinya. Walaupun darah terus keluar.

sweet but fierce (REVISI)Where stories live. Discover now