25| Rahasia?

15.3K 954 1
                                    

Andriana dan Vita juga berjalan pergi menjauh dari tempat itu, mereka ingin menghampiri ke arah Nicole dan Tiger.

Kaki jenjang Rahza melangkah menjauh dari Diva, baru saja dia melangkah dua kali, tangan Rahza langsung di tarik Diva.

Dia yang merasa tangannya di tarik Diva, langkah kakinya seketika berhenti, dia membalikan badannya kembali menatap Diva dengan dingin.

"Siapa yang suruh lo datang ke sini?!" Diva menatap Rahza dengan tajam, dia tak ingin kehadiran Rahza ke acara spesialnya.

"Kok lo malah balik tanya. Bukannya lo yang undang gue?"

Diva yang mendengarnya menjadi bingung, jelas-jelas dia membenci Rahza, gimana bisa dia mau mengundang kehadiran Rahza, melihat muka Rahza aja dia udah pengen marah.

"Sejak kapan gue undang lo! Lihat muka lo aja gue males"

"Gue lebih males lagi, kalau gue lihat muka lo. Setiap gue lihat muka lo, gue malah serasa lihat seorang iblis yang tak punya hati nurani sedikitpun"

Diva yang mendengarnya, matanya membuka lebar kaget, dia bingung apa maksud Rahza menyebutnya seorang iblis tanpa hati nurani, "Apa! maksud lo?!"

Bentakan Diva ke Rahza, membuat semua orang yang tadi fokus menikmati hidangan, kini malah menatap ke arah mereka berdua.

Rega sebagai kakak dari Diva, dia langsung mendekat ke arah adiknya itu.

Tatapan Rahza yang tadi dingin, kini berubah menjadi begitu tajam, dia ingin melepaskan amarahnya ke Diva saat itu juga, tapi dia sadar, kalau dia lakukan pembalasan malam ini juga, itu perbuatan yang terlalu gegabah.

Para anak Dragontrail yang melihat Rega berjalan ke arah Diva, mereka mengikuti Rega dari belakang. Kini Jefan berdiri di samping Rega, Tiger di samping Jefan, Bara di samping kanan Diva, Tara di samping Bara.

Dia kini juga menatap ke arah Rega yang berdiri di samping kiri Diva, "oo.... Gue tau. Lo pengen gue sebut malaikat bukan?" Rahza menaikkan satu alisnya.

"Eh enggak-enggak, bukan malaikat. Lebih tepatnya, malaikat maut" lanjut Rahza dengan tersenyum licik ke Diva.

Diva yang tak terima mendengar hinaan itu, tangannya ingin menampar ke pipi Rahza.

Dengan gesit, tangan Rahza langsung mencengkram tangan Diva dengan kuat. Sampai membuat gadis itu sulit menggerakkan tangannya untuk melepaskan, cengkraman yang begitu kuat.

"Kalau lo gak ingin di sebut malaikat maut, lo gak seharusnya cabut nyawa manusia yang mendahului seorang malaikat maut"

"Lo pikir diri lo pantas di sebut sebagai malaikat? Gak akan. Diri lo udah banyak berbuat dosa, lo gak pantas di sebut sebagai malaikat, tapi sebutan iblis lebih pantas buat lo, yang udah berbuat dosa yang begitu banyak di muka bumi ini. Seandainya malaikat bisa berbicara sama lo, mungkin malaikat akan tertawa ngelihat kelakuan menjijikan dari diri lo, kelakuan seorang syaiton lebih pantas di sebut sebagai iblis, lebih tepatnya. Sebutan untuk lo, ratu Diva Malvericks" lanjut Rahza.

Rahza langsung menarik tubuh Diva mendekat ke tubuhnya, dia mendekatkan bibirnya ke telinga Diva, untuk membisikan suatu hal yang membuat Diva benar-benar ketakutan. "Jangan pernah Lo berani sentuh tubuh gue sedikitpun, kalau lo berani melanggar perintah itu. Gue akan bongkar rahasia terbesar yang lo sembunyikan dari semua orang, kalau rahasia itu terbongkar, seorang Rega Malvericks gak akan mau melindungi lo lagi, begitu pula dengan seorang Jefan Blanco, dan anak Dragontrail"

Diva yang mendengarnya langsung terdiam, badannya tiba-tiba bergetar, dia berjalan mundur menjauh dari Rahza.

Rahasia yang disembunyikan Diva dari semua orang, video tentang pembulyan terhadap Bintang, banyak video yang tak harus di layak untuk di tonton.

Video yang paling di takuti Diva, video ketika dia menjebak Bintang ke klub malam bersama Andriana dan Vita.

Apalagi di dalam video itu ketika Diva dan Bintang berhubungan badan, tanpa di sadari Bintang yang mabuk.

Karena kelakuan Diva yang disengaja karena nafsu, membuat Bintang ketakutan, dan depresi, sampai membuatnya bunuh diri.

Setelah kematian Bintang, dua bulan setelah kejadian itu, Diva menjadi hamil muda, tapi karena dia masih gak ingin menjadi mama muda, apalagi nanti nama baiknya tercemar, dia meminum obat penggugur kandungan sampai membuat bayi di kandungannya meninggal.


Rahza yang mengetahui Diva mundur, dengan cepat dia menarik tubuh Diva lagi, dia kembali mendekat ke telinga Diva untuk membisikan kedua kalinya, "Kalau lo berani bilang soal ini ke siapapun, siap-siap hidup lo akan hancur"

Jefan yang melihat Rahza seperti menahan rasa amarah, dia langsung menarik tangan Rahza untuk pergi dari sana.

Rahza yang di tarik oleh Jefan, dia langsung melepaskan genggaman tangannya memegang tangan Diva.

Rega yang melihat kondisi adiknya seperti tidak baik-baik aja, dia menjadi sedikit khawatir akan kesehatan adiknya.

"Lo gapapa?!" Rega memegang tubuh Diva yang masih bergetar ketakutan.

Wajah Diva juga berubah menjadi pucat, "Aku ke toilet bentar ya kak" Diva langsung berlari dari tempat itu, dia ingin menuju ke toilet.

Rega menatap ke arah adiknya yang sudah berjalan menjauh dari sana, tatapan ketakutan dan kekhawatiran tak bisa di tutupi dari diri Rega.

°°°

GO NEXT

sweet but fierce (REVISI)Where stories live. Discover now