64| Sapu tangan biru

10.1K 727 19
                                    

~~~

Gio memasuki ruangan yang sangat minim pencahayaan, walaupun terlihat matahari telah terbit. Jefan masih terlihat sangat lemas, karena semalam di gebukin hingga babak belur. Gio tetap penampilan seperti biasanya, baju setelan hitam dengan topeng khas miliknya.

Senyuman di wajahnya mengambang di wajah Gio. Dia sangat bahagia, melihat kondisi mereka berdua yang seperti saat ini. Cowok itu mendekat ke tubuh Jefan, di sana dia masih kondisi pingsan, dengan posisi bersandar di dinding. Banyak darah di mana-mana, begitu pula dengan tubuh mereka berdua.

Dengan kasar Gio menendang tubuh Jefan. Sampai membuat cowok itu terbangun dari pingsannya. 

"Bangun lo!" Teriak Gio, sambil menendang tubuh Jefan yang tergelatak tak berdaya.

Matanya terbuka perlahan-lahan. Dia melihat sosok asing yang tak ia kenal, ingin bangun aja tubuhnya terasa sakit. Bahkan mengeluarkan suara aja, sangat kesulitan. 

Diva sendiri yang berada di atas kursi, masih dengan posisi sama di ikat. Dia benar-benar gak tega melihat kondisi Jefan, bahkan lebih parah darinya. 

Gio jongkok di depan tubuh Jefan, agar menyamai tinggi badannya. Lalu mencengkram dagu Jefan dengan kuat, dengan mengangkat kepalanya agar menatap kedua mata Gio.

Amarah cowok itu makin meledak, melihat mata Jefan. Dia melepaskan cengkraman itu dengan kasar, lalu memukul kepala Jefan tanpa ampun.

Gadis itu semakin merasa bersalah lagi, dia hanya bisa menangis dalam kondisi terikat.

Setelah memukul Jefan dengan puas, dia malah tertawa riang, sambil bertepuk tangan. "Gue suka lihat lo kayak gini Jefan. Ini yang paling gue tunggu-tunggu" ujarnya dengan tersenyum sinis.

"Salah kita apa? Kenapa lo lakuin ini semua?" Tanya dengan nada lirih, yang masih lemas.

Mendengar perkataan itu keluar dari mulutnya, emosi Gio makin memuncak. Dia menghantam wajah Jefan tanpa belas kasihan, sampai sudut bibirnya berdarah. 

"Argh..." Gio berteriak dengan lantang, sambil memukuli tubuh Jefan tanpa ampun.

Setelah memukul tubuh Jefan sampai parah, membuatnya merasa lega. "Gue gak akan biarin kalian bebas. Sebelum hukuman, kalian dapatkan!" Bisiknya dengan lirih. Langkah kakinya berjalan keluar, meninggalkan mereka berdua di ruangan itu.

~~~

Seluruh anak dragontrail berkumpul di markas, untuk membahas soal hilangnya Diva dan juga Jefan. Mereka semua sangat gelisah, apalagi mereka semua telah melihat rekaman Diva yang telah viral. Dengan kondisi tubuh gadis itu, sangat memprihatinkan.

"Sekarang, kita harus cari siapa pelakunya!" Ujar Ergan yang tengah duduk di kursi, tepat samping Nicole. Ergan terlihat begitu santai, dengan menghisap putung rokok.

"Caranya?" Tanya Tara yang bingung.

Anggota tertua mereka terlihat begitu santai, di banding anggota inti yang selalu gelisah. Ergan beranjak dari tempat duduknya, dia berdiri di depan papan putih, yang selalu mereka gunakan untuk memasang strategi.

Ia mengambil spidol papan berwarna hitam. Lalu menuliskan, nama BINTANG.

 Lalu menuliskan, nama BINTANG

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
sweet but fierce (REVISI)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora