9| Perlawanan

20.9K 1.3K 8
                                    

Rahza duduk di kantin sendirian, semua teman-temannya pada menjauh, begitu juga dengan keempat sahabatnya.

Kepergian keempat sahabatnya memang di suruh Rahza agar tidak mendekat ke dia. Supaya mereka tak di sakiti oleh segerombolan pengikut Jefan.

Rahza memakan bakso dengan nikmat dan es teh di atas meja, terletak di samping mangkok bakso sebelah kanan. Rahza beranjak dari tempat duduknya, dia ingin kembali ke kelas, karena baksonya telah habis.

Dari arah berlawanan. Diva berjalan mendekat ke Rahza bersama kedua sahabatnya. Diva melirik ke arah lengan Rahza, yang di balut dengan perban yang banyak, dia juga melihat ada hansaplast milik Jefan.

Hansaplast milik Jefan berbeda dengan yang lain, terlihat di hansaplast itu, ada ukiran gambar naga kecil.

Diva menatap Rahza dengan tajam, dia cemburu melihat hansaplast milik Jefan terpasang di tangan Rahza.

"Berani banget lo, pakai hansaplast itu! lepas sekarang juga! Itu milik gue!" Diva memaksanya melepaskan hansaplast yang melekat di perban Rahza.

Rahza langsung menyingkirkan tangannya, dari genggaman diva, yang ingin melepas hansaplast miliknya.

"Lo gila ya?! Tiba-tiba datang marah gak jelas?! Stres lo?!" Rahza pergi meninggalkan diva.

Tapi dengan cepat Diva memegang pergelangan tangan Rahza, tangan kirinya sudah mengepal kencang, Diva rasanya, ingin memukul mulut Rahza.

Rahza melepaskan genggaman tangan Diva, dia langsung pergi gitu aja meninggalkan Diva dan kedua sahabatnya.

~~~

Rahza duduk tangga lapangan, untuk para murid yang biasanya, mereka buat duduk menonton pertandingan bola basket.

Di belakang Rahza ada tiga siswi, yang menyiram tubuh Rahza, dari atas kepalanya, dengan air comberan.

Rahza terdiam, tiga siswi itu malah tertawa senang, ketika mereka telah membuli Rahza.

Mereka langsung pergi sambil memperbincangkan Rahza, yang berbau air comberan. Rahza berdiri dari tempat duduk, dia menatap mereka bertiga dengan tajam.

"WOI!!" Teriakan Rahza begitu lantang, membuat ruangan itu menggema.

Tiga siswi itu seketika berhenti berjalan, mereka membalikan badan mereka.

Tiga siswi-Filla, Fia, Rere. ini menatap Rahza, seperti meremehkan dia, Rahza berjalan menghampiri ketiga siswi itu, dengan rasa penuh amarah.

Matanya terlihat begitu tajam menatap mereka, satu persatu, tangannya mengepal begitu kencang.

"Emang lucu?!" Tanya Rahza dengan serius.

Fia menutup hidungnya karena mencium bau Rahza, yang begitu bau, "bau banget... , lo udah mandi belum sih" ujar Filla dengan berani ke Rahza.

Fia dan Rere tertawa melihat hal itu, mereka juga menutup hidung mereka.

Mereka bertiga membalikan badan, saat mereka akan berjalan meninggalkan Rahza, dengan gesit, Rahza menjambak rambut Filla dari belakang, dengan kencang.

Jambakan Rahza yang kencang, membuat Filla meringis kesakitan, Rere dan Fia yang melihat hal itu ketakutan.

Mereka gak menyangka Rahza akan melawan mereka, Filla menangis, dia kesakitan ketika rambutnya di Jambak Rahza dengan kuat.

Bahkan, Filla berusaha memberontak untuk melepaskan tangan Rahza, dari rambutnya, tapi hasilnya nihil, Rahza memegang rambut Filla dengan sangat kuat.

"Sakit... Lepasin gue..." Air mata Filla menetes perlahan, membasahi pipinya.

sweet but fierce (REVISI)Where stories live. Discover now