31| Kaki Bara

14.9K 742 12
                                    

~~~

Cowok berbadan tinggi besar, dia membuka pintu kamar dengan ukiran mawar di depan pintu, pria itu memasuki kamar yang begitu luas, dengan nuansa kamar yang di beri cat warna monokrom (gelap-natural).

Rio menutup kembali pintu kamar itu, dia mengelilingi kamar adik kesayangannya, saat melihat rak buku begitu besar, dia bingung, sejak kapan ada rak buku yang begitu tinggi sampai menyentuh langit-langit.

Dia juga tau, kalau Rahza memang menyukai membaca buku, tapi di rak itu, terdapat buku yang lebih banyak, Rahza memang suka baca buku, tapi dia tak pernah membaca buku sebanyak ini.

Cowok itu menyentuh rak buku di sana, tangannya tiba-tiba merasa ada yang mengganjal ketika menyentuh salah satu buku, saat dia memperhatikan buku hitam yang dia rabah.

Dia langsung mengetahui, kalau buku itu hanya buku pajangan, bukan buku asli, Rio lagi-lagi merabah buku itu dengan teliti, di sana dia baru menyadari, ada kunci di balik buku itu, dia langsung mengambil kunci yang terpasang di buku hitam yang dia rabah.

Matanya melihat buku di sana satu-satu dengan teliti, dia melihat ada lubang kunci, tanpa pikir panjang dia memasukan kunci yang dia bawah, lalu dia memutar kunci itu sampai rak buku yang tinggi terbuka.

Rio berjalan perlahan-lahan memasuki ruangan yang begitu gelap, tanpa ada penerangan sedikit pun.

~~~

Gadis itu bingung kenapa cowok di depannya malah mengajak ke taman, padahal istirahat hanya sebentar, pertandingan juga akan kembali lagi.

"Lo apa-apaan sih! Tarik-tarik gue seenaknya!" Tatapan gadis itu benar-benar tajam.

"Kenapa lo gatel banget sih jadi cewek!"

Rahza yang mendengarnya terkekeh geli, dia bingung siapa yang seharusnya marah, dia kah, atau Jefan, "Harusnya gue yang marah ke lo, bukan lo yang marah ke gue!"

"Kalau lo gak tau apa-apa tentang gue, gak usah ikut campur urusan gue, mending lo urus tu kucing di rumah lo!" Baru saja kakinya melangkah ingin pergi, dengan cepat Jefan menarik tangan Rahza.

Tapi karena Rahza lebih gesit, dia menangkis perut jefan dengan keras, sampai membuat cowok itu meringis kesakitan.

"Argh" ringisan kesakitan Jefan, sambil memegangi perutnya yang kesakitan.

"Udah berkali-kali gue bilang, jangan pernah lo berani sentuh gue sedikitpun, atau lo terima akibatnya sekarang"

Kaki jenjangnya berjalan pergi meninggalkan Jefan sendiri di sana, cowok itu masih meringkuk kesakitan, kekuatan gadis itu benar-benar seperti kekuatan pria.

~~~

SMA Levania pasti menang!

Ayo ayo Levania pasti juara!

Semangat Jefan!

SMA Xegire tetap nomer satu!

Go Gio!

Ayo Gio buat sekolah kita menang!

Semangat Jefan!

Semangat Gio!

Banyak suporter yang menyoraki mereka berdua, ya, karena mereka kapten dari perwakilan sekolah masing-masing.

Pertandingan kali ini pertandingan babak tanding terakhir, untuk menentukan siapa yang akan lanjut ke babak ketiga.

Mereka semua yang menonton merasa tegang, karena pertandingan yang begitu sengit.

Cuaca juga terlihat malah semakin panas, matahari yang begitu menyilaukan mata, sampai membuat para murid yang menonton memakai kacamata hitam, kalau tidak payung.

sweet but fierce (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang