PERFECT DEMON || Day and Nigh...

By NihaOsh

4.6M 407K 176K

[17+] Kim Ara, gadis 20 Tahun yang terperangkap di Mansion mewah milik Jung Jaehyun, ketua Mafia yang bersemb... More

DEMON || 00
DEMON || 01
DEMON || 02
DEMON || 03
DEMON || 04
DEMON || 05
DEMON || 06
DEMON || 07
DEMON || 08
DEMON || 09
DEMON || 10
DEMON || 11
DEMON || 12
DEMON || 13
DEMON || 14
DEMON || 15
DEMON || 16
DEMON || 18
DEMON || 19
DEMON || 20
DEMON || 21
DEMON || 22
DEMON || 23
DEMON || 24
DEMON || 25
DEMON || 26
DEMON || 27
DEMON || 28
DEMON || 29
DEMON || 30
DEMON || 31
DEMON || 32
DEMON || 33
DEMON || 34
DEMON || 35
DEMON || 36
DEMON || 37
DEMON || 38
DEMON || 39
DEMON || 40
DEMON || 41
DEMON || 42
DEMON || 43
DEMON || 44
DEMON || 45
DEMON || 46
DEMON || 47
DEMON || 48
DEMON || 49
DEMON || 50
DEMON || 51
DEMON || 52
VOTE COVER
INFO PO
SHOPEE (TERBATAS!!)
SHOPEE MALAYSIA
READY STOCK TERBATAS!
[NEW COVER] OPEN PO KUOTA TERBATAS
Link Shopee Perfect Demon

DEMON || 17

85.3K 7.6K 2.9K
By NihaOsh

Spam Komen lagi yaa.
Jangan lupa Vote juga.

Makasih banyak 😍😍🤗🤗

Maaf kalau banyak Typo, aku gak baca ulang.

.
.
.
.

"Wow! Siapa ini?"

Minjeong terkejut ketika sedang membersihkan dapur ada adik dari tuan rumahnya.

"Selamat pagi, tuan" sapa Minjeong pada laki-laki itu, yang tak lain adalah Lucas.

"Pagi, siapa namamu? Kamu maid baru?"

"Iya, Tuan. Nama saya Kim Minjeong"

"Berapa umur kamu?"

"19 tahun, tuan"

"Ah, umur 20 tahun baru legal" gumam Lucas pada dirinya sendiri, namun Minjeong tak mendengar jelas.

"M-maaf tuan?"

"Oh enggak, kamu udah selesai bersihin dapurnya?"

"Sudah tuan"

"Kalau begitu, temenin aku disini. Nanti kamu bantuin aku buat kue ya? Ini buat vlog yang bakal aku upload di Web" ujar Lucas dengan santai, seraya menyiapkan kameranya di atas meja.

Minjeong yang mendengar itu terlihat bingung.

"Maaf tuan?"

Lucas menoleh dan tersenyum. "Hm kamu kan cantik, nanti aku bayar deh. Kamu nanti masuk ke vlog-ku dan bantu aku bikin kue"

"Saya akan membantu, tidak perlu dibayar"

"Waw, gadis yang baik. Kabarin aku kalau kamu udah 20 tahun ya?"

Minjeong hanya mengangguk kaku, namun ia terlihat tidak mengerti.

"Ngomong-ngomong, kenapa harus membuat kue? maaf tuan" tanya Minjeong dengan hati-hati.

"Santai aja, kamu bebas nanya apapun. Sebenarnya aku itu laki-laki terkenal di kampus. Gadis-gadis disana mau aku bikin kue buat vlog selanjutnya"

Minjeong terlihat menahan senyum. "Oh iya, Tuan"

"Kalau begitu, ayo kita mulai. Aku gak tau bahannya bener atau enggak" ujar Lucas seraya mengeluarkan semua bahan-bahan dari dalam totebag, dibantu oleh Minjeong.

"Kamu tau? Kenapa aku lebih milih minta bantuan sama maid disini?" Tanya Lucas.

"Tidak. tuan. Kenapa?"

"Karena maid di rumahku udah berumah tangga semua, sedangkan disini banyak yang masih muda, tapi setelah lihat kamu, kamu yang paling muda dan paling cantik"

"Hm t-terimakasih, Tuan"

Lucas tersenyum. "Ayo mulai"

"Iya, Tuan"

**

"Mhhh Jae" lenguh Ara ketika Jaehyun memeluknya terlalu erat, Jaehyun pun mengendurkan pelukannya.

"Sssttt" bisik Jaehyun.

"Aku haus" lirih Ara dengan suara serak.

Jaehyun pun terpaksa melepaskan pelukannya, Ara meringis kecil ketika sadar ia tak memakai pakaian. Sebab, semalam ia dan Jaehyun melakukan hal itu lagi.

Ara dengan cepat beranjak dari kasur, lalu memasuki toilet. Sementara Jaehyun kembali terlelap.

Ara sebenarnya malas mandi, ia hanya butuh minum lalu kembali terlelap. Namun tubuhnya terasa lengket dan tidak nyaman. Jadilah ia terpaksa mandi.

Setelah selesai mandi dan memakai pakaian, Ara menyisir surainya di depan meja rias, tepatnya memunggungi Jaehyun.

Ara meringis kecil ketika merasakan bibirnya berdenyut sakit, bahkan terlihat bengkak dan merah. Jaehyun benar-benar gila, Jaehyun melumat bibirnya yang masih luka. Teras perih.

Ara bersisir sejenak. Ia pun beranjak dari kursi tersebut, dan keluar dari kamar.

Jaehyun yang mendengar suara pintu tertutup pun membuka matanya. Ia mengubah posisinya menjadi duduk, lalu menghela nafasnya dengan kasar, ia terlihat merutuki dirinya sendiri.

Sementara itu, Ara melihat Lucas dan MinJeong yang tengah membuat sesuatu, bahkan hingg meja dapur berantakan.

Minjeong yang melihat Ara pun menatap Ara dengan cemas.

"Kalian lagi apa?" Tanya Ara.

"Oh hai, Ara" sapa Lucas sambil tersenyum kecil, lalu ia mengambil kamera yang berada di depannya dan menarik tangan Ara agar nampak di kameranya.

"Hi Guys! Ini Kim Ara, kayaknya dia calon istri kakakku. Muka lo kenapa?" Tanya Lucas setelah mengenalkan Ara di depan kamera.

Ara sontak menjauh dari Lucas ketika sadar wajahnya terlihat tidak baik-baik saja di kamera. "A-aku cuma mau ngambil minum" gumam Ara seraya berjalan menuju lemari pendingin dan mengambil air minum.

Minjeong menghampiri Ara. "Kak, Tuan Lucas berantakin dapurnya, aku takut" lirih Minjeong.

"Kan ada yang lain, nanti dibersihin. Gak akan ada yang marah selagi itu gak mgerugiin Jaehyun" sahut Ara seraya tersenyum meyakinkan, dan Minjeong mengangguk.

"Bibi park!" Panggil Ara, lalu ia menghampiri bibi Park yang tengah lewat di depan dapur.

"Bi, apa bibi tau Axton?" Tanya Ara. Bibi Park melirik gelas di genggaman Ara yang berisi air dingin.

"Nona, ini masih pagi. Nona juga belum makan" ujar Bibi Park dengan cemas.

"Aku bakal baik-baik aja Bi. Jadi, siapa Axton?"

"Kenapa Nona bertanya soal Axton?" Tanya Bibi Park dengan dahi berkerut.

Ara menghela nafas lirih, ia menatap bibi Park dengan sendu. "Bi, sebenarnya aku kehilangan adik laki-laki dua tahun yang lalu. Sekarang seharusnya dia umur 5 tahun. Aku gak tau dimana Allen, tapi Jaehyun bilang Allen bersama Axton"

Mata Bibi Park agak membola mendengar itu.

"Aku gak tau Jaehyun serius atau enggak, tapi dia bilang dia mau temuin aku sama Allen sekarang. Aku cuma bingung siapa Axton? Aku harap dia orang yang baik, jagain Allen sampe saat ini" ujar Ara yang masih terlihat sedih.

"N-nona" lirih Bibi Park.

"Kenapa Bi? Bibi tau Axton kan?" Tanya Ara, tatapan matanya benar-benar sendu, sampai bibi Park Iba melihatnya.

"Nona, sebaiknya Nona tanya Tuan Jaehyun"

"Kenapa? Bahkan Jaehyun meminta aku buat tanya yang lain"

Hal itu mambuat Bibi Park bingung. Sebab, ia dengar dulu Jaehyun pernah membawa anak kecil kemari, dan anak itu hilang, tidak ada yang melihat satupun, mungkin hanya Jaehyun yang tahu. Sampai akhirnya ada rumor diantara para pekerja, bahwa Jaehyun melempar anak itu ke kandang beruang untuk dijadikan makanan Axton.

Bibi Park tidak tahu hal itu benar atau tidak, yang pasti ia enggan memberitahu Ara. Ia takut hal itu benar terjadi dan membuat Ara bertanbah sedih dan terkejut. Bibi Park takut ada percekcokan lagi antara Ara dan Jaehyun, cukup Jaehyun nenyakiti Ara sejauh ini, dan jangan lagi.

"Bi.."

"Bibi harus kasih tau aku" ujar Ara dengan nada frustasi.

"Apa Axton orang jahat? Dia tinggal dimana? Apa yang membuat Bibi khawatir? Aku takut" lirih Ara.

"Nona-"

"Bi, kasih tau aja. Aku janji gak akan marah. Ya bi?" Sela Ara yang begitu ingin tahu.

"Hm N-nona, maafkan Bibi. T-tapi Axton adalah beruang milik Tuan Jaehyun. Dia memakan daging manusia juga" ujar Bibi Park dengan suara pelan, ia terpaksa mengatakan hal itu.

Ara yang mendengarnya terdiam dengan tatapan tak percaya, matanya memerah dan berkaca-kaca.

"J-jangan becanda" lirih Ara dengan suara gemetar.

"Jangan becanda!!" Jerit Ara tiba-tiba, hingga gelas di tangannya terjatuh dan pecah.

"Maaf, maafkan bibi" ujar Bibi Park yang mulai meneteskan air matanya.

"Axton adalah manusia, Axton yang Jaehyun bicarakan itu m-manusia" desis Ara, ia benar-benar berusaha menahan tangis ketika seluruh tubuhnya mulai gemetar ketakutan.

"Maaf Nona, itu yang bibi tahu" liri Bibi Park yang begitu merasa bersalah.

Nafas Ara memburu hebat, ia pun berlari keluar. Saat penjaga menghalangi jalannya, Ara berteriak bahwa ia ingin melihat Axton. Padal ia sendiri memiliki phobia terhadap hewan tersebut.

Arkhirmya penjaga itu memberi Ara jalan, sampai akhirnya Ara memasuki kandang beruang. Suara geraman terdengar membuat Ara menangis.

"Nona, ada apa?" Tanya Pak Yoon yang yang baru saja keluar dari toilet yang berada di sekitar kandang tersebut.

"Beruang itu, hks beruang itu memakan manusia?" Tanya Ara seray menunjuk Axton, namun tatapannya tertuju pada Pak Yoon.

"A-ada apa Nona?"

"Jawab!!" Jerit Ara yang sudah merasa kesal dan sedih.

"Beruang itu! Beruang sialan itu!! Apa pernah memakan manusia? A-ank kecil, hks. Adikku" Ara mengganti pertanyaannya.

"S-saya dengar iya pernah, tapi saya pegawai baru disini, baru 3 bulan"

Ara menangis tersedu-sedu. "Jangan berbohong hks... oh tuhan! Ini tidak benar!" Ara terus meracau, dan Pak Yoon terlihat panik.

Tak lama Jaehyun datang dengan pakaian santainya, ia memberi isyarat pada pak Yoon untuk pergi, pak Yoon pun pergi.

"Allen benar-benar kamu biarkan bersama Axton?! Kamu membunuh Allen?!" Tanya Ara seraya menghampiri Jaehyun, namun Jaehyun ganya diam dengan tatapan dinginnya.

"Jawab Jaehyun!! Jangan bikin aku takut, hks.. Jaee" ujar Ara yang terlihat begitu menyedihkan. Kedua tangannya memegang lengan Jaehyun memohon.

"Jaehyun, kalau benar apa salah keluargaku? Hks kamu tega Jaehyun! Kamu membunuh semua keluargaku!! Jerit Ara yang tubuhnya melemas hingg berjongkok di hadapan Jaehyun.

Tangisannya begitu memilukan.

"Aarghhhh Jung Jaehyun sialan!" Jerit Ara seperti orang gila, namun itu reaksi yang wajar ketika orang yang ia cintai ternyata mati terbunuh tercabik-cabik oleh beruang.

"Bangun" desis Jaehyun.

"Kamu pembunuh!!" Bentak Ara yang mulai berspekulasi bahwa Jaehyun benar membunuh Allen.

"Aku gak pernah bilang kayak gitu, bangun"

"Lalu apa Jaeee? Apa!! Kamu terus bilang kalau Allen sama Axton"

"Bangun!" Bentak Jaehyun, namun Ara tak mau mendengar. Ara begitu panik dan ketakutan.

"Ara, apa gak bisa kamu bikin aku tenang sehari aja?!" Bentak Jaehyun lagi, lalu mencengkram tangan Ara dan menariknya dengan kasar.

Ara berulang kali terjatuh, namun Jaehyun terus menyeretnya dari sana.

"KAMU PEMBUNUH!" Jerit Ara lagi, ia bahkan memukuli tangan Jaehyun yang mencengkram tangannya.

Jaehyun menyentak tangan Ara, membuat Ara menatapnya.

"Ya, aku membunuh Allen. Adikmu. Puas?"

"JUNG JAEHYUN!" Jerit Ara seraya berontak.

"Kamu memang setan, sialan!! Aku membencimu!"

"Ya, benci aku sepuasmu" desis Jaehyun. Jaehyun kembali nenyeret tubuh Ara.

"Jung Jaehyuun... aku mohon!! Jangan lakukan ini!! Jaehyun!! Jujur sama aku hks, kalau kamu bohong!" Racau Ara yang sudah tak terkontrol.

Ia menangis bahkan sambil memukuli lengan Jaehyun.

Jaehyun yang kesal dengan reaksi Ara hampir saha menendang tubuh Ara dengan kakinya, namun entah kenapa ia berusah menahannya.

Jaehyun menarik dagu Ara dan menatap mata basah Ara dengan tajam. "Diam, aku melakukan hal itu bukan tanpa Alasan" desis Jaehyun.

Cuih

Ara meludahi wajah Jaehyun, bahkan membuat para penjaga disana seketika menunduk dan merasa takut. Tak pernah satupun penjaga yang meludahi Jaehyun seperti itu.

Jaehyun mengusap wajahnya seraya menegakkan tubuhnya. Ia pun menendang tubuh Ara karena sudah terlanjur kesal.

Entah apa yang berada di pikiran Jaehyun saat ini, ada rasa senang bisa membuat Ara menangis histeris, namun ia kesal ketika Ara terus berteriak padanya dan menguncapkan kata pembunuh.

"Lain kali tutup mulutmu, sialan!" Maki Jaehyun yang menendangi tubuh Ara membabi buta.

Sementara Ara hany menangis menjerit-jerit, hatinya lebih sakit saat ini.

"Jung Jaehyun"

Jaehyum menghentikan tendangannya, nafasnya begitu terengah. Mata tajamnya pun beralih pada dua orang pria yang berdiri di ambang pintu utama.

Pria-pria itu adalah Jung Yunho dan Choi Minho, Ayah kandung dan Kakak titinya.

"Bawa dia ke kamar, kunci pintunya" ujar Jaehyun pada beberapa penjaga, mereka pun memegang kedua lengan Ara dan menariknya paksa.

Sementara Ara kembali menjerit dan memanggil nama Jaehyun. Mengatai Jaehyun pembunuh dan bajingan.

"Apa yang terjadi? Siapa gadis itu?" Tanya Yunho.

"Gadis yang akan aku nikahin, bukan Jihyo" sahut Jaehyun dengan dingin, lalu ia memasuki rumahnya melewati kedua pria itu.

Mereka pun mengikuti Jaehyun.

"Untuk apa bertamu sepagi ini?" Tanya Jaehyun seraya menghentikan langkahnya, dan berbalik menatap dua pria itu bergantian.

"Hanya berkunjung, apa tidak boleh?" Balas Minho dengan senyuman tipisnya.

"Hm tidak boleh, rumahku bukan tempat sampah sepertimu" ujar Jaehyun dengan sarkas, membuat Minho mengepalkan tangannya di kedu sisi tubuhnya.

Yunho yang mendengar itu mendengus kecil, ia sudah hafal dengan sikap putranya yang selalu mengutarakan kebenciannya.

"Jae, suruh gadis tadi pergi, dengan kamu yang mengurungnya disini membuat Jihyo marah. Apa kamu tidak bisa menjaga perasaan tunanganku sendiri?" Ujar Yunho berusaha sabar.

"Berhenti mengatur hidupku, jauhkan Jihyo dariku, aku tidak mau menikah dengannya"

"Kamu sudah sepakat sebelumnya, menerima perjanjian itu dengan penuh kesadaran" desis Yunho.

"Hm terserah, yang pasti aku tidak akan pernah menikah dengan wanita pilihan ayah" sahut Jaehyun.

"Aku ke toilet" ujar Minho seraya pergi meninggalkan Jaehyun dengan Yunho.

"Aku b-benci" ujar Jaehyun dengan bisikan dan suara gemetar.

"Aku benci ketika Ayah lebih mementingkan Anak tiri Ayah ketimbang aku" bisik Jaehyun lagi, Yunho dapa melihat sorot mata Jaehyun begitu tersakiti.

"Sebentar lagi Aku akan tersingkir bukan?" Tanya Jaehyun.

"Apa yang kamu bicarakan?"

"Tunggu sebentar lagi, Ayah akan sadar. Bahwa apa yang Ayah lakukan semuanya salah. Termasuk menikahi jalang itu" desis Jaehyun.

Yunho mendengus kecil, ia pun duduk di sofa ruang tamu. "Biacarakan pada ayah, apa yang kamu mau"

"Apa Ayah yakin bisa mengabulkan? Ayah hanya mendengarkan"

"Jaehyun, duduklah. Kamu terlalu menggebu-gebu" ujar Yunho, dan Jaehyun menyerah. Ia pun duduk sofa tunggal.

Tak lama Minho kembali, dan duduk di samping Ayahnya. Terlihat tidak sopan ketika Jaehyun membiarkan ayahnya duduk di sofa lain, terlihat dirinya yang memimpin.

"Jadi, aku mau ayah tidak memberikan bagian apapun untuk istri baru ayah, dan kedua anak tiri Ayah. Karena dua orang itu bukanlah darah daging ayah" ujar Jaehyun yang membuat Minho menatapnya dingin.

"Suruh jalang itu berhenti membuat Lucas meminta jutaan Won padaku. Dia benar-benar memeras kita, Ayah" ujar Jaehyun lagi.

"Jaga bicaramu, Jung Jaehyun" Minho mengingatkan.

"Aku berbicara sesuai kenyataan, Choi Minho. Kau dan Ibumu hanya membutuhkan semua harta ayahku. Gelandangan seperti kalian harusnya tidak menumpang hidup pada keluargaku"

"Jaehyun" Yunho menegur, tak lama Minjeong datang dan menaruh tiga kopi untuk Minho, Yunho, dan Jaehyun, setelah itu ia pergi.

"Mereka yang mengurus Ayah ketika Ayah sakit, dan ketika kamu tidak bisa datang untuk menjenguk Ayah" ujar Yunho.

"Ingat Jae, ayah berlaku adil pada kalian. Berhenti membuat Ayah seolah-seolah bersikap Jahat padamu" ujar Yunho dengan sorot mata sendu.

"Ayah berusaha untuk menbahagiakan kalian semua, dengan semampu ayah. Ayah sebodoh itu untuk membenci anak-anak Ayah, kalian semua sama di mata Ayah" lanjut Yunho.

"Kalau begitu turuti perintahku, untuk membagi warisan Ayah sesuai ketentuan yang berlaku, anak kandung yang lebih berkuasa. Aku mendapat lebih besar, dan jangan jadikan mansion ini dan perusahaanku sebagai warisan, karena aku sendiri yang membuat perusahaan itu berjaya"

"Kau lucu Jung Jaehyun, kau sendiri yang terlihat seperti memeras Ayah kandungmu" celetuk Minho.

Jaehyun tersenyum kecil. "Kau panas, kau takut Ayah menuruti ucapanku"

Choi Minho terdiam, ia mengepalkan kedua tangannya.

"Seharusnya, anak tiri tidak boleh ikut campur" ujar Jaehyun lagi.

"Baik, Ayah turuti kemauanmu, Jaehyun. Ayah akan membuat semua daftar yang harus dibagikan, kamu hanya perlu menyetujui atau tidak, jika tidak menyetujui Ayah akan ganti daftarnya dengan mengambil jalan tengah, tidak sepenuhnya keinginan dirimu" Ujar Yunho yang semakin membuat Minho geram, namun ia menahannya.

"Betapa sakitnya hati ayahmu, Jaehyun. Ketika kau meminta warisan sebelum ayahmu meninggal" celetuk Minho.

"Kau pikir warisan direncanakan setelah Ayah meninggal? Dasar bodoh! Yang ada kau dan keluarga sialanmu yang mengambil alih semuanya, bajingan" maki Jaehyun.

Yunho menggeleng kecil, ia pun meraih kopinya dan meminumnya hingga setengah.

"Anak kandung ayah memang tumbuh seperti ini, keras dan dan tidak terkontrol, pantas Ayah memisahkannya dengan kami" ujar Minho.

Yunho tidak menyahut, ia terlihat menyandarkan tubuhnya di sofa. Sementara Jaehyun menatap Minho dengan tajam.

"A-ayah, ayah rasa tidak baik-baik saja" ujar Yunho dengan suara serak dan hampir hilang. Jaehyun dan Minho yang mendengar itu pun menoleh, keduanya terkejut melihat Yunho yang kesuliatn bernafas.

"Ayah kenapa?" Tanya Jaehyun seraya menghampiri Yunho.

Yunho menggeleng kecil, wajahnya merah padam dengan bola mata yang bergerak gelisah.

"A-ayah! Ayah.." Jaehyun terihat panik.

"S-sakit" lirih Yunho dengan bibir gemetar.

"Kita bawa ke rumah skait sekarang" ujar Minho denagn tergesa, lalu Jaehyun dan Minho menopang Ayah mereka untuk di bawa ke mobil, dan segera pergi ke rumah sakit.

Sementara itu Minjeong mematung di tempatnya, melihat keributan yang terjadi disana.

"Apa yang terjadi?" Tanya Lucas yang terlihat terkejut.

Minjeong tak menyahut, tangannya terlihat gemetar, dan matanya bergerak gelisah.

"T-tidak mungkin" lirih Minjeong, lalu ia pun berlari ke dapur. Sementara Lucas tampak menghubungi Minho untuk menanyakan apa yang terjadi pada Ayahnya.

.
.
.
.
Tbc

Next?

Continue Reading

You'll Also Like

753K 75K 46
COMPLETED - PREQUEL ARISE Jeslyn Aulia Puteri, atau sering dipanggil Jessie, seorang atlit karate yang telah mendapat banyak penghargaan atas prestas...
209K 27.5K 26
Buktinya yang lemah akan kalah. Jaehyun x Rose Sebelum membaca, saya ingin menekankan kalau saya tertekan, g dong. Cerita ini berdasarkan kisah reali...
72.2K 6.5K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
223K 18.3K 40
(21+) Meski peringkatnya hanya 118 dunia, Elena Mudjiono berhasil mendepak lawannya yang petenis unggulan hingga lolos ke semifinal Grand Slam Austr...