PERFECT DEMON || Day and Nigh...

By NihaOsh

4.6M 407K 176K

[17+] Kim Ara, gadis 20 Tahun yang terperangkap di Mansion mewah milik Jung Jaehyun, ketua Mafia yang bersemb... More

DEMON || 00
DEMON || 01
DEMON || 02
DEMON || 03
DEMON || 04
DEMON || 05
DEMON || 07
DEMON || 08
DEMON || 09
DEMON || 10
DEMON || 11
DEMON || 12
DEMON || 13
DEMON || 14
DEMON || 15
DEMON || 16
DEMON || 17
DEMON || 18
DEMON || 19
DEMON || 20
DEMON || 21
DEMON || 22
DEMON || 23
DEMON || 24
DEMON || 25
DEMON || 26
DEMON || 27
DEMON || 28
DEMON || 29
DEMON || 30
DEMON || 31
DEMON || 32
DEMON || 33
DEMON || 34
DEMON || 35
DEMON || 36
DEMON || 37
DEMON || 38
DEMON || 39
DEMON || 40
DEMON || 41
DEMON || 42
DEMON || 43
DEMON || 44
DEMON || 45
DEMON || 46
DEMON || 47
DEMON || 48
DEMON || 49
DEMON || 50
DEMON || 51
DEMON || 52
VOTE COVER
INFO PO
SHOPEE (TERBATAS!!)
SHOPEE MALAYSIA
READY STOCK TERBATAS!
[NEW COVER] OPEN PO KUOTA TERBATAS
Link Shopee Perfect Demon

DEMON || 06

97.3K 8.7K 3.1K
By NihaOsh

Cklek

Jaehyun dan bibi Park memasuki kamar Ara, Ara masih terlelap dengan wajah pucat.

"Nona, Nona bangun" ujar Bibi Park dengan raut wajah cemas, sementara tak ada respon dari Ara.

"Nona, nona Ara" panggil Bibi Park lagi, kaki ini Ara hanya melenguh kecil tanpa membuka matanya.

Bibi Park pun menatap Jaehyun dengan tatapan cemas. "Nona Ara demam tinggi, Tuan"

Jaehyun terdiam sejenak, seperti biasa dengan tatapan dinginnya.

"Biarkan dia, jangan beri obat, atau makanan apapun" ujar Jaehyun, lalu pergi dari sana, membuat Bibi Park panik.

"Astaga, Nona.. ayo bangun" bisik Bibi Park, namun Ara hanya mengerutkan dahinya. Bibi Park pun pergi sebelum Tuannya marah.

Sebenarnya bibi Park sangat khawatir pada Ara, hanya saja Jaehyun melarangnya untuk memberi Ara obat.

Sementara itu di meja makan, Minhyuk datang untuk h mendesak.

"Tuan, ada temannya nona Ara di depan, ia meminta untuk bertemu anda dan nona Ara"

"Siapa?"

"Lee Jeno"

"Tau dari mana dia bahwa Ara disini?"

"Tidak tahu tuan, bahkan tidak ada yang memberi tahu Jeno dari pihak kita"

"Katakan aku sibuk, dan jangan pernah datang lagi jika tidak mau Ara kusiksa" gumam Jaehyun, lalu Minhyuk pun mengangguk. Ia pergi untuk menyampaikan pesan Jaehyun untuk Jeno.

**

Jaehyun tidak pergi bekerja hari ini, jam 11 siang ia kembali memasuki kamar Ara, Ara masih setia terlelap.

Jaehyun mendengus kecil melihat sarapan yang masih utuh dan juga obat yang tersedi disana, bibi park melanggar perintahnya.

"Bangun" ujar Jaehyun seraya menepuk pipi Ara, Ara membuka matanya perlahan, saat bertatapan dengan Jaehyun sontak ia mengubah posisinya menjadi duduk.

Jaehyun menelisik wajah Ara yang penuh lebam, bahkan dibawah mata kanannya terlihat bengkak, matanya sembab karena banyak menangis.

"Kamu tidur terlalu lama" gumam Jaehyun.

"A-aku bakal mandi" sahut Ara seraya beranjak kasurnya, namun ia kembali terduduk sambil meringis. Lututnya terlihat membiru.

"Gak bisa ngapain-ngapain kan?" Tanya Jaehyun sambil tersenyum kecil.

"Rasain, itu ulah kamu sendiri" lanjut Jaehyun.

"Mandi, habis itu makan, gak peduli makanannya udah dingin atau basi, harus habis" ujar Jaehyun, lalu ia pergi meninggalkan Ara di kamar.

Ara hany diam, ia memandang kaki dan lengannya yang di penuhi lebam, terasa berdenyut menyakitkan. Ia masih ingat sepatu pantopel Jaehyun yang mengenai tubuhnya berulang kali.

"Jaehyun berengsek" gumamnya, namun sepertinya sekarang ia tidak berani untuk mengatainya langsung.

**

Ara sudah mandi dan memakan makanannya, tak lupa Ara meminum obat, hanya saja sisa makanannya ia buang ke closet.

Ara merasakan tubuhnya masih terasa sakit, bahkan sangat sakit, obat yang ia minum belum bekerja juga, apa ia butuh banyak obat? Entahlah.

Kini Ara duduk bersandar pada kepala ranjang, matanya menangkap bingkai foto besar di dinding, terlihat lukisan beruang kutub, tidak terlihat menyeramkan, namun berkesan mewah.

Secinta itukah Jaehyun pada beruang?

Ara jadi teringat remaja seusianya yang selalu datang ke Cafe Ibunya, laki-laki itu berkebutuhan khusus, selalu menggambar beruang dalam berbagai warna, menjadi terlihat lucu. Tapi terkadang laki-laki itu selalu membuat rusuh, tak jarang Ibu dan Ayahnya mengusir laki-laki itu.

Cklek

"Nona, waktunya makan siang"

"Huh? Aku sudah makan bi" sahut Ara pada Bibi Park.

"Tapi tuan Jaehyun meminta nona untuk turun, sebaiknya nona turun sekarang, mau bibi bantu?"

Ara menghela nafasnya. "Aku bisa sendiri, bi"

"Baik Nona"

Bibi Park pun pergi, Ara beranjak dari kasurnya, sesekali ia meringis kecil.

Ara keluar dari kamar dan menghampiri Jaehyun di ruang makan.

"Duduk" titah Jaehyun, dan Ara pun menurut.

"Makan, ini waktunya makan siang"

"Tapi aku udah makan, tadi"

"Itu jatah sarapan kamu, salah kamu makan telat" sahut Jaehyun yang tak mau tahu, Ara melihat lauk pauknya, ia pun mengambil soup ayam dan memasukannya kedalam mangkuk kecil, lalu memakannya tanpa nasi.

Ara benar-benar menjadi penurut, dan hal itu membuat Jaehyun tersenyum kecil.

Mereka pun makan dalam diam, tidak ada yang mengajak mengobrol, dan Ara fokus pada makanannya agar cepat habis. Padahal Rahangnya terasa sakit ketika mengunyah.

"Aku harus pergi, selama tiga hari. Aku harap kamu gak ngelakuin hal yang bisa membuatku marah" gumam Jaehyun.

"Ya"

"Tatap aku kalau jawab" ujar Jaehyun, sontak Ara menatap Jaehyun.

"Ya, Jaehyun"

"Kamu bisa panggil Bibi Park kalau butuh sesuatu. Ingat, jangan pernah keluar dari rumah ini walau hanya selangkah"

"Y-ya" lirih Ara dengan suara gemetar.

"Gak ada pertanyaan?"

"Kapan kamu pergi?" Tanya Ara yang sebenarnya malas bertanya.

"Sore ini, penjaga buat tiga hari kedepan gak terlalu banyak, karena sebagian ikut aku"

"Emangnya kamu mau pergi kemana?"

Jaehyun tersenyum kecil mendapat pertanyaan lain dari Ara. "Kemana pun, bukan urusan kamu"

Ara pun bungkam.

Jaehyun meraih supnya lagi, lalu menuangnya ke mangkuk Ara.

"Habisin, harus habis" ujar Jaehyun, lalu ia pergi memasuki kamarnya.

Begitulah interaksi Ara dan Jaehyun, Jaehyun akan lama berbincang dengannya hanya ketik Jaehyun marah.

Ara memandang Supnya dengan sendu, ia benar-benar kenyang, tidak bisa di paksakan lagi.

**

Pukul 5 sore, Jaehyun sudah siap untuk pergi. Sebelum pergi, ia memasuki kamar Ara terlebih dahulu, ia dapat melihat Ara yang duduk di atas ksir sambil meluruskan kakinya.

"Masih sakit?" Tanya Jaehyun, dan Ara mengangguk kecil.

Jaehyun pun duduk di pinggiran kasur, lalu menyingkap selimut Ara, hingga betis Ara yang penuh lebam terpampang jelas.

Jaehyun mengusapnya lembut, membuat Ara merinding di buatnya.

"Ini bakal sembuh kalau di oles salep, nanti olesin salep aja" Gumam Jaehyun.

"Ahk, sssh sakit" pekik Ara saat Jaehyun menekan salah satu lebamnya, membuat Jaehyun tersenyum kecil sambil menatap Ara yang kesakitan.

Tangan Jaehyun yang awalnya di atas kaki Ara kini berpindah ke pipi Ara, mengusap pipi Ara dengan ibu jarinya.

"Selama tiga hari, kamu bisa rawat lukanya sampai sembuh" gumma Jaehyun, lalu tiba-tiba ia mencium bibir Ara, membuat Ara terkejut, namun tidak bisa menolak, ia takut Jaehyun marah.

Maka dari itu Ara hanya pasrah, kedua tangannya mengepal di kedua sisi tubuhnya.

Jaehyun awalnya hanya mengecup kecil-kecil, namun lama-lama ia melumat bibir Ara, bahkan menjilagnya hingga basah.

Ara mengerutkan dahinya ketika lidah hangat Jaehyun masuk kedalam mulutnya. Lidah Jaehyun bergerak di dalam sana, seolah memancing lidahnya untum ikut berperang.

"Nghh" lenguh Ara ketika Jaehyun menghisap bibir bawahnya.

"Keluarin" bisik Jaehyun, lalu ia menggoda lidah Ara dengan ujung lidahnya. Ara tidak tahu harus mengeluarkan apa yang Jaehyun maksud, namun karena godaan Jaehyun pada lidahnya, Ara pun sedikit menjulurkan lidahnya, dan langsung di hidap oleh Jaehyun.

"Nnghh mhhh" lenguh Ara lagi seraya mengerutkan dahinya, ada sensasi aneh ketika lidahnya di hidap kuat oleh Jaehyun.

"Mhh" lirih Ara kerika tangan kanan Jaehyun memasuki pajamnya, menyentuh payudaranya dari luar bra dan meremasny perlahan.

Ara memejamkan matanya menahan tangis, namun ia hanya bisa diam tanpa bisa melawan.

Setelah dirasa cukup, Jaehyun melepaskan tautan bibirnya dan juga payudara Ara.

"Jaga diri, aku bakal pulang" ujar Jaehyun, dan Ara mengangguk kecil.

Jaehyun pun beranjak dari kasur dan keluar dari kamar Ara.

Ara menghela nafas lirih, mengusap bibirnya dengan kasar. Ia benci dengan segala perlakuan Jaehyun!

**

Cklek

Bibi Park yang baru saja keluar dari arah dapur terkejut melihat kedatangan Jihyo, tunangan Jaehyun.

"Nona, ada apa kemari?"

"Dimana Jaehyun? Dia gak angkat telpon dariku sejak semalam"

"Tuan Jaehyun baru saja pergi ke Jeju bersama rekan kerjanya"

Jihyo mendengus kecil. "Dia gak ngabarin aku. Bi, kamar lantai dua tolong bersihin, aku mau nginep disini aja"

Bibi Park terlihat bingung. "M-maaf Nona, kamar itu sudah diisi, bibi bersihkan kamar lain ya?"

Jihyo mengerutkan dahinya. "Siapa yang isiin? Lucas?"

Bibi Jung hanya menggeleng, ia tidak tahu harus menyebut Ara sebagai Apa, ia juga bingung.

Jihyo pun melangkahkan kakinya menuju kamar di lantai dua, yang mana kamar terbesar kedua setelah kamar Jaehyun. Ia juga kalau menginap selalu tidur disana.

Cklek

Jihyo membuka pintu kamar tersebut, ia terlihat bingung melihat keberadaan perempuan lain disana.

"Ara?"

Ara mengubah posisinya menjadi duduk, ia terkejut melihat keberadaan Jihyo, sepupu jauhnya yang super sombong, bahkan keluar Jihyo memutuskan tali persaudaraan dengan keluarganya sejak 10 tahun yang lalu.

"Kenapa kamu bisa disini?" Tanya Jihyo, ia terlihat marah, sebab ia begitu tidak menyukai keluarga Kim, terutama Ara.

"Nona Ara sekarang tinggal disini" sahut Bibi park.

"Kenapa? Kenapa harus tinggal disini? Apa hubungan dia sama jaehyun?" Jihyo semakin marah.

"Maaf Nona, Bibi tidak tahu, bibi hany menjalankan perintah Tuan Jung untuk menjaga Nona Ara"

Ara yang melihat itu tiba-tiba menyeringai kecil. "Aku calon istrinya Jaehyun" celetuk Ara yang membuat Jihyo luar biasa terkejut.

"Jangan membual, sialan!" Bentak Jihyo.

"Aku serius, kamu bisa tanya Jaehyun. Segera pergi, aku harus istirahat"

Jihyo menatap Ara dengan tajam.

"Bi, keluar. Buatkan aku minum"

"B-baik Nona" sahut Bibi Park, lalu ia pergi, dengn segera Jihyo menutup pintu dan menguncinya.

"Kamu harusnya keluar" ujar Ara.

"Apa yang kamu rencanain sampai bisa tinggal disini?" Desis Jihyo yang terlihat tidak terima.

"Aku bilang aku calon istrinya Jaehyun"

"Aku yang calon istrinya Jaehyun!!" Bentak Jihyo.

"Aku juga, Jihyo. Terserah kamu mau percaya atau enggak. Sebaiknya kamu pergi, urusin hutang-hutang orang tuamu, yang bahkan udah ambil warisan hak Ibuku" ujar Ara, membuat Jihyo semakin marah.

Tiba-tiba Jihyo menjambak surai Ara, membuat Ara terpekik hebat. Ia tidak bisa melawan saat ini, tubuhnya masih terasa sakit.

"Berani-beraninya kamu bilang begitu, Ara"

"Itu kenyataan, harusnya aku kaya! Tapi karena orang tuamu yang serakah, mengambil semua hak ibu!" Bentak Ara.

"Oh begitu, jangan sok benar kalau bicara. Kamu gak ngerti urusan orang tua" desis Jihyo, lalu ia menarik keras surai Ara, hingga Ara terseret dan terjatuh ke lantai.

Ara menggapai tangan Jihyo dengan tatapn membola, tiba-tina dadanya sesak ketika bokongnya lebih dulu mendarat keras di atas lantai.

Plak!

"Lain kali jaga bicaramu, sialan!" Maki Jihyo setela menampar pipi Ara. Ara hanya duduk dengan punggung menegang, ia benar-benar merasa sesak di dadanya.

"S-sakit" lirih Ara yang hampir tak terdengar.

Jihyo tiba-tiba membenturkan kepala Ara ke sisi ranjang.

"Keluar, ayo keluar" ujar Jihyo seraya menarik surai Ara, dan Ara berusaha mengikuti arah tarikan itu agar rasa sakit di kepalanya agak berkurang.

Tubuh Ara terseret keluar kamar, membuat beberapa maid disana terkejut.

"Nona, Nona jangan lakukan itu!" Ujar Bibi Park seraya berlari menghampiri Jihyo dan Ara.

"Dengar semuanya!" Bentar Jihyo, lalu matanya maid yang sudah berkumpul di bawah sana.

"Bersihkan kamar ini! Aku harus pakai kamar ini" ujar Jihyo.

"T-tapi Nona-"

"Kerjakan! Atau kubuat kalian keluar dari rumah ini tanpa uang sepeserpun" desis Jihyo menyela perkataan Bibi Park.

"Dan untuk gadis ini, bawa dia ke gudang. Ingat, jangan ada yang hubungi Jaehyun soal ini" ujar Jihyo seraya menghempaskan kepala Ara, hingga Ara duduk bersandar di pembatas tangga dengan nafas yang tersendat-sendat.

"Astaga Nona" Bibi Park menghampiri Ara, ia terlihat cemas melihat Ara yang kesulitan bernafas. Sementara Jihyo sudah turun tangga dan duduk di ruang tengah.

"S-sakit Bi" lirih Ara dengn air mata yang menetes. Ia tidak tahu apa yang terjadi pada tubuhnya, tapi sepertinya karena ia terjatuh cukup keras di atas lantai dengan bokong yang mendarat lebih dulu.

.
.
.
Tbc

Next?

Continue Reading

You'll Also Like

103K 11.8K 32
Check SEQUEL (D-Day) after read this fanfiction. [COMPLETED] Let you know, even this is hard for us, i'm still loving you. Whenever you go, this love...
1.5M 238K 54
[SELESAI] [17+] Im Yesha, gadis yang terjebak di markas Geng pembunuh bayaran, ia benci dihadapkan dengan situasi seperti itu, namun pada akhirnya ia...
10.6K 1.3K 43
(Selesai) lanjut ke Marry Me Now Jeno & Heejin ft. 00L Mau bagaimana pun juga, dia tetap akan jatuh cinta pada orang lain. Bukan dengannya yang hanya...
1M 166K 82
| TELAH DITERBITKAN | Keinginan Hyesun untuk hidup normal di sekolah harus ia telan bulat-bulat saat ketiga pemuda dengan masalah mereka masing-masi...