Heroes - BnHA Fanfict (Comple...

By slayernominee

63.5K 7.6K 607

Midoriya tidak menyesali dirinya yang merupakan seorang quirkless. Penyesalan seumur hidupnya justru terletak... More

Prolog
•1•
•2•
•3•
•4•
•5•
•6•
•7•
•8•
•9•
•10•
•11•
•12•
•13•
•14•
•15•
•16•
•17•
•18•
•19•
•20•
•21•
•22•
•23•
•24•
•26•
•27•
•28•
•29•
•30•
•31•
•32•
•33•
•34•
•35•
•36•
•37•
•38•
--First Route--
--Second Route--
**Vote Room**
•••••
-New VillainDeku-

•25•

1K 158 6
By slayernominee

.
.
.
.
.

Pertarungan Dabi dengan Aizawa berlangsung tepat setelah villain itu menyalakan api biru pada telapak tangannya.

Aizawa sontak menghilangkan quirk Dabi saat itu juga. Syal dan rambutnya berkibar dalam gelapnya malam. Bagian hutan tempat mereka bertarung untungnya tidak terbakar seperti tempat lain.

Dabi menyeringai saat quirknya mendadak menghilang. "Ini tetap mengejutkan meski aku sudah tahu."

Aizawa tidak mengindahkan perkataan itu dan lanjut mengarahkan syalnya untuk melilit Dabi. Namun villain itu berkelit dengan mudah. "Aku tidak akan jatuh pada perangkap yang sama. "

"Benarkah? Kalau begitu bagaimana dengan perangkap baru? " Aizawa bergerak gesit untuk membingungkan Dabi dan menangkapnya.

Cukup berhasil, penerangan yang minim membuat villain itu tidak bisa mengikuti pergerakan Aizawa dengan baik. Hero itu berpikir itu adalah waktu yang tepat untuk menangkapnya.

Syal putih Aizawa memanjang menuju tubuh Dabi yang tengah membelakanginya.

Aizawa yakin dia akan berhasil menangkap, sampai dia mendengar suara sebuah benda melesat dan kemudian syalnya terseret jauh dari sasaran dan menancap pada batang pohon. Sebuah pisau kecil terlihat menjadi penyebabnya. Benda perak itu berkilau ditimpa sinar bulan pada malam itu.

Bidikan pisau itu begitu akurat meski tidak banyak cahaya yang bisa membantu penglihatan dengan baik. Aizawa sontak menoleh pada arah datang pisau tadi.

"Midoriya. " gumamnya melihat gadis bersurai hijau itu terlihat memegang beberapa pisau kecil diantara jemari tangan kanannya.

Manik hijau Midoriya nampak menatap Aizawa dengan redup. Aizawa kini tengah berpikir apa hal yang ketiga muridnya ceritakan tadi sudah menghilang dari gadis itu. Dia nampak baik-baik saja, tidak kebingungan atau kesakitan. "Apa dia memang hanya berakting untuk menipu mereka bertiga? " pikirnya curiga.

Dabi menyeringai mengetahui serangan yang hero itu lancarkan padanya digagalkan oleh Midoriya. "Aku jarang bekerja berpasangan dengan orang lain, tapi ini menyenangkan juga. "

Fokus Aizawa segera kembali pada Dabi yang telah kembali bergerak menyemburkan api biru untuk membakarnya. Hero itu berkelit menghindarinya.

Sementara itu, ketiga murid laki-laki UA tengah bersembunyi dibalik sebuah pohon besar agar tidak mengganggu pertarungan Aizawa dengan Dabi.

Karena mereka semua terluka, mereka tidak bisa membantu sejak awal pertarungan dan justru akan menjadi ancaman bagi Aizawa jika memaksa ikut bertarung dan teledor. Akhirnya mereka menunggu saat yang tepat untuk ikut membantu.

"Midoriya... " ujar Shinsou pelan. "Dia terlihat kembali menjadi dirinya saat kita pertamakali melihatnya hari ini."

"Kejadian tadi... dia tidak berpura-pura untuk memancing kita, kan? " Todoroki sebenarnya tidak ingin meragukan gadis itu, namun dia juga bingung melihatnya.

Bakugou berpikir keras. Apa kejadian tadi terjadi karena sebuah pancingan. Berbeda dari mereka berdua, Bakugou benar-benar yakin jika Midoriya tidaklah berpura-pura.

"Apa dia bertingkah aneh setelah terjadi sesuatu? " tanya Bakugou pada mereka berdua tanpa mengalihkan pandangannya dari pertempuran wali kelasnya.

Todoroki hanya diam karena dia sibuk bertarung dengan Muscular saat itu. Shinsou membuka suara. "Kalau kuperhatikan, dia hanya melihat kalian bertarung. Kemudian dia tiba-tiba bertingkah aneh. "

"Kalau begitu... " Todoroki berpikir sejenak. "...dia bereaksi saat melihat orang yang dia kenal dulu? Tapi Aizawa sensei juga dekat dengannya, dia justru sama sekali tidak bereaksi."

"Cih, merepotkan sekali. " Bakugou kesal karena belum mendapatkan jawabannya juga.

.
.
.
.
.

Perubahan sikap Midoriya disebabkan oleh efek pencucian otak yang mulai memblokir timbulnya ingatan yang telah dihapuskan untuk terus mengganggu pikirannya. Besarnya dosis yang Midoriya terima membuat obat itu terus meracuni pikirannya bahkan setelah banyak hari berlalu semenjak obat itu menjalar di tubuhnya.

Sebenarnya Midoriya sanggup bertahan dari dosis tiga kali lipat seperti yang dia perkirakan, namun pemikiran jernihnya sulit untuk menembus efek pencucian otak yang terjadi. Dia baru bisa melawan ketika melihat orang-orang yang dulu dekat dengannya, dan berpikir mengenai orang tersebut. Itupun sangat tidak sempurna.

Alhasil Midoriya dibuat bingung oleh dirinya sendiri yang sebenarnya mencoba melawan pengaruh buruk obat.

Setelah Dabi bertarung dengan Aizawa, Midoriya berusaha menenangkan pikirannya. Sebagai hasil, pikirannya yang teracuni kembali berhasil menguasai tubuhnya seperti sedia kala, hingga dia tidak ragu-ragu untuk membantu Dabi ketika villain itu terpojok.

Selama dia tidak berpikir soal Aizawa yang bertarung didepan matanya, dia tidak akan kembali mendapat gangguan ingatan.

Namun itu bukan hal yang ketiga murid laki-laki UA inginkan terjadi. Mereka tidak mau Midoriya kembali menjadi sosok yang telah melupakan mereka dan sepenuhnya berpihak pada sisi villain.

Lagi, Midoriya menyerang Aizawa dengan pisau kecilnya. Hero itu jelas mengelak, namun tetap saja benda tajam itu berhasil menggores pundak kirinya. Meninggalkan luka sepanjang 5cm yang tidak terlalu dalam.

Melihat guru mereka kewalahan mengurus pertarungan itu sendiri, ketiga muridnya mulai membantu mendukung serangan dari tempat mereka bersembunyi.

Serangan api biru Dabi sesekali efektif dihentikan oleh quirk es Todoroki. Jika tidak berhasil, maka serangannya akan bertindak sebagai pengalih perhatian agar Aizawa mampu melumpuhkan Dabi.

Bakugou menggunakan serangan jarak jauh yang dia kembangkan untuk mengganggu fokus Dabi. Shinsou mengawasi keadaan, dia berjaga-jaga jika ancaman lain datang.

Midoriya diganggu dengan semburat cahaya terang dari api Todoroki dan juga hasil ledakan serangan jarak jauh Bakugou. Alhasil dia sulit membidik dengan kekacauan yang ada.

Saat sisis hero mulai menguasai pertarungan, Shinsou dengan segera menyadari sesuatu.

"Beberapa orang datang! " serunya memperingatkan semua yang dipihaknya untuk berhati-hati.

Todoroki, Bakugou dan Aizawa sontak berhenti dan mundur sejenak untuk berjaga-jaga.

"Oh, ternyata ketahuan ya. " sosok twice keluar dari balik pohon yang tidak jauh dati sana. Toga dan juga Mr Compress juga muncul setelahnya.

"Kalian datang mengganggu. " Dabi justru yang merasa tidak senang dengan kehadiran mereka ketika dia tengah dalam pertarungan.

"Hei, hei, jangan galak begitu. Kau jelas terlihat tidak menguasai pertarungan, bukankah kami justru membantu? " tanya Twice.

"Juga target kita berada disini. " Mr Compress bersedekap.

Dabi akhirnya hanya bisa menghela nafas, gangguan itu memang tidak bisa dia cegah atau usir dengan mudah.

"Mido-chan! " Toga merangkul Midoriya dengan senang. "Ternyata kau disini, aku mencari-carimu saat bosan tadi. "

Midoriya hanya melirik dingin. Dia kemudian menutup matanya dan menyimpan pisau-pisau kecilnya. "Aku yakin kau menemukan pertarungan yang bagus tadi. " ujarnya datar.

"Ya memang sih, tapi mereka berhasil kabur! Menyebalkan bukan?? Darah yang kudapat bahkan hanya sedikit, beberapa tetes saja. "

"Aku tidak peduli soal itu. "

Melihat Midoriya yang dengan santai berinteraksi dengan villain membuat Aizawa dan murid-muridnya menatap pada gadis itu.

Dabi menyadari tatapan mereka dan mendengus pelan. "Mister, tolong gunakan quirkmu pada Midoriya. "

Perkataan itu membuat kejutan diantara mereka semua.

"Eh, kenapa? " Mr Compress bertanya bingung.

"Gunakan saja. Setelah itu kembalilah kemari untuk menangkap target. "

"Aku tidak mengerti sih, tapi baiklah." villain yang bergaya pesulap itu menarik Midoriya lepas dari Toga dan mereka berdua pergi darisana.

Bakugou, Todoroki dan Shinsou yang terkejut dengan hal itu sontak hendak bergerak untuk mengejar, namun Aizawa mencegat. "Berbahaya. "

Toga menyeringai. "Ara, aku paham maksudmu, Dabi. " ujarnya. "Tapi apa ada yang terjadi sehingga kau menjauhkannya? "

"Kuceritakan saja nanti. "

"Kau pasti akan berakhir mengingkari janjimu dan menolak bicara nanti." dengus Twice.

Dabi tidak mengubrisnya dan melihat resahnya murid UA setelah Midoriya pergi. "Jangan khawatir, salah satu dari kalian bisa bertemu lagi dengannya."

Seketika itu juga, tiba-tiba tiga villain yang ada bergerak bersamaan dan memulai serangan. Hal itu berhasil memisahkan Aizawa dari murid-muridnya yang juga tersebar ke segala arah untuk menghindari serangan mendadak itu.

Twice membelah dirinya sehingga dia dapat mengurus Todoroki dan Shinsou bersamaan.

Bakugou berhadapan dengan Toga yang tadi hampir saja menusukkan jarum suntik besar padanya.

"Kuso onna..." geram Bakugou.

Aizawa mulai panik ketika murid yang harus dia lindungi justru terpisah darinya. Saat hero itu hendak pergi dari Dabi, villain itu menghadang jalannya.

Dabi menyemburkan api biru besar, sengaja dia kerahkan sekuat tenaga agar dapat menjauhkan hero itu dari target. Aizawa tak punya pilihan lain selain berkelit menghindar. Setiap kali dia berusaha kabur Dabi selalu menghalanginya. Kini hero itu juga tidak bisa menangkap mata Dabi dengan mudah untuk menghilangkan quirknya. Dabi sudah tahu bagaimana cara melindungi quirknya.

"Kalau begini terus... " Aizawa semakin resah. Namun dia lebih dikejutkan ketika fokusnya teralihkan dan seseorang menepuk pundaknya pelan. Hero itu menoleh dan mendapati soso Mr Compress yang tadi pergi bersama Midoriya.

"Apa–"

Perkataan Aizawa terpotong ketika dirinya berubah menjadi sebutir kelereng hijau kebiruan yang berkilat ditimpa cahaya bulan.

"Mereka semua sudah dipisahkan, segera bawa target pergi. Dia bersama Toga. " ujar Dabi.

"Baiklah. "

.
.
.
.
.

Pertarungan usai begitu saja ketika tiba-tiba Mr Compress muncul di penginapan dengan lubang hitam Kurogiri yang baru saja datang setelah menerima kode dari Dabi jika misi telah sukses.

Vlad yang menjaga anak-anak disana sontak memasang pose bertarung seraya melindungi murid-murid. Namun Mr Compress datang bukan untuk menyerang, dia hanya melemparkan sebutir kelereng dan mengubahnya kembali ke wujud manusia.

Sosok Aizawa terlempat jatuh ke lantai bersamaan dengan villain pesulap itu yang segera menghilang bersama lubang cacing Kurogiri.

"Aizawa? " Vlad kebingungan. "Apa yang terjadi? "

Aizawa yang memproses keadaan dalam hitungan detik, segera berdiri dengan panik. Dia mencari sosok seseorang diantara kerumunan murid. Saat itu juga Todoroki dan Shinsou datang dengan kondisi babak belur.

"Dimana Bakugou? "

"Kami dikirim paksa dengan quirk portal villain dan tiba-tiba saja berada didepan penginapan beberapa detik lalu..." jelas Shinsou. "Aku masih mendengar suara Bakugou bertarung sebelum ditelan lubang hitam itu tadi."

Sontak, Aizawa langsung berlari keluar dan pergi ke lokasi dimana dia bertarung tadi. Sunyi. Hanya terdengar suara derak batang dan ranting yang terbakar oleh api biru.

"Bakugou!! " dia berteriak memanggil berulangkali.

Dalam pencariannya, Aizawa bertemu dengan Mandalay yang telah berhasil mengalahkan Spinner bersama Tora. Anggota pussycats itu bilang tiba-tiba villain lain yang belum dikalahkan menghilang begitu saja saat sebuah lubang hitam muncul menelan mereka.

Entah pihak hero memang dikalahkan telak atau hanya sekedar terlambat beraksi, namun pertarungan usai. Villain mendapatkan apa yang mereka mau. Bakugou menghilang dari kamp latihan bersama para villain.

.
.
.
.
.

Midoriya berada di kamarnya ketika Mr Compress mengembalikan wujudnya.

"Kita kembali... apa sudah selesai? "

"Ya, misi sudah selesai. " jawab villain itu. "Dabi memintaku untuk menyuruhmu tetap disini. Jangan keluar sebelum seseorang mengetuk pintumu, mengerti? "

"Kenapa aku harus disini? " Midoriya sedikit mengernyit.

"Soal itu tanyakan saja pada Dabi jika kau bertemu dengannya. Kau tahu sendiri dia sulit sekali dimintai jawaban jika bukan kau yang bertanya."

"..." Midoriya diam sejenak. "baiklah."

.
.
.

Bakugou berada di ruang bar markas villain league dengan kondisi terikat. Dia menatap sengit pada kumpulan villain yang berkerumun didepannya itu. Sosok Shigaraki yang berada didepan semua villain nampak paling menyebalkan dimata Bakugou.

"Apa ini, hah? " tanya Bakugou tanpa takut meski didepannya penuh oleh villain.

Shigaraki menyeringai tipis. "Sebenarnya aku ingin langsung bicara denganmu, tapi ini sudah sangat malam. Kita lanjutkan saja besok. "

"Aku tidak peduli jam berapa sekarang, katakan maksudmu membawaku kesini, brengsek. "

"Lihat, sepertinya kau semakin emosi ketika lelah. Kurung dia di ruang bawah tanah." perintahnya pada Kurogiri dan Dabi sebelum dia pergi dari ruang bar.

"Hei jawab pertanyaanku!" Bakugou benar-benar kesal.

Kurogiri membuka portalnya menuju ruang bawah tanah dan Dabi yang membawa Bakugou masuk.

"Aku akan kembali lewat pintu, sekalian menguncinya. " ujar Dabi sebelum melintasi portal.

"Baiklah. " Kurogiri menutup portalnya setelah mereka lewat.

Setelah berada dalam ruangan bawah tanah yang gelap, dengan tenang Dabi meninggalkan Bakugou yang terikat di tengah ruangan dan pergi menyalakan lampu yang remang.

"Dimana Deku?" suara Bakugou bergema pada ruangan itu.

Dabi mendengus. "Kau tidak lagi penasaran kenapa kau kami bawa kemari? "

"Aku sudah tahu. Ini bukan pertamakalinya kalian menculik seseorang. " ujarnya merujuk pada insiden menghilangnya Midoriya yang kemudian bergabung dengan villain league.

"Ah, kemudian untuk apa kau bertanya tadi? Agar seolah terlihat kau tidak memedulikan Midoriya didepan Shigaraki? Haha, menarik juga. "

"Dimana Deku? " Bakugou mengulanginya.

"Kau sepertinya tidak bodoh untuk tahu jika aku tidak akan menjawabmu."  Dabi mengusap tengkuknya. "Tapi baiklah, akan kuberitahu sedikit. Dengar, dia sudah melupakan kalian semua. "

"Akan kubuat dia mengingatnya. "

"Hm, ternyata benar. Midoriya terlihat aneh saat bertemu denganku. Sepertinya dia memang bereaksi ketika bersama kalian, kan? Tidak heran kenapa dia tidak menangkapmu setelah bertemu. "

"Karena itu kau menjauhkan dia? Sejak awal dia memang menolak berada bersama kalian, mengerti? "

Dabi menyeringai. "Terserah. Aku akan membuatnya tetap bersamaku apapun kondisinya. "

"Brengsek, jangan berani-berani kau menyentuhnya! "

Dabi tidak menghiraukannya dan membuka pintu baja tebal ruangan itu. "Tenanglah selama kau istirahat disini jika tidak mau kehabisan tenaga. "

.
.
.
.
.

Midoriya tengah membaca sebuah novel ketika pintunya diketuk. Dia hanya diam di kursinya karena pintu itu tidak terkunci.

Sosok Dabi memasuki kamar Midoriya dengan tenang. "Kurasa kau sudah menyelesaikan buku itu dua kali. " ujarnya.

"Terserah. " respon Midoriya.

Dabi berjalan mendekati kursi Midoriya dan berdiri dibelakangnya. "Sebegitunya kau menyukai buku itu?"

"Tidak juga. "

Mereka berdua diam, suasana hening pada waktu yang telah larut malam itu terasa dingin. Hanya terdengar gesekan halus halaman buku yang perlahan Midoriya balik dengan jemarinya ketika dia telah menyelesaikan membaca kalimat-kalimatnya.

"Kenapa kau memintaku diam disini setelah misi selesai? "Midoriya akhirnya kembali membuka suara.

"Hm, kau ingin tahu? "

Midoriya melirik sosok Dabi dari posisi duduknya, tak lama dia kembali membaca. "Terserah jika tidak mau jawab. "

Dabi mendengus. "Sebelumnya, aku ingin bertanya. Kenapa kau berbohong padaku? Kau bilang tidak bertemu target."

Midoriya berhenti menikmati membaca bukunya. Dia memandang kedepan pada dinding putih kamarnya.

"Aku juga tidak tahu. " jawabnya setelah diam beberapa saat.

Dabi paham itu. Dia sebenarnya bertanya hanya untuk memastikan. Sekarang dia yakin jika Midoriya hanya sedikit teringat soal masa lalunya dan kebingungan.

"Mungkin jika aku menemui target, aku akan menemukan jawabannya."

Lanjutan jawaban Midoriya membuat Dabi memandang dingin pada sosok Midoriya yang duduk membelakanginya.

"Apa Shigaraki masih mengajaknya bicara? Aku ingin menemuinya–"

Ucapan Midoriya terpotong ketika sebelah tangan Dabi menutup mulutnya tiba-tiba. "Kau tidak perlu menemuinya. " ujar villain itu.

Midoriya menurunkan tangan Dabi. "Kau punya alasan? "

"Tentu saja." Dabi membungkuk dan memposisikan wajahnya berada disamping wajah Midoriya. "Bisakah kau berjanji tidak menemuinya? Aku akan membungkam rekan kita yang melihatku menjauhkanmu tadi agar mereka tidak memberitahu Shigaraki. Kau tahu dia tidak akan tinggal diam jika mendengar keanehan itu, berbeda denganku. "

"Bahkan jika kau tidak memberitahuku alasan untuk tidak menemuinya? "

"Aku akan memberitahumu dilain hari. Aku janji. "

"..." Midoriya menutup bukunya. "Apa itu menguntungkanku dibanding bertemu dengan target? "

Dabi diam-diam menyeringai tipis diluar pandangan Midoriya. "Ya, tentu saja. Ini pilihan terbaik. "

Bukan berarti Midoriya percaya sepenuhnya. Namun gadis itu memilih untuk menurutinya saja kali ini. "Baiklah. "

.
.
.
.
.

To be continue--

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 107K 45
•Obsession Series• Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi ...
1.8K 172 11
TIDAK ADA UNSUR LGBT SAMA SEKALI DAN KARAKTER COWOK YANG KUJODOHKAN DENGAN MC KUUBAH JADI CEWEK GENDERNYA STOP BILANG BOOK AKU INI YAOI DAN SEBAGAINY...
21.4K 2.3K 32
UDAH END BUKAN BERARTI KAGAK MINTA VOTE!!!! "Aku memberimu berkat hidup abadi. Bukan umur panjang dimana kau akan ditinggalkan oleh orang-orang yang...
6.1K 516 27
{Hiatus} Hinata shoyo dia adalah gadis cantik periang dan imut tetapi dia menyamar menjadi laki laki sejak kedua orang tuanya terlibat kecelakaan jad...