Heroes - BnHA Fanfict (Comple...

By slayernominee

63.5K 7.6K 607

Midoriya tidak menyesali dirinya yang merupakan seorang quirkless. Penyesalan seumur hidupnya justru terletak... More

Prolog
•1•
•2•
•3•
•4•
•5•
•6•
•7•
•8•
•9•
•11•
•12•
•13•
•14•
•15•
•16•
•17•
•18•
•19•
•20•
•21•
•22•
•23•
•24•
•25•
•26•
•27•
•28•
•29•
•30•
•31•
•32•
•33•
•34•
•35•
•36•
•37•
•38•
--First Route--
--Second Route--
**Vote Room**
•••••
-New VillainDeku-

•10•

1.5K 190 5
By slayernominee

.
.
.
.
.

Kacau

Midoriya melihat kekacauan.

Pada sebuah bangunan besar, dan anak2 1A ada didalamnya.

Kebakaran, angin ribut, gelombang air, bangunan runtuh, teriakan dimana2, pertarungan disana sini, orang2 mendapat luka demi luka.

"dimana ini? " pikirnya.

"dengan siapa mereka bertarung? "

"latih tanding? Bukan, lawan mereka bukan sesama teman. "

"lalu siapa? "

Tepat didepannya, midoriya melihat todoroki membekukan lawannya dengan cepat dan menghindari juga tombak yang datang dari belakangnya.

Otoko itu menghembuskan nafas dingin dan berlanjut mengurus musuh lain.

Matanya kemudian melihat aizawa tengah mengurus puluhan musuh yang mengepungnya. Sensei ua itu susah payah memanfaatkan quirk penghapusannya yang diimbangi dengan gerakan lincah.

Diantara puluhan musuh itu, midoriya melihat sesuatu yang tidak asing.

Sebuah pusaran kabut hitam. Dengan seseorang berdiri didepannya, mengamati pertarungan musuh dengan orang2 ua.

"shigaraki? " gumamnya.

Ketua villain league itu menyeringai ketika melihat seseorang datang didepannya. Sesosok pria berbadan besar dan tegap.

"all might...? Sejak kapan dia ada disana? "

Midoriya menyadari suasana sekitarnya mulai hening, tidak terdengar lagi adanya pertarungan. Begitu dia memeriksa, terlihat banyak orang sudah tergeletak babak belur. Baik itu orang2 ua maupun anak buah shigaraki.

Perhatiannya teralihkan saat sesosok makhluk hitam besar menyerang all might. Shigaraki berjalan pergi dari posisinya dan mendatangi seseorang.

Villain itu menjambak rambut panjang aizawa agar hero itu melihat kedepan. Midoriya terkejut melihat kondisinya yang penuh luka dan darah menghiasi.

Saat itu shigaraki seolah menyadari keberadaannya dan mereka bertemu pandang. Villain itu menyeringai lebar dan mengarahkan tangan kanan dengan lima jari terbuka lebar pada wajah aizawa.

"kau sudah banyak berjasa selama ini, sayonara, hero.. "

Midoriya membelalak saat dia sadar jika shigaraki hendak menggunakan quirknya pada aizawa.

Dia mengambil nafas panjang dan membuka mulut lebar2 untuk berteriak.

.
.
.
.

"Hentikan!! "

Midoriya melihat langit2 putih. Pemandangannya berubah. Tidak ada lagi kekacauan. Gadis itu bernafas kacau dan berkeringat.

"k, kau mengejutkanku... "

Midoriya menoleh pelan dan mendapati sosok shinsou yang duduk di kursi disamping tempat tidur. "oh.. shinsou-kun... " midoriya kembali melihat pada langit2. "uks..? " tanyanya lirih.

"ya, kau pingsan tadi. Saat aku kembali lagi kesini recovery girl bilang kau berkeringat. Suhumu hangat, kau mulai demam. "

Midoriya bisa merasakan keringat dinginnya membasahi pelipis. "berapa lama aku disini...? "

"ini sudah tengah hari. Aku izin dari jam pelajaran setelah istirahat kedua karena recovery girl ada keperluan mendadak dan kau perlu dijaga. "

"selama itu? Apa kau sudah disini sejak tadi..? "

"tidak, aku datang di jam istirahat kedua. Sekarang sudah 10 menit sejak bel masuk. "

"sou... gomen... kau jadi harus izin dari kelas... "

"tidak masalah, berada diluar saat jam pelajaran ternyata asik juga." cengir shinsou.

Midoriya tersenyum tipis. "dasar. " dia kemudian mengernyit pusing.

"recovery girl bilang kemungkinan selain kelelahan kau juga pingsan karena belum makan. Apa kau tidak sarapan? "

"ah... " midoriya ingat jika semalam dia tidak menghabiskan makan malamnya, dan pagi tadi dia pergi tanpa sarapan karena merasa malas untuk melihat wajah shigaraki dan dabi yang akhir2 ini sangat mengganggu dan menyebalkan. "aku lupa sarapan.." dia menyembunyikan faktanya.

Shinsou mendengus. "apa kau benar2 tidak peduli dengan tubuhmu? "

"aku benar2 lupa, jangan marahi aku." ujar midoriya dengan senyum bercanda.

"apa kau bisa duduk? Aku sudah belikan makan tadi. "

Midoriya mengangguk. Dia dibantu untuk duduk dan bersandar. Shinsou membuka bungkus makanan dari kantin dan memberikannya. "sudah agak dingin. "

"tidak apa, masih enak kok. Itadakimasu. " midoriya mulai melahap pelan2. "umai, aku sudah lama tidak memesan ini di kantin. "

"karena kau sibuk di kelas bahkan saat istirahat. "

"hehe... arigatou, uangnya akan kukembalikan nanti. "

"lupakan saja. Nikmati makananmu, habiskan dengan benar. "

"kau sudah terlalu sering membelikan untukku. "

"kubilang lupakan saja. Katakan jika kau masih lapar, aku akan belikan lagi."

"porsiku tidak sebanyak itu. "

Shinsou mengalah dan diam. Dalam hati dia sangat lega midoriya sudah bangun. Saat gadis itu pingsan dengan wajah pucat dan darah mengalir dari hidungnya, shinsou benar2 panik. Dia bergegas mengendong midoriya dan berlari ke uks.

Midoriya makan dengan bibirnya yang masih memutih. Shinsou tidak bisa berhenti memperhatikan wajah sakit gadis itu.

"nee, apa kau tadi mimpi buruk?"

Midoriya berhenti mengunyah. Dia kembali ingat soal mimpinya tadi. Entah apa itu benar2 sebuah tanda2 hal yang akan terjadi besok atau hanya bunga tidur karena dia terus terpikir soal rencana shigaraki. "kurasa, aku sudah lupa... " dia kembali menolak membicarakannya.

Shinsou tidak curiga karena mimpi memang mudah dilupakan begitu bangun.

"sejak kapan kau pusing di kelas? "

"tiga hari lalu... "

"jadwal tidurmu semakin buruk? "

Midoriya tidak mengangguk, dia hanya tersenyum tipis.

Shinsou menghela nafas panjang. "aku tidak tahu lagi harus menasehatimu seperti apa. Hanya saja, kau sudah merasakannya sendiri kan? Akibatnya semakin parah. "

"kurasa ini karena semalam aku memaksa menyelesaikan tugas untuk dua hari kedepan..."

"kenapa kau buru2? "

"kelas hero akan mengadakan latihan diluar sekolah besok. Karena kupikir tidak ada waktu istirahat, jadi tugas2 kuselesaikan secepat mungkin. "

"latihan diluar? Besok? "

"hm. "

"tidak, kau tidak boleh ikut. "

"eh, kenapa? "

"kau tidak lihat kondisimu? Apalagi pelatihan pasti akan melelahkan meski kau tidak ikut bertarung. Kau ingin semakin sakit? "

"tapi itu kesempatan latihan yang penting–"

"aizawa sudah mengatakan untukmu istirahat penuh, amaya. " recovery girl menyambung pembicaraan begitu masuk.

"sensei... "

"masih banyak pelatihan luar yang bisa kau ikuti besok2, jadi jangan paksakan dirimu. Pulihkan tenagamu."

"tapi–"

"istirahat, ya? "

Midoriya mengernyit khawatir, karena dia tahu apa yang akan terjadi besok di gedung usj. Namun dia tidak akan menang berdebat. "ha'i... "

.
.
.
.
.

Hari H latihan USJ.

Anak2 1A naik ke bus sekolah yang akan mengantar mereka ke tujuan. Iida selaku ketua kelas memastikan semua anak duduk di kursi yang benar.

Uraraka nampak murung di kursinya sejak bus berangkat.

"ada apa? " tanya jiro.

"aku hanya sedih amaya tidak bisa ikut..."

"itu kan karena dia sedang sakit. "

"iya sih... tapi rasanya kasihan jika dia tidak ikut di saat penting seperti ini."

"Aizawa sensei kan bilang kalau masih banyak latihan diluar sekolah selain usj. "

"iya, tapi tetap saja rasanya... "

"uraraka-san, tenang saja. " ujar momo yang ada di kursi belakangnya. Uraraka dan jiro menoleh kebelakang. "amaya-san tetap bisa mengikuti pelatihannya kok. "

"hah, bagaimana caranya? " tanya uraraka.

"dia bahkan tidak ikut kita ke lokasi." ujar jiro.

Karena anak2 lain tengah sibuk berisik di kursi masing2, momo tidak masalah mengatakan hal itu tidak secara bisik2.

"anak2 lain akan tahu setelah kita sampai, kalian akan kuberitahu lebih dulu. "

Jiro dan uraraka otomatis mendekat meski tidak akan dibisiki.

"amaya akan mengamati kita secara bergantian dari monitor khusus yang ada di sekolah dengan pengawasan kepala sekolah karena hanya pihak guru hero yang tahu soal lokasi latihan kita. Kemudian dia akan memberitahu kita soal strateginya lewat alat komunikasi khusus juga."

"eh, benarkah?? " uraraka nampak antusias.

"iya, tapi diam saja ya? "

.
.
.
.
.

Sebelumnya--

.
.

"eh, saya masih boleh ikut pelatihan?" tanya midoriya saat kepsek nezu mengunjunginya di uks.

Nezu mengangguk. "benar. Kau sakit karena kelalaianku yang terlambat memberitahu wali kelasmu untuk tidak memberi banyak tugas. Jadi ini sebagai tanda permintaan maafku. "

"a, anda tidak perlu repot, kepala sekolah. Ini juga salah saya karena memaksakan diri. "

Nezu tersenyum. "itu tetap merupakan tanggung jawabku. Hanya saja, kau tidak ikut pergi ke gedung usj. "

"tidak? "

"ya, kau akan melaksanakan latihan dari sekolah. Karena lokasi latihan hanya diketahui guru2 hero dan anak2 1A, maka kau akan menonton latihan mereka dari monitor di ruanganku. Recovery girl akan siap jika sewaktu2 kau kembali jatuh. Kau akan mengawasi mereka bergantian dan menyuarakan strategimu lewat alat komunikasi khusus. "

Midoriya tersenyum lega dirinya masih bisa melihat pelatihan usj. Selain karena keinginan pribadi, midoriya juga berjaga2 untuk mencegah adanya korban berlebih dari serangan shigaraki nantinya.

"apa kau tidak keberatan dengan syarat itu? "

"ha'i, saya sangat berterimakasih karena masih diizinkan ikut latihan."

"sama sekali bukan masalah, kalau begitu, sampai jumpa besok di ruanganku, amaya."

"ha'i. "

Nezu mengangguk puas dan keluar dari uks karena banyak hal yang harus dia urus.

"kalau begitu, amaya. " ujar aizawa yang juga ikut datang bersama nezu tadi. "kau boleh pulang sekarang. Aku akan memberitahu izinmu pada wali kelas sekaligus soal pengurangan tugas2mu. Kau akan diantar salah satu guru. "

"ah, sensei, apa pihak sekolah sudah memberitahu orang di rumahku? "

"belum, karena kejadian ini berbeda dengan kejadian serius yang dulu."

"kalau begitu... saya akan pulang seperti biasa saja. Juga, saya tidak perlu diantar. "

"kenapa? "

"saya... hanya tidak mau orang rumah tahu soal masalah ini... "

"kau sedang sakit, kau bisa jatuh lagi kalau pulang sendiri dengan kendaraan umum. "

"teman saya selalu mengantar sampai halte, dan rumah saya juga tidak terlalu jauh setelah saya turun bus. Demam saya sudah lebih baik, jadi saya rasa tidak masalah untuk berjalan sebentar. "

Aizawa sempat diam berpikir sejenak. "baiklah, aku yakin kau memiliki alasan khusus. Kau boleh istirahat disini sampai jam pulang. "

"ha'i, arigatou gozaimasu. "

.
.
.
.
.

Shinsou menjemputnya di uks dengan membawakan tasnya. Mereka pulang setelah sekolah cukup sepi.

"sensei, terima kasih banyak untuk perawatannya. " midoriya menunduk saat hendak keluar uks.

"sudah tugasku. Beristirahatlah yang banyak dirumah agar demammu tidak semakin parah. "

"ha'i. Kalau begitu, saya permisi. "

.
.

Shinsou menjejeri midoriya dengan sesekali melirik khawatir. Midoriya nampak berjalan tanpa kesulitan apapun, namun rautnya masih sedikit pucat. "kau yakin tidak mau kuantar sampai rumah? Kau masih sakit. "

"tenang saja. Demamku sudah turun kok. "

"itu bisa naik kapan saja. "

"tidak masalah, sungguh. "

Shinsou mengerutkan alisnya. Dia kini kurang yakin untuk mempercayai sepenuhnya perkataan midoriya. Karena selama ini midoriya selalu berkata untuk tenang saja namun akhirnya justru tetap jatuh sakit.

Hanya saja, dia juga jarang bisa menang debat dengan midoriya. Shinsou menghela nafas panjang.

"izuku... " panggilnya pelan. Midoriya menoleh. "jangan... sembunyikan apapun lagi dariku. Jika kau pusing, maka katakan langsung padaku. Aku akan memintakan obat jika kau tidak mau pergi ke uks. "

Midoriya tersenyum lembut. "arigatou, kau selalu baik padaku, shinsou-kun. "

Melihat senyuman manis itu, shinsou merona tipis. "i, itu karena kau sangat ceroboh pada hidupmu sendiri... "

Midoriya tergelak pelan. "kalau begitu, akan kuberitahu satu hal. Rahasiakan ini dari semua orang, ya?"

"apa? "

"aku akan tetap ikut latihan besok setelah kepala sekolah mengizinkan."

Shinsou menoleh syok, "apa? Kenapa kepsek memperbolehkanmu pergi saat kau sakit? "

"aku tidak ikut pergi ke lokasi, aku hanya menonton latihan dari ruangan kepsek. "

Shinsou bernafas lega, dia sempat panik dan hampir saja marah. "begitu... jadi besok seharian kau tidak akan masuk kelas? "

"ya."

Mendengar itu, shinsou mengulum senyum kecut.

"kenapa? Apa kau takut kesepian saat aku sibuk? " goda midoriya iseng.

"t, tidak kok. " shinsou menjaga raut seriusnya. Matanya kemudian sadar jika mereka sudah tiba di halte. Bus juga kebetulan datang bersamaan.

Pintu bus terbuka, beberapa penumpang turun bergantian. Setelah tidak lagi ada yang terlihat akan turun, midoriya bersiap naik.

"jaa, matta nee, shinsou-kun. "

Shinsou mengangguk pelan. Midoriya melangkah masuk dan duduk di kursi paling belakang saat pintu tertutup. Bus melaju, midoriya tersenyum saat bertemu pandang dengan shinsou yang ada di luar. Otoko itu membalas dengan lambaian pelan.

Setelah bus sudah jauh, shinsou bersiap hendak pulang. Rumahnya tidak terlalu jauh dari sekolah, jadi dia sering pulang jalan kaki. Namun langkahnya terhenti saat bertemu seseorang.

"oh... "

"kau, anak jurusan hero? " tanya shinsou.

"ya. " jawab todoroki. Otoko dengan manik dwi warna itu melihat pada arah pergi bus tadi. "kau, sering pulang dengan amaya? "

Shinsou sempat diam sejenak. "ya, setiap hari. "

"rumahmu searah? Kenapa kau tidak naik bus yang sama? "

"aku biasa pulang jalan kaki. Lagipula... dia selalu melarangku mengantarnya pulang. "

"begitu. "

"aku tidak pernah melihatmu di daerah ini sepulang sekolah. Apa kau datang hanya untuk menanyakan itu?"

"tidak. Aku kebetulan ingin pergi ke suatu tempat. " todoroki kemudian berjalan mendahului shinsou.

Setelah todoroki berbelok dan hilang dari pandangannya, shinsou berpikir apakah todoroki juga orang yang dekat dengan midoriya setelah gadis itu lama bersama dengan anak2 jurusan hero.

.
.
.
.
.

Kembali pada anak2 1A yang kini sudah turun dari bus. Sebagian besar kagum dengan besarnya gedung usj sampai mereka masuk. Aizawa datang dan membuat mereka diam.

"sebelum kalian mulai, ada sesuatu yang harus kalian tahu. " ujar aizawa. Membuat anak2 saling berbisik ingin tahu. "yaoyozoru, silakan. "

"ha'i."

"momo? " ujar mina bingung.

Momo membagikan alat komunikasi yang dia buat dengan quirknya pada seluruh anak 1A.

"apa ini? Komunikasi untuk tim nanti? " tanya kaminari.

"benar, namun yang lebih penting alat itu menghubungkan kalian dengan amaya izuku. " ujar aizawa.

"amaya? "

"izuku-chan? "

"dia diperbolehkan ikut latihan meski hanya dari sekolah. Dia akan melihat kerja kalian dari layar monitor di kantor kepsek. "

"eh, serius?? " kirishima melihat alat komunikasi dengan antusias.

"dia akan membantu semua tim kali ini, secara bergantian. Jadi bantuannya akan datang sesekali dengan merata. Kuingatkan lagi, jangan bergantung pada kemampuan amaya, sebisa mungkin gunakan otak kalian sendiri hingga titik maksimal."

"ha'i! "

"komunikasi sudah terhubung, namun masih ada yang perlu kukenalkan. "

Aizawa memperkenalkan hero 13 yang akan membantu latihan mereka kali itu. Antusias anak2 bertambah besar.

Perkenalan secukupnya, selanjutnya adalah pembagian kelompok. Pada jeda waktu sebelum latihan mulai, beberapa dari mereka mencoba berbicara dengan amaya.

"amaya-san. "

"amaya-chan!"

"izuku-chan! "

Midoriya membalas sapaan mereka dari kantor nezu. Dia berbicara dengan mereka sekaligus. Alat komunikasi dirancang agar dia bisa memilih bicara dengan satu orang atau satu tim atau seluruhnya tergantung situasi.

"izu-chan, maaf aku tidak menjengukmu kemarin, apa kau sudah baikan? " tanya uraraka.

"ya, aku sudah lebih baik." ujarnya pada semua orang.

"kau bisa melihat kami darisana?? "

"tentu, sangat jelas. "

Nezu melihat midoriya sangat sibuk berbicara dengan teman2nya. Dia tersenyum saat melihat monitor.

"aku akan keluar untuk mengurus rapat sejenak. " ujar nezu. Midoriya mengangguk dan kembali sibuk saat nezu keluar.

"izuku. " panggil todoroki.

Midoriya mengatur komunikasi pribadi dengannya. "ya? "

"aku... lega kau masih bisa ikut latihan ini. "

Midoriya memperhatikan raut todoroki dari layar. "apa ada alasannya? "

"karena aku bertujuan menunjukkan seluruh kemampuanku disini, aku ingin kau melihatnya. Sisi kiriku yang kugunakan dengan maksimal... "

Midoriya tersenyum, "kalau begitu, aku bisa lebih fokus menontonmu dari sini. Karena tidak ada yang menggangguku, haha. "

Perbincangan mereka tidak berlangsung lama karena anak2 lain kembali berisik dan midoriya harus menjawabnya.

Ditengah2 kesibukan awal itu, midoriya menyadari raut bakugou. Otoko itu terlihat ingin bicara, namun terus menahan diri. "kacchan... " pikirnya.

Namun dia memiliki sesuatu yang harus lebih dipikirkan. "shigaraki..."

Bersamaan dengan pemikirannya, suara2 kelas 1A berubah menjadi nada bingung dan panik. Midoriya tahu betul apa yang terjadi.

"hei, hero. Kami mengundang masuk diri kami sendiri. "

"kalian semua, berlindung! " seru aizawa dan 13.

Midoriya memandang monitor dengan serius. Para villain tidak tahu jika dia dilibatkan dalam latihan usj. Sehingga dia sudah menyiapkan rencana untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan.

Midoriya, perlahan mulai tahu. Tahu kemana hatinya lebih bisa berkata 'nyaman'. Meski belum sepenuhnya yakin, midoriya tidak ingin teman2nya terluka.

Meski dia sudah bersama villain, pikirannya mulai melembut seiring berjalannya waktu dia ada di ua. Terutama setelah dia menjalani harinya bersama anak2 jurusan hero.

Entah konsekuensi apa yang akan dia dapat dengan menyembunyikan soal pikirannya yang kembali keluar dari sisi gelap, namun midoriya tidak bisa berhenti. Dia akan mengurus itu nanti. Kini misinya adalah mencegah shigaraki menciptakan korban dalam serangannya.

.
.
.
.
.

To be continue--

Continue Reading

You'll Also Like

5.7K 401 50
Tada~ Cerita Ini Adalah Cerita Pertama Author Di Akun Baru Author Disini Isinya Ship Rimuru Tempest x Guy Crimson dan Tentunya Ada Sudut Pandang Dari...
18.3K 1.3K 7
Fourshoot tentang Akaashi dan Bokuto. AkaBoku, bukan BokuAka. Sekali-kali gantian:( Haikyuu!! © Haruichi Furudate Cover © -Lyzrx-
11.7K 1.2K 21
Deku yang seorang quirkless selalu diejek oleh teman-temannya, ia pun I berniat membalaskan dendam
1.7M 68.5K 43
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...