My Spoiled Bodyguard (COMPLET...

By BlackStarofIN

9.7M 246K 18.6K

[21+] Punya bodyguard kaku macam robot tapi manja?! kisah seorang putri cantik kaya raya Annelish Crystalline... More

1 Bodyguard Sexy
2 Flirty
3 lost control (21+)
4 He Jealous (21+)
5 Gila di Rumah (21+)
6 Realized (21+)
7 Is Love
8 Zac Suci (21+)
9. Kisah Hidup Zac
10. Menyebalkan
11. Super Manja (21+)
12. Jangan lihat Dexter
13 Pesta Pernikahan (21+)
14 Bahagia
15 Terlupakan
16. Kegilaan di Mall (21+)
17 Missing You
18 Happy Birthday Zac
19 Serangan Mendadak
20 Possessif (21+)
21 Menikahlah Denganku
22 Ancaman untuk Rica
23 Bayi? (21+)
24 Annelish Sakit
25 Kakak Ipar?
26 Kelakuan Baby
27 Rahasia Dexter
29 Beautiful Night (21+)
30 Family Time
31 Buku Rahasia
32 Siapa lagi ini?
33 Kemarahan Zac
34 Kecurigaan Annelish
35 Telepon Misterius
36 Kotak Informasi
37 Pertemuan Petaka
38 Kebenarannya
39 The Truth Untold
40 I Found You
41 Decision and Tears
42 Is It Over?
43 Terungkap Segalanya
44 The Biggest Regret
Info eBook
Cara Pembelian eBook untuk Semua Pengguna
Konferensi Pers
Info PO
REPOST
OPEN PO
Promo Lagi!!
New Story
New Sequel!!!
Yuk Baca
Discount eBook
Diskon 30%
Promo Lebaran 2024

28 Saling Membuka Rahasia

73.7K 3.3K 281
By BlackStarofIN

Hello guys... udah gak sabar mau liat kelanjutannya?. Penasaran sama kelanjutannya?

Tapi sebelum itu, Author mau ingatin, yang belum ikut PO ayo ikutan PO. Karena versi cetak itu spesial limited edition loh. Dapat bonus dan tambah extra part yg gak ada di wattpad dan ebook. Sayang banget kalo gak dapat versi cetaknya.

Jadi buruan kunjungi bab terbaru MSB yang judulnya Info PO ya. PO tinggal 5 hari lagi loh.

Enjoy and happy reading...

*

*

*


"APA?!!!!" teriak Annelish tiba-tiba. Hal itu sontak membuat kedua lelaki itu menoleh serempak.

"S..Sweety...?" Dexter tergagap. "Sejak kapan kau di situ?" lanjutnya lagi. Dexter memucat, tubuhnya keringat dingin. berbeda dengan Zac yang sangat lega melihat kedatangan malaikatnya.

Annelish menghampiri keduanya. Tatapannya tajam lurus pada Dexter yang masih terlihat gugup.

"Benar apa yang kudengar tadi?" tanya Annelish tajam.

"Apa yang kau dengar Sweety?, aku hanya sedang bercanda... aku hanya mencoba mengajak bicara pria ini," jawab Dexter.

"Jangan coba mengelak...!!, aku mendengar semuanya... sejak kau menghampirinya...," bantah Annelish sambil melirik Zac.

Dexter terlihat buntu. Entah bagaimana Annelish bisa mendominasinya seperti ini. Biasanya dia tidak akan didominasi lawannya, apalagi jika seorang wanita. Tapi gadis ini benar-benar membuatnya tak berkutik.

"Apa ini alasannya kau ingin menikah denganku? untuk menutupi kebusukanmu yang seorang penyuka sesama jenis...? kau hanya ingin memanfaatkanku begitu?" cecar Annelish lagi.

"Ak aku..," Dexter tidak mampu menjawabnya. Lidahnya terasa kelu.

"Tidak usah mengelak lagi. Asal kau tahu saja, aku sudah mencurigaimu saat kau menatap bodyguardku, tatapanmu berbeda. Dan aku tahu jenis tatapan apa itu. tatapan saat seseorang tertarik pada seseorang lainnya," potong Annelish lagi.

Dexter terlihat pasrah. Entah bagaimana dirinya tidak bisa mengelak. Entah kemana otak briliantnya saat dibutuhkan seperti ini. Akhirnya dia menghela nafas berat."Baiklah aku akan menjelaskannya," ucapnya pada akhirnya.

"Jelaskan semuanya, sejelas-jelasnya..," tekan Annelish tajam. Hal itu entah kenapa membuat nyali Dexter menciut. Sedangkan Zac malah menatap nonanya dengan berbinar. Nonanya sangat cantik saat seperti ini.

"Aku memang tidak memiliki ketertarikan pada perempuan. Bagiku perempuan hanya mahluk merepotkan yang rumit. Berbeda dengan lelaki yang mudah dipahami dan jelas. Saat ini orang tuaku tengah memaksaku untuk segera menikah dan aku sama sekali tidak memiliki calon. Dan aku melihatmu, seorang putri sempurna yang sangat berkarisma. Aku sudah banyak melihat profilmu, dan kupikir kau sangat sesuai untuk menjadi istriku. Selain untuk memenuhi permintaan orang tuaku, orientasiku juga tertutupi. Kupikir akan sangat menguntungkan untukku," jelas Dexter menjelaskan dengan menundukkan wajahnya.

Annelish mengepalkan tangannya geram. Bisa-bisanya orang ini akan memanfaatkannya. Keterlaluan.

"Lancang sekali...!!!, kau pikir bisa memanfaatkanku! kau pikir aku segampang itu?, iya?, dasar brengsek...!!" kecam Annelish. Tangannya terkepal kuat. Dia sudah akan memukul Dexter. Namun ditahan oleh Zac.

Dexter masih menundukkan wajahnya. Dia merasa bingung, kenapa dia jadi begini? kenapa aura Annelish begitu mendominasi?.

Annelish masih mengatur nafasnya, Zac mengelus punggungnya pelan. Menenangkan nonanya dengan sabar.

"Lalu apa maksudmu dengan mengatakan itu pada bodyguardku hah?!!. Kau menyukainya? iya?, kau ingin menjadikan dia pasangan gaymu? begitu?!!" cecar Annelish tajam.

Dexter semakin menunduk. Dia seperti anak kecil yang dimarahi ibunya, tidak bisa melawan sama sekali.

"Jawab..!! kemana sifat aroganmu itu? kenapa mendadak jadi bisu..!!!" bentak Annelish. Membuat Dexter terlonjak.

"S..Sweety...," Dexter tergagap.

"Jangan panggil aku begitu!!!, terdengar sangat memuakkan...!!" ketus Annelish tajam. Dexter mengkerut.

"Aku... aku hanya melihatnya yang sangat datar dan tidak tersentuh wanita. Aku hanya merasa kalau dia sama denganku... aku merasa ada yang bernasib sama denganku, aku hanya... aku... sangat senang ada yang akan memahamiku... aku berbeda dengan yang lain, aku pikir akan bisa berbagi pikiran dengannya, aku bahkan tidak berani menyukai seseorang sebelumnya, lalu aku hanya... aku...," Dexter kehabisan kata-kata. Wajahnya memerah. Ia malu. Ia malu mengakui keadaan dirinya yang memalukan pada orang lain. Dia bahkan menyembunyikan hal ini dari semua keluarganya, dan hari ini dia mengatakannya pada seseorang. Orang asing dalam hidupnya.

Dexter jadi tenggelam dalam lamunannya sampai sebuah tangan menyentuh pundaknya. Menepuknya pelan. Dexter mendongak dan menemukan wajah Annelish yang sedang menatapnya iba. Sebenarnya Dexter benci dikasihani, ia merasa menjadi pecundang. Tetapi saat ini ia merasakan perasaan yang membahagiakan.

"Katakan padaku apa yang membuatmu memiliki orientasi seksual seperti itu?" Tanya Annelish lembut.

Sungguh, Zac yang melihatnya hatinya tercubit. Dia tidak pernah melihat nonanya bersikap lembut pada orang asing sebelumnya. Dan sekarang Annelish bersikap begitu. Sialnya lagi kepada seorang Dexter?, Zac sangat tidak terima.

"Aku...tidak bisa mengatakannya," ucap Dexter menunduk. Annelish mengangguk paham.

"Aku mengerti. Tapi aku tidak bisa menerima kalau kau berencana memanfaatkanku untuk kepentinganmu sendiri," ujar Annelish kemudian.

Dexter menatap ke arah Annelish. Dia menggeleng "Tidak... maafkan aku. Itu hanya niat awalku. Semakin aku mengenalmu, aku tahu aku tidak bisa melakukan itu padamu. Kau terlalu kuat untuk kukelabui," ucap Dexter merasa bersalah.

Asal kalian tahu, Zac saat ini sudah sangat muak dengan percakapan mereka berdua. Maka Zac langsung menarik pinggang Annelish dan ditempelkan pada tubuhnya. Ia sangat cemburu melihat kedekatan Annelish dan Dexter.

Dexter yang melihat itu menatap keduanya heran. Ia menatap Annelish yang sepertinya sudah biasa menghadapi sikap bodyguardnya itu.

"Sekarang aku akan mengatakannya padamu, karena kau sudah membuka rahasiamu, maka aku juga membuka rahasiaku. Aku harap apapun maksudmu menceritakan rahasiamu pada bodyguardku, kau tidak memiliki perasaan lebih padanya. Karena dia adalah milikku. Kami saling mencintai. Dan maaf sekali Tuan Dexter, tapi dugaanmu salah. Bodyguardku normal, sangat normal, tidak gay sepertimu," ucap Annelish tegas.

Dexter melebarkan matanya. Ia sama sekali tidak menyangka kalau Annelish akan memiliki hubungan dengan bodyguardnya. Selama ini interaksi keduanya sangat datar, bahkan kelewat formal. Tidak akan ada yang menduga ada hubungan khusus atau percintaan di antara keduanya.

"Ka-kau serius?" tanya Dexter tak percaya.

Annelish tidak menjawab, dia hanya menangkup dagu Zac dengan tangan kanannya. Mengarahkannya pada wajahnya dan melumat bibirnya ganas. Zac sampai kuwalahan dan hanya pasrah. Jujur Zac sangat senang mendapatkan perlakuan ini. Sampai Annelish melepaskannya.

"See? He is mine," ucap Annelish menatap Dexter.

Dexter dapat melihat adegan itu dengan tubuh mematung. Annelish memberikannya dengan cinta, dapat dia lihat wajah Zac merona merah setelah mendapatkan ciuman tiba-tiba itu. sepertinya hubungan mereka memang sungguhan dan tidak mengada-ngada. Terlihat alami.

"Sekarang kau tahu dia adalah kekasihku, jadi kau jangan berani-berani menggodanya. Dia tidak sama sepertimu, dan aku minta kepadamu untuk menghentikan semua rencana gilamu tentang pernikahan," ucap Annelish mutlak.

"Hmm... aku tidak pernah mengira akan mengakui semuanya padamu. Aku akan menghentikannya sesuai permintaanmu, tapi kuharap kau tidak akan menganggapku orang asing, bolehkah aku menjadi temanmu?" tanya Dexter akhirnya.

"Kau tahu tidak ada pertemanan antara pria dan wanita," ucap Annelish. Dexter mendengus.

"Kau kan tahu aku tidak seperti pria lainnya, kau bisa menganggapku teman wanitamu kalau kau mau, setidaknya kita menyukai spesies yang sama," ucap Dexter kemudian.

"Kau terdengar menjijikkan," balas Annelish.

"Ya ya terserahmu saja, jadi bolehkan aku menjadi temanmu?, kau tenang saja, meskipun dia terlihat sangat tampan, tapi aku tidak berminat dengan kekasih orang, apalagi temanku sendiri," ujar Dexter sambil menunjuk Zac.

"Sepertinya aku sudah gila karena bertemu denganmu," ucap Annelish sambil menyeret Zac pergi.

"Hei..!! kuanggap kau menyetujuinya..! kita teman sekarang...," ucap Dexter riang sambil mengejar Annelish dan Zac yang sudah melangkah jauh.

Dexter merasa lega karena kini dia bisa membagi perasaannya pada orang lain. Dan dia juga senang karena mendapatkan seorang teman, yang mengerti sisi dirinya dan tidak berusaha menghujatnya. Entah kenapa dia merasa nyaman dengan Annelish dan bodyguardnya. Meskipun pria itu sangat datar dan dingin, bahkan sampai sekarang dia tidak tahu namanya. Keterlaluan. Teman macam apa itu?.

"Hei...!! siapa namamu? dari kemarin aku bertanya dan kau tidak kunjung menjawabnya...!!" kesal Dexter.

*

*

*

Setelah melalui hari yang menakjubkan dan melelahkan, Zac terduduk di sofa apartment Annelish dengan wajah lelah. Hari sudah gelap semenjak 2 jam yang lalu. Makan malam sudah berlalu dengan pikiran melayang ke kejadian tadi siang.

Annelish datang dan duduk di samping Zac dengan tenang sambil membawa novel lanjutan dari cerita yang kemarin. Wajahnya tampak tersenyum-senyum tidak jelas.

"Nona, Baby sudah bilang sebaiknya tidak usah membaca novel lagi," ujar Zac berusaha terdengar bijak di telinga Annelish. Tetapi malah terdengar sangat lucu.

"Hahaha... kau tahu? di seri ini laki-laki itu sudah berubah Baby, dia menjadi budak cinta, dia bahkan cemburu kepada ayah mertuanya sendiri, sangat lucu...," ucap Annelish terdengar senang.

"Jadi Nona sudah tidak membencinya lagi?" tanya Zac heran.

"Di seri yang ini tidak, tapi yang sebelumnya tentu saja masih," ucap Annelish ringan.

"Huh... padahal kemarin bilang sangat membencinya, tidak ada ampun. Tapi sekarang sangat menyukainya, padahal kan itu tokoh yang sama," gerutu Zac kesal.

"Hahaha... tapi ini sangat lucu... imut sekali... apalagi saat dia bertingkah manja," ucap Annelish.

"Ya ya ya... perempuan dengan kesensitifannya," dumel Zac. Dia akhirnya hanya duduk bersama Annelish dan menemani nonanya itu sampai selesai membaca. Tapi lama sekali, akhirnya dia merengek.

"Nonaa....," Rengek Zac. dia mengambil novel yang dipegang Annelish dan meletakkannya di atas meja.

"Kenapa sih?, masih banyak itu belum selesai," protes Annelish.

"Iiih... Nona lebih suka novel itu daripada Baby?" rajuk Zac. dia semakin mencampakkan novel tadi. Dia ambil dan lempar sampai menghantam dinding.

"Zac..!!" kesal Annelish. Zac mengkerut.

"Nona memarahi Baby karena sebuah novel...," lirih Zac dengan mata berkaca-kaca."Baby memang tidak penting," lanjutnya dan beranjak pergi.

Annelish menghela nafas lelah. Susah sekali ingin bersenang-senang sebentar. Dia segera menarik lengan Zac agar kembali ke sofa dan menariknya hingga berbaring bersama di atas sofa itu. Annelish merasa basah di dadanya. Zacnya menangis, tapi tanpa suara. Annelish pun mengelus rambutnya sayang.

"Sssttt... maafkan aku Sayang... aku hanya sedang terbawa emosi," ucap Annelish lembut.

"Sudah jangan menangis lagi ya... Baby mau apa? tadi kenapa memanggil hmm?" lanjut Annelish lagi.

"Baby lelah...," jawab Zac lirih.

"Yasudah kita tidur ya, mau di kamarmu atau kamarku?" tanya Annelish lembut.

"Nona," jawab Zac lirih.

"Baiklah, ayo bangun... kita pindah ke kamar," ajak Annelish akhirnya.

Mereka segera pindah ke kamar Annelish dan melanjutkan pillow talk mereka.

"Baby, kira-kira kenapa Dexter bisa menjadi gay ya?" tanya Annelish penasaran.

"Kenapa Nona bertanya pada Baby?" balas Zac.

"Kau kan lelaki, paling tidak kau akan memahami apa yang dia rasakan," sahut Annelish.

"Hmm.. Baby tidak mengerti Nona, Baby tidak paham dengan perasaan. Kan Nona yang membuat Baby mengerti tentang perasaan," ujar Zac akhirnya.

"Benar juga, kau ini tadinya seperti robot, tidak berperasaan," gemas Annelish menciumi Zac. Membuat pria itu tertawa senang.

"Tapi Nona, Dexter bilang, dia melihat Baby tidak tertarik dengan wanita, makanya dia mengasumsikan Baby gay. Mungkin dia seperti itu, dia tidak pernah berdekatan dengan wanita mungkin?, dulu Baby juga begitu, tapi ada Nona yang datang dan mengajarkan semuanya pada Baby, sehingga Baby tidak salah jalan," ujar Zac menerka.

"Hmm seandainya aku tidak pernah bertemu denganmu, akankah kau menjadi sama sepertinya?" ucap Annelish menerawang.

"Yah... selama ini Baby tidak pernah bertemu dengan orang seperti itu, mungkin saja... Baby akan menjadi begitu jika bertemu dengan lelaki yang begitu juga," jawab Zac.

"Hei, tapi kau bilang banyak bertemu wanita cantik, kenapa tidak tertarik?" tanya Annelish.

"Mereka tidak menakjubkan seperti Nona, Baby ditakdirkan untuk bersama dengan Nona," jawab Zac tersenyum.

"Hmm bisa saja kau merayu begitu ya?, belajar darimana hmm?" goda Annelish gemas. Zac terkikik geli.

"Baby mencarinya dari internet," jawab Zac setelah selesai tertawa.

"Oh ya?, kenapa?, tumben sekali," Annelish heran dengan tingkah Zac yang ini.

"Baby kan ingin menyenangkan hati Nona, selama ini Baby hanya bisa menyusahkan Nona saja, jadi Baby ingin membuat Nona senang," jawab Zac menatap Annelish berbinar.

"Hmm manis sekali Sayang...," Annelish gemas.

"Nona cantik sekali...," balas Zac dengan tatapan memuja.

"Yah kau selalu mengatakannya," ujar Annelish tertawa.

"Baby hanya mengatakan yang sebenarnya," balas Zac.

"Pintar sekali kau ini, jangan-jangan ada maunya ya?, iya kan?" goda Annelish.

Zac yang ketahuan mengulum senyum malu-malu. Dia merona Annelish mengetahui maksudnya.

"Benar kan?, ayo bilang, kau mau apa?" tanya Annelish menggoda.

"Baby malu," jawab Zac menelusupkan kepalanya di leher Annelish. Annelish tertawa terbahak.

"Kau ini sudah kulihat seluruhnya, bahkan seinchipun tidak kulewati. Seluruh tubuhmu sudah kurasakan, kenapa harus malu lagi hah?" gemas Annelish.

"Baby mau bercinta, tapi Nona yang di atas, Baby ingin dikuasai Nona malam ini," ujar Zac dengan wajah merah padam.

"Oh Sayang, kau sangat manis... jadi kau ingin kumainkan malam ini hmm?" tanya Annelish senang. Zac mengangguk.

"Kau yakin ingin itu?" tanya Annelish lagi.

"Iya Baby mau...," jawab Zac tersipu.

"Kau tidak takut akan kusiksa nantinya?" tanya Annelish lagi.

"Tidak apa-apa," jawab Zac lagi pasrah.

"Hmm... kemarilah Sayang, kita lihat seberapa kuat dirimu," bisik Annelish seduktif di telinga Zac.

Zac menelan ludahnya gugup. Dia sudah memilih ini. Dan ini akan menjadi malam panas yang menggelora dan tak terlupakan. Dia gugup sekali. Sudah pasrah dengan apapun yang akan Annelish lakukan pada tubuhnya. Dia hanya bisa menerima dan mendesah nantinya. Bahkan mungkin menangis dan berteriak? siapa yang tahu?.

Tapi Zac tidak pernah tahu, mungkin saja ini akan menjadi percintaan panasnya yang terakhir bersama Annelish? Atau justru percintaan panasnya yang akan memulai hubungan panas keduanya lebih dalam?. Atau bisa saja percintaan panas ini akan menjadi kenangan indahnya selamanya?.


TBC

Bonus baby yang riang karena mau dikasih jatah sama Nona...

Tetap ikuti Baby dan Nona.
Oke, see you in the next chapter...

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 11.7K 22
⚠️WARNING⚠️ 🚫KONTEN DEWASA🚫 ---------------------------------------------------- Cerita [21+++] diharap bijak dalam memilih bacaan. [SEBAGIAN PART...
17M 754K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
3.7M 72.4K 40
[Tersedia di google play ] | [Romanc Dewasa - 18+] ✓Star 21 juni 2018✓ ✓Finis 19 agustus 2018✓ [Ini cerita pertama aku] Pernikahan sangat di nantikan...
1.5M 47.7K 65
#Cerita ini mengandung unsur dewasa dan (21+) bagi yang dibawah umur harap bijak memilih bacaan Menjadi seorang janda dan single mom membuat Aira...