My Kriting Girl

By juli_sari

77.6K 7.6K 578

Follow sebelum membaca 🍊 Amy itu cewek bodoh dan lemot. Sementara Jonah adalah cowok dingin yang suka seenak... More

Prolog🍊
🍊Pertama
Kedua🍊
🍊Ketiga
Keempat🍊
🍊Kelima
Keenam🍊
🍊Ketujuh
Delapan🍊
🍊Sembilan
Sepuluh🍊
🍊Sebelas
Duabelas🍊
🍊Tigabelas
Empat Belas🍊
🍊Lima Belas
Enam Belas🍊
🍊Tujuh Belas
Delapan Belas🍊
🍊Sembilan Belas
Dua Puluh🍊
🍊Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua🍊
🍊Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat🍊
🍊Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam🍊
🍊Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan🍊
🍊Dua Puluh Sembilan
TigaPuluh🍊
Tiga Puluh Dua🍊
🍊Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat🍊
🍊Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam🍊
🍊Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan🍊
🍊Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh🍊
🍊Empat Puluh Satu
Empat Puluh Dua🍊
🍊Empat Puluh Tiga
Empat Puluh Empat🍊
🍊•Empat Puluh Lima
Empat Puluh Enam•🍊
🍊•Empat Puluh Tujuh
Empat Puluh Delapan•🍊
🍊•Empat Puluh Sembilan
Lima Puluh•🍊
🍊•Lima Puluh Satu
Lima Puluh Dua•🍊
🍊•Lima Puluh Tiga
Lima Puluh Empat🍊
🍊•Lima Puluh Lima
Lima Puluh Enam🍊
🍊Lima Puluh Tujuh
Lima Puluh Delapan•🍊
🍊•Lima Puluh Sembilan
Enam Puluh 🍊
🍊Enam Puluh Satu
Enam Puluh Dua 🍊
🍊Enam puluh tiga
Enam Puluh Empat•🍊
🍊Enam Puluh Lima

🍊TigaPuluh Satu

1.1K 152 11
By juli_sari

"Lo pacaran dengan Jonah ya?" tuduh Virka.

Amy menggeleng. Virka menyodorkan ponselnya. "Ini apaan?"

Bukan Amy yang melihat, malah Vila dan Bulan yang sama-sama memajukan wajah mereka ke ponsel tersebut.

"Anjay!" Vila berseru keras, membuat Bulan kemakan gusar dan berkahir dengan meninju punggungnya cukup keras.

Vila mengadu kesakitan, tapi tidak diperdulikan oleh siapapun.

"Apaan sih?" Jack ikutan kemakan kepo. Virka menyerahkan ponselnya pada pria itu, lalu bersidekap dada dengan tatapan mengintimidasi pada Amy.

"Ini prank atau gimana?" ujar Jack mengembalikan ponsel Virka. "Jangan-jangan lo halu ya?"

"Apaan sih! Itu Jojo yang suruh loh," teriak Amy tidak terima.

"Alah gak usah bohong lo, keriting!" Vila duduk asal di meja Virka. "Mau gue bawa ke POLDA Jakarta kah lo?"

"Gak mau! Gue kan gak salah."

"Jadi lo bisa jelasin ini apa?" Virka menydorokan lagi ponselnya. "Story WhatsApp, Instagram, Facebook, Twitter, muka Jonah pakai emot love. Terus bio lo nama Jonah Pradava, emot gembok. Lo jadian kan?"

"Gue gak nyangka." Jack geleng-geleng kepala. "Di abad 21 ini ternyata masih ada pasangan absurd begini yak."

"Siapa yang lo bilang pasangan absurd?" Jonah muncul di daun pintu dengan setumpuk buku paket.

"Lo dan Amy lah, masa gue dengan Bumi." Bulan menyibak rambutnya dramtis. "Iya gak, Jack?"

"Gue gak tahu. Gue masih perjaka ting ting pokoknya," balas cowok itu asal.

"Kalian jadian?" Vila berdiri, menghadang Jonah yang hendak meletakan buku paket di meja guru.

"Kalau iya kenapa?" Jonah mendorong badan Vila. Buku paket yang ia bawa mendarat sempurna di meja.

"Lo gak mengidap kanker hati kan?" Vila duduk di meja guru, di samping Jonah yang merapikan tumpukan buku tersebut. "Atau minus 100 misalnya?"

"Gak."

"Kenapa lo mau jadian sama Amy?"

"Gue gak mau jadian sama dia."

Yang menonton membuka mulut tak percaya.

"Jojo?" Mata Amy sudah berkaca-kaca, siap menjatuhkan butiran air ke pipinya yang jelas tidak sesubur pipi Bulan.

"Jadi? Lo mau apa?" Vila memecah keheningan. Beberapa siswa yang hendak keluar sampai membatalkan perjalanan mereka. Jangan ditanya, mereka tidak ingin ketinggalan info yang satu ini.

"Gue mau nikahin Amy."

"What?" Jack terjangkit kaget. Virka melirik kanan dan kirinya, atas dan juga bawah.

"Ini prank kan? Kameranya mana, Mana?"

"Why?" Vila bertanya putus asa.

"Gue mau berkembang biak." Jonah menjawab santai, membuat seisi kelas yakin cowok itu punya masalah dengan otaknya.

"Kenapa harus sama dia?" Vila masih menjadi reporter.

"Jadi mau sama siapa? Sama lo? Oke, kayaknya sih Amy juga gak masalah kalau dimadu."

"Bangke!" Vila melempar pandangan kesal pada sahabatnya tersebut. "Gue bukan homo, setan!"

"Istighfar dulu, Vil," ujar Jonah menenangkan. Dia melempar pandangan pada seisi kelas yang menatapnya dengan tatapan tidak percaya.

"Nikah wajar kan?" tanya Jonah.

"Wajar sih wajar. Tapi pasangannya itu loh, mas." Virka mewakili suara teman-temannya. Amy memanyunkan bibirnya. Sesuai ekspektasi, orang-orang memang tidak suka dia dan Jonah bersatu.

"Emangnya pasangan gue gimana?" Jonah menyandarkan pinggangnya di sisi meja. "Masih manusia kan? Dua kaki, dua tangan, dua mata, ada hidung, ada mulut, bisa punya anak juga."

"Sorry banget." Lagi, Virka  mewakili suara teman-temannya yang tentunya tidak berani berkata langsung di depan Jonah. "Amy itu jelek," lanjut Virka dengan suara rendah.

"Emang lo udah cantik?"

Virka menghela nafas malas. Mendebat Jonah memang tidak mudah.

"Lo objek, gue subjek. Mau lo secantik apapun kalau gue jijik, tetap aja jelek."

"Lo demam?" Vila memegang dahi Jonah cepat. "Tuh bener. Dia demam, Jack."

"Ayo bawa ke rumah sakit terdekat," kata Jack mendekati dua sahabatnya tersebut.

"Apa sih faedahnya kalian ngurusin hidup gue?" Jonah bersidekap dada. "Vila main dengan jalang aja gue menutup mata . Jack punya kelainan grepe-grepe kucing gue juga diam. Si Virka suka main sama oom gue juga bodo amat. Kenapa giliran gue kalian heboh?"

Jonah banyak berubah, itu yang sesisi kelas simpulkan. Dulu ia hemat kalimat, tapi sekarang sepertinya ia sangat dermawan akan kalimat.

"Gue mau nikah itu urusan gue. Mau istirnya siapa bukan urusan kalian. Balikin aja deh, gimana kalau gue yang nentuin jalan hidup kalian? Mau gak?"

"Gue laper," Bulan belari keluar kelas. Tidak mau berurusan dengan Jonah lagi.

"Ah gue kebelet boker." Jack berlari menyusul Bulan. Seisi kelas kembali pada aktifitas mereka masing-masing. Bisa berabe kalau Jonah marah.

"Lo gak ikut mereka?"

Vila menggeleng. "Gue mau mikir," katanya berjalan ke bangkunya. Jonah mengedikan bahu acuh.

"Udah kayak pahlawan kesiangan belum gue?" Jonah menepuk pelan bahu Amy. Cewek itu memanyunkan bibirnya.

"Pokoknya lo harus traktir gue es krim nanti pulang sekolah." Jonah membuka tasnya. Amy masih bungkam, menyerapi intisari kejadian tadi.

"Udah jangan dipikirin, full memori otak lo baru tahu."

Amy menghela nafas putus asa. "Gue harus gimana, Jojo?"

"Jadi cantik lah, masa jadi burik."

"Caranya?"

"Oplas." Jonah melirik cewek disebelahnya. "Gue request muka bening kayak Jeanie Blackpink ya?"

Amy cemberut. "Gue lagi sedih loh."

"Nanti gue bujuk." Jonah membuka buku fisikanya. "Sekarang gue mau sok sibuk dulu."

"Kenapa gak sekarang sih?!" Amy menggerutu marah padahal Jonah sudah memaparkan alasnya.

"Mager gue," balas Jonah santuy.

"Gue marah." Amy membuang muka setelah seenak jidat mengeluarkan kalimat tersebut.

"Hati-hati nanti darah tinggi, loh." Jonah menarik hidung mungil Amy. Si pemiliknya cemberut saja tanpa kata.

"Makin gemoy deh, jadi pengen cium."

"Jojo!!!"

Yang diteriaki terkekeh. Mengusek-usek kepala Amy dengan tangannya. "Lo itu istimewa kayak pohon. Jadi bakalan gue jaga dari tangan-tangan manusia."

"Kok kayak pohon sih?"

"Jadi mau kayak apa?"

"Mawar kek."

"Kecantikan buat lo,oy!" Jonah menyentil dahi Amy. Lagi, si empunya cemberut. Piagam ekspresi terfavorit Amy tahun ini sepertinya cemberut.

"Intinya gue bakalan selalu jagain lo."

"Kenapa?"

"Karena lo gak bisa jaga diri lo sendiri, sayang."

Amy membuang muka. Tidak terima dikatai tidak bisa menjaga diri.

"Lo serius?" Virka dibelakang keduanya bersuara lagi.
"Lo mau nikah sama Amy?"

"Iya dong, masa gue mau nikah sama lo. Ogah bener." Jonah menjawab tanpa menoleh.

"Lo terkontaminasi Bumi kayaknya," cibir Virka.

"Kayaknya sih gitu," gumam Jonah mulai berpikir. Apa ini karma karena dia sering mengejek Bumi yang kebelet nikah dengan adiknya ya?

"Gue capek," ujar Vila tiba-tiba berdiri di depan keduanya. "Gue gak bisa mikir."

"Lo emang bego," celetuk Virka.

Vila tak menyahut malah menyodorkan tangan pada Jonah.

"Apaan?"

"Pajak jadian lah. Lo kira lo bisa terbebas gitu aja dari gue. Oh tidak semudah itu, Ferguso."

Jonah memutar bola matanya malas membuka dompetnya lalu menjejali dua ratus ribu di tangan Vila. "Bagi-bagi," katanya membuat seisi kelas bersorak.

Amy berbinar, ikutan menyodorkan tanganya dengan senyum cerah.

"Lo mau apa?" sangsi Jonah.

"Pajak jadian dong."

"Gue juga," Virka ikutan menydorokan tangan.

Jonah memutar bola matanya malas, membuka dompet lagi. Memberi dua cewek itu masing-masing dua puluh ribu.

"Lumayan buat beli seblak," kata Virka sebelum mencubit gemas punggung Jonah. "Gamsahamida, oppa."

"Pala lo oppa!" cibir Jonah lalu gantian menyodorkan tangan pada Amy.

"Apaan?" tanya Amy ngeri.

"Pajak jadian dong," kata Jonah mengedipkan sebelah matanya.

Amy cemberut, mengembalikan uang yang Jonah berikan.

Cup

"Gue bercanda," ujar Jonah mengecup pipi Amy.

"Astaghfirullah," Vila menutup matanya cepat. "Kalau mau adegan dewasa di sensor dulu napa," gerutunya lagi. "Pokoknya lo berdua harus ganti rugi, mata gue udah gak suci lagi."

"Banyak bacot!" Jonah melempar Vila dengan kotak pensilnya.

"Dasar anak Hitler!"








🍊🍊🍊







"Jojo, filternya gak ada yang bagus," rengek Amy kala  jam kosong berlangsung.

"Makanya modal," Vila mencibir cepat.

"Dasar kuping parabola!" balas Amy ikut mencibir.

"Nih kayak gue," Vila memamerkan preset yang ia punya. Amy cemberut, menoleh pada Jonah yang khusyuk membaca Alegebra (Indonesia=Aljabar). Udah bahasa Inggris, isinya matematika lagi. Najis!

"Jojo, mau."

"Mau apa?" tanya Jonah tanpa mau menoleh.

"Kayak Vila."

"Dasar tukang ngadu!" ejek Vila menjadi-jadi. Amy menekuk muka, menatap pada layar ponselnya yang menampilkan aplikasi Lightroom. Kalau mau filter cantik di harus pakai rumus , kan bangke. Terus kalau mau yang yang simple, dia harus beli presetnya. Kan harus pakai uang. Pftttt!

"Hpnya?" Jonah mengulurkan tangan. Amy memberikanya tak bersemangat.

Mengalihkan pandangan dari aljabar, Jonah mengotak-atik ponselnya. Lalu kembali memberikannya pada Amy tanpa sepatah kata.

"Huwaaaaaaaa." Amy histeris, Vila si anak firaun yang tukang iri lantas datang ke TKP. Ia merebut asal ponsel Amy.

"WHAT?" Vila melotot tak percaya. "Kok punya lo banyak presetnya? Bagus-bagus lagi." Vila melirik Jonah sekilas. "Lo beliin buat di ya, Jo?"

"Hmm."

"Anjir." Vila mengembalikan lagi ponsel Amy. "Mubazir uang banget lo."

"Makanya jangan bikin iri cewek gue."

"Lah kok gue yang jadi korban?" Detik berikutnya Vila menatap si kriting cerah. "Am, editin foto gue sekali ya?"

"Boleh." Amy mengangguk. "Tiga foto dua puluh ribu."

"Eh anjir, dasar anak Daendels!"

"Emang preset apaan sih?" Bulan menyodorkan tanganya di sebrang meja. Amy memberikan ponselnya.

"Cantik-cantik banget." Bulan menoleh pada Bumi yang sibuk main game . "Bum, mau."

"Mau apa? Anak atau yang mantap-mantap nih?"

"Mau gue bacok hah?!"

Bumi terkekeh mempause game pounya yang sudah segemuk Bulan. "Mana?"

Bulan menydorokan ponselnya. "Lo beliin dia preset juga?" Vila menatap tak percaya sahabatnya tersebut.

Bumi mengangguk santai. "Lo gak sayang uang oi?"

"Makanya jangan bikin bini gue iri. Kan gue jadi gak tega."

"Lah kok gue lagi?" Vila frustasi dibuatnya. "Gue kan cuma ngomong."

"Kata-kata lo mengandung virus semua." Itu suara Jonah.

"Dan cewek lo berdua kurang imunisasi makanya tertular," sarkas Vila.

"Anjir, sakitttt oi!" jerit Vila  karena dibuahi sepatu oleh Jonah dan Bumi.

"Mulutmu harimaumu," ejek Bulan sinis.







🍊🍊🍊

Ola masih stay tune kah?

Vote jangan lupa please 🍊—🍊

Next update setelah 100 yang vote ya
#candasih😂

Seperti sebelumnya, auto bakalan update hanya hari sabtu dan minggu yeyyy

Luv u all 🍊

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 180K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
568K 62.4K 25
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santriwatinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah...
592K 28K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
326K 19.4K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...