My Kriting Girl

By juli_sari

77.6K 7.6K 578

Follow sebelum membaca 🍊 Amy itu cewek bodoh dan lemot. Sementara Jonah adalah cowok dingin yang suka seenak... More

Prolog🍊
🍊Pertama
Kedua🍊
🍊Ketiga
Keempat🍊
🍊Kelima
Keenam🍊
🍊Ketujuh
Delapan🍊
🍊Sembilan
Sepuluh🍊
🍊Sebelas
Duabelas🍊
🍊Tigabelas
Empat Belas🍊
🍊Lima Belas
Enam Belas🍊
🍊Tujuh Belas
Delapan Belas🍊
🍊Sembilan Belas
Dua Puluh🍊
🍊Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua🍊
🍊Dua Puluh Tiga
🍊Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam🍊
🍊Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan🍊
🍊Dua Puluh Sembilan
TigaPuluh🍊
🍊TigaPuluh Satu
Tiga Puluh Dua🍊
🍊Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat🍊
🍊Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam🍊
🍊Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan🍊
🍊Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh🍊
🍊Empat Puluh Satu
Empat Puluh Dua🍊
🍊Empat Puluh Tiga
Empat Puluh Empat🍊
🍊•Empat Puluh Lima
Empat Puluh Enam•🍊
🍊•Empat Puluh Tujuh
Empat Puluh Delapan•🍊
🍊•Empat Puluh Sembilan
Lima Puluh•🍊
🍊•Lima Puluh Satu
Lima Puluh Dua•🍊
🍊•Lima Puluh Tiga
Lima Puluh Empat🍊
🍊•Lima Puluh Lima
Lima Puluh Enam🍊
🍊Lima Puluh Tujuh
Lima Puluh Delapan•🍊
🍊•Lima Puluh Sembilan
Enam Puluh 🍊
🍊Enam Puluh Satu
Enam Puluh Dua 🍊
🍊Enam puluh tiga
Enam Puluh Empat•🍊
🍊Enam Puluh Lima

Dua Puluh Empat🍊

1.4K 139 16
By juli_sari

"Nih!"

Jonah dan segala kedongkolanya mendongak. Apa yang ia dapati membuatnya terkejut, silverqueen besar? Yang benar saja. "Nyogok gue?"

"Dari Indy."

"Oh," Kedongkolanya kian naik lima puluh persen."Jadi kapan lo ngasih gue kayak gitu."

"Gue bukan siapa-siapa lo," ujar Amy meletakan coklat itu di meja Jonah. Pengan banget gue khilaf, Ya Allah.

"Lo simpanan gue, kalau lo lupa."

"Tapi,"

"Gak usah banyak alasan. Lo lihat tuh cewek lain aja gencar deketin gue. Lah lo? Kapan lo dekatin gue kayak gitu hah?" sensi Jonah membuat Amy mengedikan bahunya acuh.

"Gak tahu."

"Kok gak tahu. Perlu gue paksa hah?"

Amy menggeleng cepat "Enggak."

"Sore, lapangan basket. Beliin gue air." Jonah dan segala kekesalanya bertitah. Membuat Amy cemberut. Dasar diktaor!

"Uang jajan udah habis." Alasan bagus.

"Nih!"

Amy melongo dikursinya. Jonah menyerahkan dua lembar uang seratusan. Banyak benar.

"Air apa?"

"Terserah lo yang penting harus sweet."

"Loh?"

"Kan lo simpenan gue, sayang" gemas Jonah mengelus pipi Amy. Sontak cewek itu menjauhkan badanya. Duh Gusti kenapa jadi merinding, batinya seraya mengelus-elus pipinya.

Jonah terkekeh kecil dibuatnya. Lalu beralih membuka bungkus coklat dari Indy. Sebenarnya dia tidak suka, tapi ia sadar benar bahwa cewek disebelahnya itu ingin sekali. Jadi daripada mementingkan ego dan membuat Amy kian ngidam, lebih baik dia menurunkan egonya. Toh Indy juga gak bakalan tahu.

"Lo gak mau?"

Amy tersenyum lebar. Lalu menganggukkan kepalanya. "Dasar perut karet!" cibir Jonah memberikan seluruh coklat itu padanya. "Nih, habisin! Bungkusnya kalau bisa sekalian lo telen tuh."

Amy mengigit coklatnya sadis, alhasil membuat gelak Jonah pecah.

"Bisa diem gak sih?" kesal Virka dari belakang. Jonah melirik sinis cewek itu.

"Kenapa emangnya? Mau marah?"

"Iya, gue marah. Apalagi soal tadi."

"Bodo," ketus Jonah kembali menatap ke depan. Ia bertopang dagu, lalu memiringkan kepalanya untuk melihat Amy dan aktifitasnya.

"Enak?"

"Banget," balas Amy fokus dengan coklatnya.

"Suapin dong?"

"Ewwwww," Amy melirik jijik cogan disebelahnya. "Amit-amit cabang bayi dah."

"Lo bilang apa?" teriak Jonah berang kau menjitak kepala Amy.

Ekhem

Jonah dan Amy sama-sama menodongakan kepala. "Anak orang bisa geger otak loh, Jo" kata Bu Rumi buru-buru membuat Amy menyembunyikan coklatnya di dalam laci.

Jonah terkekeh kecil saja. Mana mungkin Amy geger otak gara-gara jitakan kecil. Toh jitakan yang sering Jonah kasih kan sudah dimantrai kasih sayang, eaaaak.






***





"Udah dikasih coklatnya?"

Amy yang tengah khusyuk menonton latihan basket lantas menoleh kesamping. Indy si cewek imut dengan otak brilian itu tersenyum.

"Udah," balas Amy ikut tersenyum. Matanya tak bisa lepas melihat tubuh elok Indy. Dia beruntung banget dah.

"Diterima?" Amy dan Indy saling bertatap muka. Membuat Amy tersinggung sendiri. Wajah cewek itu mulus seperti pantat bayi. Pipinya yang chubby juga tidak kalah cute.

"Diterima kok, tapi gak tahu dimakan dia atau tidak" kata Amy berbohong demi keselamatan dirinya dan Jonah. Ya, semoga saja Indy tidak tahu. Bisa habis nasibnya nanti. Toh memang Jonah sendiri yang memberikan padanya, bukan?

"Gak apa-apa, makasih ya."

"Iya."

"Gue yang harusnya makasih, coklatnya enak banget" sambung Amy dalam hati.

"Mana air gue?" Dengan bossy-nya Jonah berdiri di hadapan Amy. Peluh keringat membasahi sekujur tubuhnya. Bukannya bau, malah kelihatan hot di mata Amy dan juga Indy.

"Nih, Jo."Indy dengan cepat menyodorkan botol airnya. Apple and mint sensation tertulis di labelnya.

"Gue gak suka apel," kata Jonah dingin.

Sontak Amy menatap botolnya lesu. Itu juga rasa apel. Pasti Jonah akan marah lagi padanya.

Greb

Jona merebut cepat botol di tangan Amy, lalu membuka segelnya.

"Katanya gak suka apel," sindir Indy melihat Jonah yang tengah meneguk habis air pemberian Amy.

"Berubah pikiran," balas Jonah santai.

"Lapin dong," kata Jonah memberikan handuk kecilnya pada Amy.

"Gak nyampe."

"Gue aja, gue nyampe kok." Indy berdiri cepat, hendak menyambar handuk Jonah namun cowok itu keburu pergi.

"Lo siapanya Jonah?" Duh mampus gue, batin Amy takut.

"Teman sebangku doang."

"Kok mau disuruh-suruh dia?" Indy dan segala kekepoanya bertanya. Memang sangat tidak logis kalau jawabannya hanya teman, pasalnya Jonah selalu malas berhubungan dengan perempuan. Jangan pacar, teman saja dia ogah. Tapi situasi yang satu ini membuatnya heran. Kalau dibilang teman impossible, tapi kalau dibilang pacaran lebih super impossible malah.

"Daripada dia marah."

"Dia galak ya?" Logis juga, pikir Indy setuju. Dulu ia sering dengar kasak-kusuk manusia mengatakan kalau Jonah cepat naik darah. Sayangnya ketampanannya menutupi itu semua dalam sekedip mata.

"Kayak T-rex malah."

"Dia ganteng banget ya?" puji Indy dengan dua mata intens menatap Jonah yang tengah mendribble bola.

"Tapi gaje."

"Lo dekat sama dia?" Indy menoleh tajam, membuat Amy menyesal telah mengatakannya.

"Enggak kok."

Indy menghela nafas lega. Saingannya yang lama sudah cukup banyak, please dia tidak mau ada saingan baru lagi. "Pertama kali gue lihat dia, gue langsung suka. Matanya indah banget bikin gue langsung mengunci hati buat dia seorang sampai saat ini. Tapi, kayaknya Jonah gak pernah sadar," curhat Indy membuat Amy simpati.

"Dia pasti suka lo," katanya yakin.

"Masa?"

"Lo cantik, pinter lagi. Idaman semua cowok itu." Amy tersenyum miris. "Gak kayak gue."

"Lo bisa aja." Indy merapikan kuncir rambutnya. "Btw, besok gue nitip bekal ya sama lo."

"Ok."

"Lapin!" titah Jonah entah sejak kapan sudah didepan Amy.

"Cieeeeeeeee," Vila menyorak disebrang lapangan. Amy yang tengah berjinjit hendak mengelap leher Jonah lantas menunduk malu.

"Kenapa nunduk? Lo malu punya cowok kayak gue hah?" sentak Jonah emosi.

"Gak gitu," sanggah Amy dengan kelopak mata memanas. Jonah kalau membentak suka seenak jidat. Apa dia belum tahu gimana rasa sakitnya dibentak ya, pikir Amy.

"Terus kenapa nunduk? Ada uang jatuh iya?" Amy tidak menjawab, ia malah fokus berkompromi dengan hatinya agar tidak menumpahkan air mata.

"Yang bener napa sih," kesal Jonah menarik dagu Amy. Cewek itu cemberut, lalu menggosok kasar handuk ditanganya ke leher Jonah.

"Yang ini belum," protes Jonah menunjuk rahangnya.

"Gak nyampe," ketus Amy cemberut.

"Makanya jadi tinggi, dodol!" ejek Jonah lalu menundukan badanya sedikit, alahasil hal tersebut membuat Amy panas dingin karena wajah Jonah yang tepat di depan wajahnya. Hidung mereka yang berbeda ukuran itu bahkan saling bergesekan saat Amy hendak mendongak. Keduanya bagai tersengat listrik, tapi entah kenapa sangat asik hingga mereka bertahan beberapa detik. Alahasil Indy yang menonton kabur dari sana dengan kesal dikepala.

"Coba lo cantik," kata Jonah tiba-tiba. Dua mata mereka masih saling menyapa. Sekitar yang mulai melihat sama sekali tidak Jonah anggap eksistensinya. "Gue nikahin lo sekarang," bisiknya ditelinga Amy, membuat bulu kuduk cewek itu merinding.

Kalau gue cantik?

"Kalau gue jelek?" tanya Amy sesaat setelah mereka duduk di dalam mobil.

"Tetap dinikahin juga sih," kekeh Jonah menyakan mesin mobilnya. "Tapi tunggu sampai lo cantik aja deh. Biar kita gak malu, iya kan?"

"Kita? Lo aja kali yang malu," kesal Amy bersidekap dada.

"Ya iya lah lo gak malu, gue mah ganteng kek Manu Rios. Kemana-mana bakalan bikin ko bangga. Lah lo? jelek. Bisa malu gue sama semua manusia."

"Jonah fucek!" teriak Amy menatap keluar jendela. "Ngomong seenak jidat, gak tahu apa kalau semua yang ada di fisik gue saat ini ulahnya takdir," gerutu Amy membuat Jonah tertimpa beton. Amy marah padanya, pada mulut sompralnya.

"Kalau bisa berubah pun tetap gak bakalan sama kayak mbak Lisa Blackpink oye oye itu, mentok-mentok palingan pas di KKM doang."

"Kalau gue cantik, lo mau nikahin? Dih ogah. Amit-amit cabang bayi," ujar Amy mengetuk bergantian kepalanya dan pintu mobil. Hati Jonah mendadak ngilu dibuatnya. "Daripada harus nikah dengan orang yang mandang fisik, lebih baik gue jadi perawan tua."

Nyessssss. Dia ditolak sebelum menembak. Dan sialnya itu terjadi karena mulut lebarnya, dih double shit banget dah.









***

.
.
.
.

Vote dan komen jangan lupa gess😘





Saturday 17:40 Belum mandi:)

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 280K 65
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
584K 44.9K 29
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
1.8M 132K 50
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
572K 63.3K 25
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santriwatinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah...