My Spoiled Bodyguard (COMPLET...

Por BlackStarofIN

9.7M 246K 18.6K

[21+] Punya bodyguard kaku macam robot tapi manja?! kisah seorang putri cantik kaya raya Annelish Crystalline... Más

1 Bodyguard Sexy
2 Flirty
3 lost control (21+)
4 He Jealous (21+)
5 Gila di Rumah (21+)
6 Realized (21+)
7 Is Love
8 Zac Suci (21+)
9. Kisah Hidup Zac
10. Menyebalkan
11. Super Manja (21+)
13 Pesta Pernikahan (21+)
14 Bahagia
15 Terlupakan
16. Kegilaan di Mall (21+)
17 Missing You
18 Happy Birthday Zac
19 Serangan Mendadak
20 Possessif (21+)
21 Menikahlah Denganku
22 Ancaman untuk Rica
23 Bayi? (21+)
24 Annelish Sakit
25 Kakak Ipar?
26 Kelakuan Baby
27 Rahasia Dexter
28 Saling Membuka Rahasia
29 Beautiful Night (21+)
30 Family Time
31 Buku Rahasia
32 Siapa lagi ini?
33 Kemarahan Zac
34 Kecurigaan Annelish
35 Telepon Misterius
36 Kotak Informasi
37 Pertemuan Petaka
38 Kebenarannya
39 The Truth Untold
40 I Found You
41 Decision and Tears
42 Is It Over?
43 Terungkap Segalanya
44 The Biggest Regret
Info eBook
Cara Pembelian eBook untuk Semua Pengguna
Konferensi Pers
Info PO
REPOST
OPEN PO
Promo Lagi!!
New Story
New Sequel!!!
Yuk Baca
Discount eBook
Diskon 30%
Promo Lebaran 2024

12. Jangan lihat Dexter

215K 5.5K 274
Por BlackStarofIN

Hei guys...!! Welcome back to my story..!!!!

Author comeback lagi dong membawakan cerita kesayangan sahabat baby sekaliann...

Enjoy and happy reading..

*

*

*

Annelish kembali bertemu dengan Dexter setelah seminggu terakhir mereka bertemu. Pria itu benar-benar aneh dan misterius karena tidak menjelaskan apa-apa dan sekarang secara sengaja datang mengunjunginya ke kantornya, bahkan masuk ke ruangan kerjanya.

"Ada apa lagi kau datang ke sini Tuan?" tanya Annelish menatap Dexter.

"Mengunjungi kekasihku, ada yang salah?" balas Dexter.

"Aku tidak pernah merasa menjadi kekasimu," ucap Annelish.

"Sejak pertemuan terakhir kita, kuanggap kau itu kekasihku," ucap Dexter lagi.

"Wah.. kau itu benar-benar mengesalkan ya, sebenarnya apa tujuanmu menjadikanku kekasihmu?" kesal Annelish.

"Hmm... kau yang sangat sempurna, tentu saja tidak ada tujuan lainnya," ucap Dexter dengan wajah datar.

"Wajahmu bahkan tidak ikhlas mengucapkannya, sudahlah... hentikanlah semua kegilaanmu ini Tuan, jangan libatkan aku lagi dalam permainan konyolmu ini," ujar Annelish yang jenuh.

"Aku tidak sedang bermain-main Nona, aku datang ke sini ingin memberikan hadiah untuk kekasihku," ujar Dexter meletakkan sebuah kotak di atas meja Annelish.

"Apa ini?" tanya Annelish melihat kotak itu.

"Hadiah untuk kekasihku tentu saja, aku masih ada rapat 10 menit lagi, aku harap kau suka hadiahnya, kalau begitu aku pergi dulu ya Babe," ucap Dexter dengan wajah sedikit menggoda kemudian berlalu pergi meninggalkan ruangan Annelish.

"Apa-apaan ini?, dasar pria gila," kesal Annelish kemudian meraih kotak itu dan membukanya.

Sebuah kalung emas putih dengan Kristal bening yang terbuat dari berlian menjadi bandulnya. Terlihat elegant. Annelish menatapnya dengan wajah berbinar.

"Wah.. indah sekali... pria itu benar-benar kaya," gumam Annelish.

"Bukankah beruntung sekali wanita yang menjadi kekasihnya Zac?" Annelish mengajak Zac berbicara.

Zac yang sedari tadi hanya berdiri di sampingnya pun membuang muka cemberut.

"Kenapa kau ini?, kenapa malah membuang muka?" ucap Annelish lagi. Zac masih tidak mau menatap ke arahnya.

"Hei, kau tidak berpikir aku kekasihnya kan?, dia itu hanya pria gila yang mengaku-ngaku jadi kekasihnya Zac, aku kan hanya milikmu, kenapa cemberut begitu hmm?" rayu Annelish sambil mendekati Zac.

"Tapi dia memanggil Nona kekasihnya," kesal Zac cemberut lucu.

"Iya, tapi kan aku tidak menerimanya Sayang," ucap Annelish menenangkan.

Zac tetap menampilkan wajah kesalnya, dia tidak mau menatap Annelish sama sekali.

"Sudah sudah, sepertinya kau lelah sayang, ayo duduk dulu," ajak Annelish mengajak Zac duduk di sofa ruangan itu. Zac menurutinya pasrah.

"Kenapa Baby? masih cemburu?" tanya Annelish berusaha mendapat perhatian dari Zac,

Zac mengangguk dengan mata memelas.

"Ututuu... sayangku cemburu hmm?, sini sini peluk dulu," ucap Annelish memeluk Zac mesra yang membuat pria itu menggelayut manja dalam pelukannya.

"Aku hanya milikmu sayang, aku juga hanya mencintaimu, jadi tidak usah cemburu pada orang seperti dia ya," bujuk Annelish lagi mengusap-usap kepala Zac.

"Sekarang nenen ya, terus tidur dulu, kau kelelahan karena kemarin berjaga seharian saat banyak wartawan mulai menerobos masuk," ucap Annelish lagi dan mengajak Zac ke kamar pribadinya di dalam ruangan itu.

Annelish membaringkan Zac di sana dan ikut berbaring di sampingnya, mengeluarkan payudaranya dan menyodorkannya ke mulut Zac. pria itu segera melahapnya dengan semangat dan menghisapnya kuat. Memang Zac sudah menyusu secara eksklusif pada Annelish sejak 3 hari yang lalu, dia selalu minum susu sebelum tidur, dan di sela-sela waktu kerja Annelish seperti saat ini.

Tak lama Zac pun tertidur, tapi mulutnya masih terus menghisap. Annelish memperhatikan wajah prianya itu sambil sesekali memberikannya ciuman sayang di kening dan pipinya. Membelai kepala dan punggungnya dengan sayang. Zacnya memang menjadi pria kesayangannya sekaligus bayi besarnya.

*

*

*

Alex memasuki sebuah toko kue yang berada di ujung jalan dekat kantornya. Kesal sekali dirinya karena harus diminta membeli kue oleh Mommynya, dan tidak boleh diganggu gugat, harus dibelikan. Kalau tidak maka jatah susu malamnya ditiadakan. Lucu sekali di usianya yang sudah 27 tahun tapi dia masih tidak bisa lepas dari minum susu sebelum tidur, dan itupun hanya susu buatan ibunya saja. Benar-benar memalukan. Tapi mau bagaimana lagi, dia pun tidak bisa melepas kebiasaan itu. itu gara-gara ibunya yang selalu membiasakannya sejak kecil sampai sekarang pun tetap dibiasakan sampai dia tidak bisa melepaskannya begitu saja.

Setelah mendapatkan kue pesanan ibunya, maka dia segera keluar dan memasuki mobilnya secepat yang ia bisa. Ia tidak mau sampai tertangkap sedang membeli kue di sini, bisa-bisa turun karismanya.

"Jalan Robin," ujar Alex pada supir pribadinya.

"Baik Tuan," jawab supir yang dipanggil Robin itu.

Mobil Alex pun jalan meninggalkan kawasan toko kue tersebut memasuki jalan raya dan melaju menunggu mansion milik keluarga Ritzie.

*

Eduardo menerima telepon dari detektif yang disewanya. Beberapa hari lalu dirinya mendapat laporan langsung dari Zac mengenai perilaku mencurigakan Dexter Nathaniel Orlando pada putrinya. Maka dirinya langsung menyewa detektif untuk menyelidiki hal ini.

"Baiklah, kau cari informasi lagi."

"..."

"Aku mengerti."

Eduardo menutup sambungan secara sepihak. Setelah itu dia tampak menghela nafas lelah. Begitu dirinya keluar dari ruangan kerjanya langsung disuguhi pemandangan antara Angela istrinya yang sedang mengomeli Alex anak sulungnya. Eduardo kembali menghela nafas lelah dan memilih masuk kembali ke ruang kerjanya.

"Kenapa beli yang rasa ini, Mommy kan sudah bilang tadi rasa Tiramisu, kenapa malah jadi Cappuccino," omel Angela pada putra satu-satunya itu.

"Mommy kan hanya bilang varian rasa seperti biasanya, yang Coffe, aku hanya tahu rasa ini saja, lagipula rasanya kan sama saja Mom," Alex membela diri.

"Sama darimana, memangnya selama ini kau tidak tahu apa rasa kesukaan Mommy? iya? kau ini benar-benar anak tidak berbakti ya...," Angela semakin murka.

"Sudahlah Mom, ini kan sudah dibeli, tinggal dimakan, apa susahnya sih," keluh Alex lelah.

"Enak saja, Mommy tidak mau tahu, pokoknya kau belikan lagi rasa Tiramisu, tidak ada bantahan," ujar Angela final dan meninggalkan Alex.

Alex menatap ibunya itu tidak percaya. Kemudian pandangannya beralih pada sekotak kue rasa Cappuccino dengan nanar. Dia pun kembali berlalu membawa kotak kue tadi menuju mobilnya yang bahkan masih ada di depan pintu masuk rumah bersama supirnya di samping pintu.

"Ini untukmu Rob," ujar Alex menyodorkan kotak kue untuk supirnya.

"Tapi Tuan, bukankah...," perkataan supirnya tidak selesai.

"Rasanya salah, Mommy tidak mau," ujar Alex kesal.

"Eh... terima kasih Tuan," ujar Robin akhirnya menerima kotak kue tersebut, tertawa senang dalam hatinya.

Alex pun memasuki mobilnya, Robin buru-buru memasuki kursi pengemudi melihat hal itu.

"Kita kembali ke toko tadi," titah Alex terdengar tidak bersemangat.

"Baik Tuan," jawab Robin dan segera menjalankan mobilnya.

Mereka pun kembali datang ke toko kue tadi. Alex segera memasuki toko untuk membeli kuenya. Sedangkan Robin menunggu di luar.

Rica baru saja kembali dari rutinitasnya mencari bahan untuk beritanya, dan tatapannya tidak sengaja menangkap sosok yang dikenalnya kemarin siang.

"Bukankah dia yang kemarin mengataiku bau," gumam Rica memperhatikan sosok itu yang ternyata adalah Robin.

Baru saja Rica akan menghampirinya sebelum matanya menangkap sosok yang sangat dikenalinya, Alexander Xavier Ritzie, kakak dari Annelish yang sedang dia buru beritanya. Tampak Alex berbicara sesuatu pada Robin, kemudian Robin menunduk hormat pada Alex sebelum Alex masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan Robin sendiri membawa sebuah paperbag.

Rica segera menghampiri Robin.

"Hei kau...!" sapa Rica membuat Robin menoleh padanya.

"Bukankah kau gadis bau yang kemarin?" tanya Robin mengingat-ingat.

"Enak saja, dengar ya namaku Rica, dan aku bukanlah gadis bau, dasar menyebalkan," jutek Rica.

"Sedang apa kau di sini? dan kenapa aku bisa bertemu denganmu di sini?" tanya Robin lagi.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kau bisa ada di sini bersama Alexander Xavier Ritzie? ada hubungan apa kau dengannya?" Rica balik bertanya.

"Tentu saja, dia adalah majikanku, aku supirnya," jawab Robin enteng.

"Wah... jadi kau supir Alexander itu? berarti kau tahu tentang Annelish Crystalline Ritzie? adiknya?" tanya Rica lagi.

"Dengar ya, meskipun aku supirnya Tuan Alex, tetapi aku tidak pernah bertemu dengan Nona Annelish, lagipula kenapa kau ini, terobsesi sekali dengan kehidupan konglomerat itu, sudahlah aku mau pulang, minggir kau," ujar Robin dan berlalu.

"Hei kau enak saja mau pergi begitu saja," Rica pun mengejarnya dan menghadang jalan Robin.

"Ada apa lagi?" kesal Robin. Rica hanya mencibir.

"Hei apa yang kau bawa itu?" tanya Rica sambil mengambil paperbag di tangan Robin dan langsung membukanya.

"Hei kau ini tidak sopan sekali ya," ketus Robin berusaha mengambil kembali paperbagnya, tapi selalu berhasil ditahan oleh Rica.

"Wah... kue... kau membeli kue di toko tadi? di situ kan mahal-mahal, dan juga rasanya tidak diragukan lagi," ujar Rica tersenyum lebar melihat isi di dalam paperbag itu.

"Bukan aku yang membeli, supir sepertiku mana mampu membeli kue di situ, Tuan Alex yang memberikannya padaku," jawab Robin dengan wajah masam.

"Benarkah? wah... baik sekali Tuan Alexander ya," gumam Rica.

"Tentu saja, karena Tuan membeli rasa yang salah, dan Nyonya Angela tidak mau," balas Robin lagi.

"Tetap saja, kue semahal ini diberikan secara cuma-cuma kepadamu, beruntung sekali kau, kau tahu tidak ada salahnya berbagi kue ini denganku," ujar Rica tersenyum senang sambil menaik turunkan alisnya.

Robin hanya menatap Rica malas dengan wajah masamnya. Malas sekali berurusan dengan gadis yang suka ikut campur seperti Rica ini.

*

*

*

Annelish menghidangkan Steak with Bulgarian Sauce di meja makan, lengkap dengan Orange Juice dan Lava Cake sebagai dessertnya. Zac menatapnya dengan pandangan laparnya.

"Silahkan dimakan Baby," ujar Annelish senang. Zac menatapnya dengan pandangan berbinar.

"Suapi...," rengek Zac kemudian.

Annelish terkekeh kemudian. Dia pun langsung duduk di pangkuan Zac, memotong-motong Steak dengan cepat lalu berbalik menghadap Zac sehingga seperti posisi koala. Annelish pun mulai menyuapi Zac dengan senang, berselingan dengan menyuapkannya pada dirinya sendiri.

"Baby, besok ada undangan pernikahan salah satu rekan bisnis Daddy, aku harus menghadirinya karena Alex besok akan pergi ke Kanada, sedangkan Daddy bersama Mommy akan ke Venezuela. Aku harus datang bersama pasanganku ke acara itu, kira-kira siapa menurutmu yang cocok?" tanya Annelish membuka percakapan.

"Apa harus berpasangan?" tanya Zac terdengar tidak suka.

"Tentu saja, ini undangan pernikahan, masa aku pergi sendiri, apa aku harus meminta Dexter menemaniku? dia bilang aku kekasihnya," ujar Annelish tiba-tiba.

"No...!!, Don't ever with that man," rajuk Zac terdengar menggemaskan di telinga Annelish.

"Hihihi kau lucu sekali Baby," ujar Annelish sambil menyuapkan Zac sepotong daging lagi.

"Tidak boleh," ujar Zac mencoba terdengar tegas. Tapi malah seperti anak umur 5 tahun yang sedang merajuk.

"Iya iya... tentu saja aku akan pergi dengan bodyguardku yang tampan ini," ujar Annelish tersenyum geli.

Zac masih mengunyah dengan wajah cemberutnya.

"Tapi Baby, aku jadi takut kalau aku membawamu ke pesta itu, pasti kau akan menjadi santapan para wanita jalang di sana, kau kan sangat hot," gumam Annelish mulai gelisah. Zac menatapnya.

Zac mengeratkan pelukannya kepada Annelish, mengelus punggung nonanya penuh cinta.

"Sebanyak apapun wanita yang mengerumuniku, hanya Nona yang berkilauan di mataku, Nona yang paling cantik seumur hidupku di dunia," ujar Zac tersenyum hangat. Sangat tampan.

"Baby, kau manis sekali," Annelish mengelus kepala Zac pelan.

"Baby punya Nona," ujar Zac lagi.

Annelish yang tidak tahan dengan keimutan Zac langsung memberikan lumatan dalam di mulut Zac, mengelus rahang dan kepala belakang pria itu membuat sang bodyguard melayang bahagia.

"Ingat itu Baby, kau itu milikku, hanya milikku," ujar Annelish final.

Zac mengangguk imut. Matanya berbinar menatap Annelish penuh damba.

Mereka meneruskan makan malam mereka dengan penuh keromantisan dan penuh kehangatan.

*

Zac memasuki kamar Annelish dan terlihat nonanya sedang memberikan perawatan pada wajah cantiknya di meja rias. Zac pun memeluk nonanya romantis.

"Hei Tampan...," sapa Annelish.

Zac menatap Annelish melalui pantulan di cermin yang menampilkan bayangan mereka berdua.

"Hei Cantik," balas Zac dengan tatapan tajam menusuk tepat ke dalam mata Annelish.

Annelish yang melihatnya langsung salah tingkah. Babynya sangat seksi jika berkelakuan begini.

Zac mengangkat tubuh Annelish dengan enteng dan membawanya ke ranjang milik nonanya itu. Menidurkan nonanya di atas ranjang dan menindihnya. Memandanginya dengan lekat.

"Cantik sekali," bisik Zac dengan mata menusuk lurus ke dalam mata Annelish.

Zac mendekatkan wajahnya ke leher Annelish, mengendusi lehernya dan menjilatinya.

"Kenapa kau cantik sekali Nona?" bisik Zac tepat di telinga Annelish membuat wanita cantik itu merona.

"Kenapa kau membuatku begini?, aku tidak pernah puas akan tubuhmu," bisik Zac lagi seduktif sambil menghisapi leher Annelish.

"Selalu haus akan tubuhmu," bisik Zac lagi menjilat dan mengulum telinga Annelish.

"Aku bahkan bisa ejakulasi hanya dengan mengingat wajahmu Sayang," goda Zac lagi menekan inti Annelish dengan bukti gairahnya yang sudah mengeras itu di balik celananya.

"Aku menjadi manusia hypersex karenamu," ungkap Zac lagi dengan suara yang sangat seksi.

"Hanya kau yang ada dalam otakku," Zac kembali menekan bukti gairahnya di inti Annelish.

"Aahhh," Annelish tak kuasa menahan desahan itu.

"Aku ingin sekali memasukimu sedalam-dalamnya," Zac semakin menekan lagi.

"Zac...," Annelish berbisik lirih.

"Aku hanya ingin bercinta denganmu setiap hari," ungkap Zac lagi dengan nafas memburu, menggoda nonanya.

Tidak tahan lagi, Zac segera mengeluarkan miliknya yang sudah sekeras batu itu, kemudian menyingkap gaun tidur Annelish kasar, menyingkap celana dalam Annelish ke samping, dan langsung menyentak memasukkan miliknya ke dalam milik Annelish.

"Ahhhkkk," Zac mendesah.

"Aaahhh," Annelish mendesah.


TBC

Repost. 16-9-2020.

Mau double up untuk part spesial pesta pernikahan? pasti di antara kalian banyak yg belum sempet baca part itu karena sudah dihapus kemarin kan???. Kalo mau caranya gampang banget. Author mau kalian komen mau di kolom komentar dan seberapa besar keinginan kalian buat baca part yang sudah hilang itu??.

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan juga komen...

Oke, see you in the next chapter....

Seguir leyendo

También te gustarán

6.6M 338K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
1M 54.3K 79
• Diangkat dari kisah nyata. Dikemas dengan latar belakang berbeda dengan alur yang sama. • Follow instagram : Fullandari • Ada beberapa chapter dew...
3M 45.2K 27
JANGAN PLAGIAT PLEASE #1Lycard Story Layla terpaksa menjadi pemuas nafsu pria yang penderita hypersex demi keluarganya. Karena pria ini mengancam nya...
159K 4.5K 29
TAYLOR DANIEL KEIF RUSSEL adalah seorang billionaire muda yang sudah terkenal hingga manca negara . Di usia yang menginjak 22 tahun pria ini sudah...