KANAYA

By bilkata

426K 20.4K 1.5K

Kenzio Eemert, pria dengan wajah adonis yang akan dengan senang hati dipahat wajahnya oleh para pematung tern... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Hai
Part 33
Part 34
hello
THE LAST RECORD
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
PART
Part 44
Lanjut?
Part 45

Part 9

12.3K 515 6
By bilkata





Diperintah Ed dan Ken sekaligus, Julius tidak berhasil menemukan keberadaan Naya. Kehilangannya tidak pernah menjadi bagian dari rencana Ken. Fikiran Ken tidak jernih ketika meminta perempuan itu keluar dari rumah tempo hari.

Membiarkan Naya pergi jelas sebuah kesalahan besar. Adalah Naya, alasan terkuat yang membuat Ken kembali ke rumah. Berkali-kali Ken perlu mengingatkan hal itu kepada dirinya sendiri. Keberadaan Naya diperlukan untuk menebus penderitaan wanita yang paling ia cintai, sang ibu.

Ken berikrar akan merusak hidup perempuan yang membuat ibunya hidup dalam keterpurukan di detik-detik ibunya menghembuskan nafas terakhir. Ed memang tidak pernah lepas tangan dalam menghidupi mereka. Hidup Ken dan ibunya cukup terjamin bahkan cenderung berlebihan bagi mereka yang hanya tinggal berdua. Meski begitu tidak akan hilang pula dari ingatan Ken, bagaimana sakit dirinya ketika harus menyaksikan kondisi ibunya yang tidak kunjung membaik. Ketika alat-alat dirumah sakit satu-satunya hal yang menyokong nyawa sang ibu.

Dalam masa-masa sulit itu Ed bahkan tidak sekalipun datang menengok. Hingga waktunya nyawa itu meninggalkan tubuh, ayahnya tetap tidak datang hanya karena disaat bersamaan ibu Naya terdiagnosis kanker. Dia tidak sekarat, tapi Ed terlalu takut beranjak dari sisi wanita jalang itu dan memilih tidak peduli dengan ibu Ken.

Bila dulu si wanita jalang yang membuat ibunya sakit-sakit, kini atas perbuatan anak jalangnya, ayah Ken terbaring lemah tidak lama setelah Naya meninggalkan rumah. Setiap terbangun Naya yang pertama akan dicari lelaki itu. Ed bertanya-tanya apakah Naya kelaparan ketika ia harus makan, begitu tiba malam ia menyangsikan apakah Naya dapat tidur nyenyak. Seluruh pikiran lelaki itu dipenuhi Naya.

Sebenarnya ada cara mudah untuk menemukan Naya. Ken bisa saja menyiarkan kabar mengenai kesehatan ayahnya yang memburuk, ia cukup yakin Naya akan kembali ke rumah dengan itu. Tapi Ken tahu, Ed tidak akan bisa menerima hal itu. Cara lainnya, mungkin membuat sayembara dengan hadiah menggiurkan bagi yang berhasil menemukan gadis itu. Tapi sekali lagi itu bukan solusi yang bijak. Ken sadar ia tidak akan bisa mengendalikan kabar berita agar tidak sampai di telinga Ed selama Mr. Milton selalu menyempatkan bertandang ke rumah. Ed sangat melindungi Naya dari konsumsi publik. Bukan karena Naya sebuah aib untuk lelaki itu. Hal itu semata-mata dilakukan untuk melindungi privasi Naya, mengingat dahulu Naya pernah dikucilkan karena dianggap anak wanita yang menyebabkan kerusakan rumah tangga orang lain. Isu itu sempat begitu dibesar-besarkan dan menyerang psikologis Naya. Dampaknya bertahan sampai hari ini.

Seminggu berlalu, keberadaan Naya masih tidak terlacak. Bahkan Alfa sebagai kandidat terdekat Naya belum pernah terlihat menemui perempuan itu. Ken kewalahan karena kesehatan ayahnya ikut menurun. Tapi Ken sadar satu hal. Ayahnya merencanakan sesuatu. Hal itu diyakinkan dengan kedatangan Mr. Milton yang semakin sering kerumah. 

Suatu hari, Julius mengabarkan kedatangan Mr.Milton yang tidak biasa. Laki-laki perlente itu membawa briefcase yang pastinya berisi berkas-berkas penting. Ken beruntung punya Julius yang cerdik. Berhubung Mr.Milton dan Julius belum pernah bertatap muka, Julius pun berpura-pura mengantarkan Mr. Milton seolah meyakinkan bahwa dirinya ingin keamanan Ed terjamin. Hanya ketika Ed meminta Julius meninggalkan dirinya dan Mr. Milton berdua, dengan tangkas Julius menyelinapkan telefon genggamnya dalam mode perekam suara. Dengan begitu Ken bisa mencuri dengar. Ternyata pertemuan ayahnya dan Mr. Milton selama ini untuk merampungkan wasiat pembagian harta warisan. Ed merasa perlu berjaga-jaga bila saja umurnya tidak panjang. Ken mendengarkan semua percakapan mereka. Kenyataan bahwa dirinya dan Naya diberi hak yang sama membuat Ken naik pitam.

"brengsek! siapa sebenarnya anak kandung laki-laki itu!" Ken meninju meja kerjanya. Ia memerintah Julius melapor langsung ke kantor, mengingat sakit Ed cukup serius ia pun yakin ayahnya tidak akan berkunjung tiba-tiba seperti waktu lalu.

"Baik kau dan Jack, siapapun diantara kalian yang menemukannya lebih dahulu akan kulipat gandakan bayarannya lima kal-,...tidak." Ken menggeleng untuk meralat penawarannya lebih menggiurkan. "sepuluh kali lipat bila perlu."

***

Alfa merindukan kehadiran Naya dikantor. Rindu pula kopi buatan perempuan itu. Terakhir kali Naya mengirimkan pesan singkat meminta izin cuti

Beberapa hari ke depan aku tidak bisa datang ke kantor.

Ayahku punya urusan keluar, Aku akan menemani beliau.

Kuharap Pak Alfa tidak memecatku.

Baris terakhir pesan tersebut membuat Alfa tersenyum. Pemecatan mungkin berlaku hanya bila Naya bersedia diangkat menjadi seorang istri. Dengan begitu ia tetap bekerja untuknya dirumah. Menyambutnya pulang, memijat bahu yang lelah selepas bekerja atau meladeninya di ranjang. Alfa menggeleng setelah memikirkan hal yang terakhir. Naya adalah wanita baik yang tidak layak memenuhi fantasi liarnya. Ia begitu lemah lembut dan penyayang. Namun bagaimanapun juga Alfa tetaplah laki-laki, ia masih sering khilaf membayangkan hal tersebut. Naya yang polos dan malu-malu di ranjangnya. Bayang-bayang itu selalu menimbulkan rasa bersalah setelahnya, tapi tetap ia ulangi untuk hari-hari esok. Namanya juga laki-laki.

Satu dua hari Alfa masih bisa maklum. Memasuki hari ketiga laki-laki itu mulai merasa keberatan dengan ketidakhadiran Naya. Ia juga kesal dengan pesan Naya yang tidak mendetail. Perempuan itu tidak menyebutkan berapa jumlah hari yang ia perlukan untuk cuti, urusan ayahnya ada di belahan bumi bagian mana. Bila saja Alfa tahu, laki-laki itu mungkin akan datang menyusul.

Selain itu nomor Naya tidak pernah aktif, masih di jam yang sama Alfa membalas pesannya tapi hingga seminggu lebih belum ada tanda-tanda balasannya masuk. Sudah jelas Naya langsung menonaktifkan nomornya usai mengirim pesan hari itu.

Setiap pagi Alfa berharap bukan Melinda yang mengantarkan kopi ke ruangannya. Menanti hari itu tiba rasanya lama sekali. Alfa terpaksa memperkerjakan seorang profesional untuk melacak keberadaan Naya yang justru terkejut karena malah menerima kabar bahwa Ed terbaring sakit di rumah.

Kini ada sekian orang yang dibayar secara rahasia untuk menemukan Naya. Mulai dari pihak Ken, Ed maupun Alfa. Semuanya mendapatkan hasil yang nihil. Namun Alfa menjadi satu-satunya yang paling beruntung. Terhitung dua belas hari setelah kabar Naya tidak pernah terdengar, pada hari itu Alfa menerima panggilan dari sebuah nomor asing dengan suara yang terdengar asing pula.

"Aku menemukan seorang gadis pingsan di kamar kosnya dan membawanya ke UGD. Dia menyimpan nomormu."

Tanpa merasa curiga sedikitpun, Alfa langsung berangkat ke UGD milik Rumah Sakit yang disebutkan suara asing itu. Ia punya firasat kuat hal ini berkaitan dengan Naya, ia sangat berharap firasatnya tidak berkhianat.

Wajah Alfa tampak begitu cemas ketika sampai disana. Memanggil nomor asing tadi, ia menoleh ketika secara bersamaan mendengar nada dering dari ponsel seorang wanita berbunyi. Persis ketika wanita itu menempelkan layar ponsel ke telinganya panggilan Alfa tersambung. Alfa memutus sambungan telefon lalu menghampiri wanita asing itu.

"Dimana dia?" Alfa bertanya tanpa tedeng aling-aling. Si wanita asing tampak bingung sampai akhirnya mampu mencerna situasi yang terjadi.

"Dia ada dibalik tirai ketiga. Sebaiknya kau cepat mengurus urusan administrasi. Dia butuh wali sebelum bisa dipindahkan ke kamar rawat."

Sebelum memastikan apakah benar Naya yang ada dibalik tirai ketiga, Alfa tanpa keraguan menuju bagian administratif Rumah Sakit. Ia selalu kesal dengan rumah sakit yang menunda-nunda perawatan seorang pasien ketika tidak ada wali sebagai penjaminnya. Setelah urusan itu beres Alfa segera kembali ke UGD. Dalam perjalanannya, si wanita asing menahan Alfa dan mengenalkan diri.

"Hey, aku tinggal disebelah kamar temanmu. Namaku Rosa. Kurasa aku sudah bisa pergi darisini, aku harus kembali bekerja." Wanita itu melirik jam tangannya kemudian mengaduk isi tas selempangnya dengan tergesa. "Omong-omong temanmu sudah sadar. Kelihatannya ia mau merengut ketika kukatakan aku memanggilmu. Dan aku lupa mengembalikan ini." Ujarnya sembari menyerahkan sebuah ponsel usang. Alfa tersenyum melihat ponsel itu yang terlihat tidak asing.

Berdebar jantung Alfa ketika menghampiri salah satu tirai yang dimaksud. Ia menyingkap tirai itu hati-hati, menemukan Naya yang terbaring lemah dengan selang infus yang menancap dipergelangan tangannya. Melihat perempuan itu masih tertidur, Alfa teringat penjelasan Rosa yang mengatakan ia sudah siuman.

Para perawat datang dan mendorong kasur Naya darisana untuk dipindahkan ke kamar rawat. Alfa mengurus kamar rawat dengan fasilitas terbaik yang ditawarkan rumah sakit. Seorang suster membawakan piyama rumah sakit untuk nantinya Naya kenakan. Alfa sendiri gerah melihat perempuan itu yang selalu mengenakan baju rajut tebal. Ia menyalakan pendingin ruangan dan mengaturnya pada temperatur sedang sehingga Naya tidak gerah sekaligus tidak sampai membuatnya menggigil.

Alfa mengelus punggung tangan Naya dimana menancap infus disana.

"Inikah urusan keluar yang kau maksud?" Alfa tersenyum ketika jidat Naya membentuk kerutan. Laki-laki itu menyadari Naya tidak benar-benar tertidur. Naya sadar namun terlalu malu untuk membuka mata. Ia telah membohongi Alfa. Seolah belum cukup memalukan, kebetulan sekali masuk waktu kunjungan dokter. Dokter yang menangani Naya seorang wanita. Ia membaca catatan medis Naya, menjelaskan pada Alfa sebagai seorang wali mengenai sebab musabab hingga Naya bisa berakhir di rumah sakit—Keracunan makanan. Naya telah memakan roti yang lewat masa kadarluarsa. Mendengarkan celotehan dokter wanita itu membuat Naya tanpa sadar menggigit bibir dan menutup mata terlalu rapat hingga kerutan itu muncul lagi. Rasanya Naya ingin menenggelamkan diri karena terlalu malu.

Ini semua terjadi karena berdasarkan abjad nama Alfa yang tertulis pertama kali di kontak ponsel Naya. Ia menyayangkan sekaligus bersyukur karena deret kedua adalah nomor ayahnya. Untung saja ia bertahan dengan ponsel jadul berlayar sebaris. Andaikan teman yang menemukan Naya tergeletak melihat judul kontak Alfa dan Ayah terpampang sekaligus, sudah dipastikan ayah Naya lah yang akan dipanggil datang kemari.

Naya merasakan Alfa mendekatinya begitu dokter wanita itu pergi. Duduk dikursi sebelah ranjang tidur Naya. Ia meraih tangannya.

"Aku tidak tahu apa yang kau rencanakan,Nay. Aku akan sangat bersyukur bila kau mau terbuka padaku." Alfa turut bersandiwara seolah dirinya belum menyadari kesadaran Naya yang tengah mendengarkan.

Laki-laki itu bercerita banyak. Bagaimana ia merindukan Naya setiap hari, bahwa Melinda dan Kamel rekan kerja Naya yang juga bekerja dengan Alfa baru saja mengumumkan kabar bahagia dengan memutuskan menikah serta Arin yang telah melahirkan anak keduanya. Naya bagai di dongeng. Dongeng cerita-cerita indah itu mengantarkan Naya hingga benar-benar tertidur.

Alfa terus asik menatapi wajah damai Naya yang tertidur. Kapan lagi dirinya bisa menatap sepuas ini. Bila saja yang dipandangi sedang sadar, pasti empunya wajah itu akan mengalihkan pandangan karena Alfa menatap terlalu lama.

Bibir itu terlihat penuh namun kecil, sepaket dengan hidung mungil dan bulu mata yang lebat alami tanpa maskara. Amat menawan. Alfa mengawasi tatkala bulu mata itu bergerak disusul dengan kelopak mata yang membuka. Masih dalam kondisi mengantuk, Naya mengucek matanya. Ukuran mata Naya yang sudah besar kian membulat ketika menoleh dan mendapatkan Alfa masih duduk disisinya. Dengan kikuk Naya meluruskan lagi pandangannya menghadap langit-langit rumah sakit.

"kau tidak ingin menyapaku?"

"maaf." Naya menjawab seraya menoleh sekilas.

"minta maaf untuk?"

Naya sendiri tidak mengerti mengapa kata maaf yang harus meluncur keluar dari mulutnya.

"Mmm.. karena merepotkanmu."

"itu saja?" Pria itu bersidekap menatap Naya lurus seakan sedang mencoba mengkoreksi kesalahannya.

"dan karena sudah berbohong." gumam Naya pelan.

Wajah serius Alfa berubah sumringah. "Baiklah. Aku senang kau mengakuinya. Berbohong itu tidak baik, khususnya berbohong padaku. Sekarang mari kita makan." Laki-laki itu menurunkan nampan makanan rumah sakit dari atas meja. lalu menaikan makanan-makanan yang ia pesan melalui layanan antar sebagai gantinya.

Naya melihat jumlah makanan itu dengan mimik khawatir. Terlalu banyak untuk mereka berdua.

"Kasusmu itu karena keracunan makanan kadarluarsa. Jadi dokter tidak memberi pantangan makanan. Kau bebas memakan apa saja selama itu bergizi. Dan kurasa makanan yang kubawa jauh lebih bergizi daripada yang disuguhkan rumah sakit. Dan tentunya lebih lezat." Jelas Alfa yang salah mengartikan pandangan itu. Setelah menata makanan dimeja ia pun mengatur sandaran kasur rumah sakit supaya Naya bisa duduk.

Alfa menyendok sup jamur yang masih mengepulkan asap, memberi tiupan kecil sebelum menyodorkannya ke depan mulut Naya yang kontan menahan diri untuk tidak terang-terangan menegak ludah. Makanan-makanan itu tampak begitu lezat. Naya menjemput sendok ditangan Alfa membuat kulit tangan mereka bersentuhan.

"Biar aku sendiri. Kamu juga belum makan kan?" Alfa tidak protes. Ia sendiri juga sudah menahan lapar sedari tadi.

Meski perut mereka sudah penuh, masih ada beberapa kotak makanan yang bahkan belum mereka sentuh. "Mubazir." Gumam Naya mencebikan bibirnya. Alfa tersenyum lalu membungkus makanan itu untuk diberikan pada suster jaga. Ia kembali dan menemukan perempuan itu sudah kembali terlelap tanpa mengganti pakaian rajutnya.

Continue Reading

You'll Also Like

5.8M 306K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
817K 126K 45
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
466K 38.8K 31
Arvi dan San adalah sepasang kekasih. Keduanya saling mencintai tapi kadang kala sikap San membuat Arvi ragu, jika sang dominan juga mencintainya. Sa...
586K 1.9K 13
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. πŸ”žπŸ”ž Alden Maheswara. Seorang siswa...