Bloodstains (1D's Vampire Sto...

By paynefiction

191K 11.5K 218

" Meeting you was fate, Becoming your friend was a choice, but falling in love with you, ... More

Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Final Chapter
Author's Note

Chapter 30

2.8K 224 3
By paynefiction

Suara derap langkahnya begitu terdengar, menggema memenuhi seluruh ruangan. Sementara itu, enam pasang mata tengah menatap kearahnya. Ia memang seorang pemimpin—lelaki itu berhak menentukan segalanya.

"Aku butuh penjelasan dari kalian berdua." Liam menunjuk kearah Zayn dan Sarah. Dua orang sahabatnya itu berperan penting karena hanya mereka yang dapat melihat masa depan.

"Aku tak mendapat pandangan apa-apa Li, tapi aku melihatnya bersamamu di suatu tempat. Menurutku itu di Winson Lake." tukas Zayn,

"Aku juga. Bahkan aku sama sekali tak melihat gambaran masa depan kalian berdua." imbuh Sarah.

Liam terduduk. Memikirkan soal Winson Lake—danau buatan yang dekat dengan rumah Nathalie. Keadaannya sepi dari pengunjung dan hanya ramai setahun sekali, pada awal musim panas saat Summer Camp tepatnya.

"Kau yakin akan memberitahunya?" tukas Harry. Lelaki itu menegakkan badannya untuk sekedar menegaskan argumennya.

Tidak secepat itu Li, biarkan Nathalie mengenalku sebagai manusia. Pikir Harry.

"Tentu saja. Kenapa tidak? Aku sudah cukup lama menunggunya terwujud. Apa kau keberatan?" lelaki itu memutar matanya.

"Tidak." balas Harry singkat. Ia menatap mata Liam cukup lama, "Tapi aku masih belum rela jika ia mengetahui tentang identitas kita."

"Tunggu! Aku bisa melihatnya, Nathalie akan segera menelponmu dan memintamu agar mengajaknya kembali lagi kesini." tukas Sarah yang sedari tadi memejamkan matanya.

Ponsel Liam sontak berdering. Lelaki itu langsung menerima panggilan dari ponselnya sembari berjalan menuju ruang depan.

"Hey Babe, where are you now?"

"Just stay at my flat. Why Sweetheart?"

"I'm so boring. Would you come to my house?"

"Of course. Why not? Um---or come to my flat to talk with the boys or maybe Perrie and Sarah? I thought they was miss you."

"Thats a great idea."

"Okey, I'm coming over."

Liam melirik kearah yang lainnya sambil menyeringai. "Kau curang! Kau yang mendahuluinya." tukas Harry. Mata mereka saling berpapasan. Tapi Liam pergi begitu saja, meraih kunci mobilnya dan menghilang.

***

"Sebenarnya aku ingin sekali pergi ke flat bersamamu." Nathalie baru saja duduk di kursi penumpang. Sembari menatap Liam yang terfokus pada jalanan, gadis itu mulai berpikir bagaimana cara agar ia dapat mengumpulkan bukti yang benar-benar membuatnya percaya bahwa Liam adalah vampir.

"Kau tak ingin pergi ke coffee shop?"

Deg...

Nathalie terdiam, mimpi buruk semalam kembali berkelebatan di otaknya. Jika Nathalie mengiyakan, akankah mimpinya semalam akan menjadi kenyataan?

"No!" tukasnya setengah berteriak.

"Hey, kenapa kau berteriak? Ada yang salah?" Liam memalingkan pandangannya menuju pada Nathalie sembari menggenggam tangannya.

"N-no-nothing." tukasnya gugup.

Well, Liam terus saja melajukan mobilnya menyusuri jalanan menuju flat. Sampai di depan flat, Nathalie menyunggingkan senyum manisnya.

"Hey Nath--" tukas Perrie yang kala itu tengah berdiri di teras depan bersama Zayn sambil memainkan beberapa ranting. Mereka terlihat sangat manis.

"Hey Perrie." Nathalie sedikit melambaikan tangannya kearah Perrie dan Zayn sebelum Liam membawanya masuk ke flat.

Suasana flat masih sama, tapi kini mungkin lebih ramai karena Louis dan Harry sedang bermain video game. Sementara Niall dan Sarah.. Lovebird, mereka sedang sibuk memainkan lidahnya dalam sebuah kecupan hangat dan lembut.

Liam melirik kearah Nathalie menjelaskan bahwa mereka harus segera naik ke lantai atas menuju kamarnya.

"Well, they seem like—just falling in love." Nathalie menghembuskan napas beratnya. Ia terduduk diatas ranjang empuk milik Liam.

"They do the same thing everyday. Like what you see, just now." lelaki itu menyandarkan badannya pada sisi pintu yang menghubungkan kamarnya dengan balkon.

"So? You wanna do the same thing?" gadis itu memainkan jemarinya di permukaan ranjang. Nathalie menajamkan matanya, mencoba melihat reaksi apa yang akan liat perlihatkan padanya.

Liam menyeringai lebar. Sembari melangkah mendekat kearah Nathalie, ia berhenti sejenak. "I never do this before."

Nathalie langsung membenarkan posisi duduknya, saat tiba-tiba dengan sigap Liam mengangkat tubuhnya dan mendudukkan kekasihnya itu dalam pangkuannya.

"Liam, I really love ya." bisik Nathalie lembut. Sebuah kecupan mendarat terlebih dahulu sebelum ciuman panas yang berhasil membuat Nathalie gugup.

Tangan Liam terus bermain di pinggang Nathalie. Sesekali ia mencengkram pinggang gadis itu lalu memutarnya. Tubuh Nathalie telah terbaring sementara Liam masih saja mencium bibir manis kekasihnya. Sebelah tangannya menahan agar tak menindih tubuh Nathalie, ia sempat menggeliat geli ketika Liam mencium lehernya berulang kali.

Nathalie mendesah, merasa cukup dengan permainan yang Liam lakukan padanya.

"Well, aku pikir kau sangat ahli untuk melakukan hal semacam itu, Babe."

"Aku tak pernah membawa orang lain selain kau ke flat ini. Bahkan di sekolah tak ada yang mengetahui letak flat ini. Bagaimana aku bisa melakukannya? Di apartemen atau sekolah? Tak mungkin Nath—" Liam mencoba menegakkan badannya, jemari lelaki itu dengan lincah memainkan untaian rambut Nathalie.

"Oh, shut up. Bisakah kau ambilkan segelas minuman untukku? Sungguh, aku haus setelah bermain sebentar bersamamu." tukas Nathalie genit.

Liam lalu mengikuti permintaan Nathalie. Saat itu juga, ketika punggung Liam mulai tak tampak dipandangan Nathalie segera beralih ke tumpukan buku pada kabinet. Ia membaca judulnya satu per satu. Nathalie pikir, Liam memang suka mengkoleksi barang-barang yang berbau klasik.

Sampai perhatiannya terhenti pada sebuah buku tebal yang setiap lembarnya tampak mulai kusam. Gadis itu menemukan selembar foto, dengan kualitas yang masih sama persis ketika foto pertama muncul. Pada foto itu tergambar jelas seorang perempuan dengan rambut curly wave, berdiri tepat disamping seorang lelaki yang tak asing lagi baginya—siapa lagi kalau bukan Liam?

Nathalie membalik foto itu lalu menemukan sebuah caption. "Now, you're my sunshine. My reason why I live and wake up everyday. Almost 2 years you always beside me. Even you don't know about my 'forbidden secret', but you can make me fell in love again and again. Love you Danielle ---Manchester, 07-21-1929"

"What?" Nathalie bergumam pelan sebelum akhirnya memasukkan foto itu kedalam sakunya.

"He's vampire? And I fell in love with a vampire?" gumamnya Nathalie mengusap dadanya perlahan. Masih merasa terkejut dengan apa yang ia temukan. Ia mulai yakin setelah apa yang ia lihat baru saja, soal tanggal yang tertera menandakan bahwa usia foto dan orang yang ada di foto itu lebih dari 85 tahun.

Bukti baru, dan ia harus menemukan ceceran darah lagi agar ia yakin 100% bahwa Liam adalah vampir—dan juga sahabat-sahabatnya.

"This is for you." Liam menyodorkan sebotol air mineral pada Nathalie. Membuat gadis itu sontak gugup, ia takut jika saja Liam bisa membaca semuanya dan lelaki itu akan mengetahui bahwa Nathalie baru saja mengambil selembar foto yang sepertinya sangat berharga untuk kekasihnya itu.

Nathalie menenggak air mineral sampai tersisa setengah. "Maukah kau pergi ke Winson Lake bersamaku?"

Tiba-tiba muncul ide untuk mengajak Liam menuju Winson Lake. Tempat itu pasti sepi saat ini, Nathalie berpikir bahwa ia dan Liam akan lebih leluasa berbicara soal rahasia itu disana.

Lagipula jika itu benar terjadi, Nathalie bisa dengan mudah pulang ke rumah tanpa perlu diantar oleh Liam.

"Winson Lake?" nadanya sedikit meninggi, Nathalie memutar matanya lalu mengangguk.

Kecurigaan itu mulai muncul di benak Liam. Ia tau persis bahwa Nathalie sedang menyembunyikan sesuatu darinya, atau justru Nathalie sudah tau tentang semuanya?

"Aku ingin berbicara denganmu. Lebih bersifat pribadi, dan aku butuh tempat yang tenang dan hanya ada kita berdua yang ada disitu."

"Okey—Here we go!" Liam meraih pundak Nathalie dan membawanya pergi.

"Hey! Kenapa kalian tampak terburu-buru?" tanya Sarah penasaran.

"Kita harus pergi." tukas Nathalie bersahabat. Semua mata saling menatap satu sama lain.

"Apa kau pikir Nathalie dan Liam pergi ke Winson Lake?" tukas Louis ketika menyadari punggung Nathalie dan Liam yang mulai menjauh dari pandangannya.

"I think so—" tukas Harry enteng.

"Satu lagi—rahasia kita untuk pertama kalinya terbongkar." tukas Louis.

Harry semakin panas, ia meremas celananya geram. Saat itu ia hanya ingin mengikuti Nathalie dan Liam. Tapi sia-sia saja, lelaki itu pasti tau keberadaannya dan berusaha menghindar.

Louis memberikan pandangan untuk Harry agar segera mengikutinya. Sementara melihat Niall dan Sarah yang masih saja bermain di ruang tengah.

"Dude, aku tak ingin melihatmu terus seperti ini." Louis melipat kedua tangannya diatas dada.

"Kau pikir aku tahan melakukannya? Tidak Lou—aku muak! Muak dengan perlakuan Liam yang ingin segera membuka identitas kita! Aku hanya ingin satu hal—bagaimana caranya agar Nathalie mengenalku sebagai 'manusia' lebih lama lagi." Harry kemudian terduduk pada batang pohon yang tumbang.

"Aku memang tak bisa melakukan apa-apa. Tapi aku mendukungmu Hazz, aku pikir bahwa suatu saat mereka pasti akan mengalami masalah. Kau harus mendukung Nathalie—tanpa harus ada pertikaian dan hal semacamnya."

Harry mengangguk mengerti.

*

Mobil milik Liam terhenti tepat didekat danau. Seperti yang ada dibayangan Nathalie sebelumnya bahwa danau ini akan sepi dari pengunjung. Jadi ia bisa dengan leluasa menanyakan rahasia terbesar Liam. Kaki jenjangnya mulai berjalan menyusuri jalan setapak menuju danau yang tak terlalu panjang. Dulu Nathalie sering pergi kemari jika sedang merasa jenuh di rumah, atau terkadang bermain bersama Katrina.

"Aku pernah mendengar soal danau ini. Tapi jujur, aku baru pertama kalinya datang kemari."

"Apa? Kemana saja kau selama ini? Kau bilang bahwa kau dan sahabat-sahabatmu mencintai alam, tapi. . .Kau tau? Sejak kecil aku sering datang kemari bersama Katrina." Nathalie memutar bola matanya, sebuah senyum manis juga terkembang dari kedua sudut bibirnya.

"Oh Sweetheart, kami jarang pergi ke sekitar sini jika bukan untuk membali barang kebutuhan di supermarket." tukas Liam kesal.

Nathalie terkekeh mendengar celotehan Liam. "Well, aku ingin menanyakan satu rahasia besar padamu."

"Apa itu?" tanya Liam. Ia menoleh penuh kearah Nathalie dan tersenyum sekilas.

"Kau mungkin akan menganggapku aneh atau bahkan gila. Well, ini memang tak masuk akal tapi—" tukas Nathalie berbasa-basi.

Liam melempar tatapan agar Nathalie segera menyelesaikan pernyataannya.

"Apa kau adalah seorang vampir?" lirihnya. Liam sama sekali tak bereaksi, ia hanya terdiam dengan raut mukanya yang datar. Ketika itu napas Nathalie mulai memburu, ia gugup.

"Well, apa yang akan kau lakukan jika itu benar?" Liam menajamkan matanya menjurus ke Nathalie, gadis itu terperanjat.

"Aku hanya ingin tau—sebagai kekasihmu, apakah aku salah? Lagipula kau tampak menutupi sesuatu."

Liam memutar bola matanya. "Kau memang benar, aku bukan sosok manusia biasa seperti yang kau kenal sebelumnya."

Nathalie terkejut, reflek ia menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan. Tubuhnya lemasseakan ia ingin pingsan.

"Nathalie—tapi aku mohon, jangan menghindar dariku."

"Okey—sepertinya hari ini sudah cukup. So, Liam—aku harus pergi." tukasnya tersendat. Dengan langkahnya yang pelan, ia berjalan meninggalkan Liam disana.

"Aku hanya butuh waktu sebentar. Kau tenang saja, semuanya akan aman. Besok aku akan meminta penjelasanmu."



»»»»»»»»»»»»»»»««««««««««««««


Nathalie udah tau rahasia Liam!

Maaf kalo misal alurnya aku buat cepat, habis aku takutnya kalo readers lama-lama bosen karena chapternya yang banyak -,-


Don't forget to VOTE and COMMENT(S)


~Big hug, Mrs. Payne {}

Continue Reading

You'll Also Like

5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
4.3K 609 15
Ratusan tahun lalu, terdapat klan vampir yang bersumpah hidup mengabdi kepada nenek moyang mereka. Namun, ikatan sumpah itu harus putus dan menjadi m...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
54.1K 3.1K 17
Seorang omega cantik dan mungil itu harus terjebak di sebuah sel yang mengerikan, orang tua nya menjual dirinya ke penagih hutang agar terbebas dari...