[03] Love Two Heart [Complete]

By velove_girlie

224K 11.1K 1.4K

Lanjutan CSD (Cinta Semanis Duren) & Kasih Tak Sampai. Kehidupan rumah tangga Echa-Dirga, tidak seindah seper... More

PROLOG
LTH [01]
LTH [02]
LTH [03]
LTH [04]
LTH [05]
LTH [06]
LTH [08]
LTH [09]
LTH [10]
LTH [11]
LTH [12]
LTH [13]
LTH [14]
LTH [15]
LTH [16]
LTH [17]
LTH [18]
LTH [19]
LTH [20]
LTH [21]
LTH [22]
LTH [23]
LTH [24]
LTH [25]
LTH [26]
LTH [27]
LTH [28]
LTH [29]
LTH [30]
LTH [31]
LTH [32]
LTH [33]
END
Epilog
Extra Part 1 => Fadil 'n Viola
Extra Part 2 => Kezia 'n Rafa
Extra Part 3 = Double Frey

LTH [07]

4.9K 280 40
By velove_girlie

[VotMen Please]

Pria bernama Pak Dirga itu masuk kedalam kamar yang dimaksud oleh Shasa. Dia meletakkan tas besarnya dengan sembarang dan langsung merebahkan dirinya diatas kasur, menghilangkan rasa lelahnya selama 2 hari kemarin. Dia meletakkan tangan kirinya diatas kedua matanya dengan memejamkan matanya dan dibiarkan tangan lainnya berada disisi tubuhnya. Dia menarik nafas panjang dan perlahan...kegelapan mulai menguasai dirinya hingga tanpa sadar dia telah masuk ke alam mimpinya.

Sementara Echa yang ada diluar sana, dihalaman sebelah villa hanya bisa melihat permainan kartu dari beberapa teman prianya tanpa senyuman yang biasa dia pamerkan kepada teman-temannya.

"Cha, gimana kemarin surprisenya?" tanya Lia yang sudah berada disebelahnya.

"Surprise?" Echa sedikit mengerutkan keningnya, tidak mengerti.

"Coba lihat cincinnya, bagus gak?" Kezia menarik tangan Echa, memeriksa cincin dikelima jarinya. Cincin yang berikan oleh Pak Dirga sebagai hadiah annive kemarin, Kezia membolak-balikkan kelima jari Echa mencari cincin yang dia maksudkan. Tetapi, dia sama sekali tidak menemukannya selain cincin pernikahan yang sering dia lihat disalah satu jemari Echa.

"Cincin?"

"Kapan rencana lo ke Bali?" kini giliran Radit yang bertanya, sambil memperhatikan kartu yang ada ditangannya.

"Bali?" untuk kesekian kalinya, Echa mengerutkan dahinya tanda tidak mengerti.

"Cha, jangan-jangan kamu...gak datang waktu annive kemarin?" tanya Lia.

"Annive? Anniversary?"

"Iya, kemarin seharian kita-kita bantuin Om Dirga buat kasih kejutan sama kamu. Kejutan anniversary atas pernikahan kalian yang ketiga tahun..." tutur Shasa menjelaskan perihal kejutan anniversary yang mereka siapkan untuk Echa kemarin.

"Apa??"

"Kamu seriusan gak datang ke restaurant itu Cha? Jangan-jangan Om Dirga nungguin kamu sampai berjam-jam. Tapi, kamu..." tanpa ingin mendengar lanjutan kalimat dari Shasa, Echa langsung beranjak dari posisinya dan berjalan cepat mencari kamar, lebih tepatnya mencari suaminya disalah satu kamar yang dia temui.

Dirinya terdiam diambang pintu, melihat suaminya tertidur dengan lengan menutupi kedua matanya.

Degh!

Dia berjalan dengan ragu dan amat perlahan, jantungnya berdetak cepat. Rasa bersalah mulai menggelayuti dirinya. Kini, dia berdiri disisi ranjang, mengamati suaminya yang tertidur dengan wajah lelahnya. Perlahan, tanpa niat membangunkannya, Echa duduk ditepi ranjang. Mengamati wajah tampan suaminya yang telah menua sedikit tertutup dengan satu tangannya. Terlihat jelas garis-garis kerutan didahinya, kerutan yang disebabkan oleh dirinya. Echa mengelus dahi Pak Dirga dengan sangat lembut, berusaha menghapus kerutan-kerutan yang akhir-akhir ini selalu menemani dahi suaminya. Wajah tua yang masih begitu tampan dan sangat mencintai dirinya. Echa mencondongkan tubuhnya sedikit, bukan sedikit. Tapi, dia membungkukkan tubuhnya, sehingga dadanya menempel didada bidang Pak Dirga yang terbalut kaos. Perlahan Echa mengecup dahi Pak Dirga.

Cuuuppp

"Maafin aku mas, aku sudah salah paham sama kamu" ujarnya setelah mengecup dahi Pak Dirga. Echa sedikit menjauhkan bibirnya dari dahi Pak Dirga, lalu kedua matanya turun menyusuri wajah suaminya yang sangat begitu dekat, hingga dia dapat merasakan deruan nafas Pak Dirga menyembur wajahnya.

"Kenapa mas gak jujur sama aku? Kenapa mas gak bilang kalau semalam mas..."

Tess...tess...tess...

Setetes demi setetes cairan bening jatuh dari kedua matanya hingga membasahi kedua pipi Pak Dirga.

"Bahkan...aku lupa kalau kemarin adalah hari ulang tahun pernikahan kita yang ke 3 tahun" jari telunjuknya menyusuri wajah Pak Dirga, menyentuhnya secara lembut. Mulai dari dahi, hidung, pipi, lalu...berhenti dikedua bibir Pak Dirga. Dan sekarang, jari itu terus menyapu bibir atas dan bawah Pak Dirga tanpa mengalihkan tatapannya dari kedua bibirnya. Perlahan, Echa kembali menundukkan wajahnya. Kali ini, dia bukan mengecup dahi Pak Dirga. Melainkan...dia menyapu kedua bibir Pak Dirga dengan bibir tipisnya, menyapunya dengan sangat lembut. Lalu, menarik bibirnya kembali. Dan...kembali mengusap bibir Pak Dirga dengan jari jempolnya. Tanpa disadari olehnya, Pak Dirga membuka kedua matanya. Mengintip dari celah tangannya yang menutupi kedua matanya. Mata Pak Dirga diam-diam mengamati permainan jari Echa yang terus menyapu bibirnya.

Jantungnya berdetak cepat, saat dirasakan Echa kembali mencium bibirnya. Pria itu sengaja tidak membalas ciumannya dan tetap menutup bibirnya, dia ingin tau apa yang akan dilakukan Echa selanjutnya?? Apakah dia akan memaksa Pak Dirga untuk membuka bibirnya?? Seperti yang sering dia lakukan, selalu menggigit bibir Echa setiap kali dia mencium istrinya? Memaksanya membuka bibirnya. Tapi apa?? Apa yang diharapkan Pak Dirga tidak terjadi sama sekali. Echa kembali menjauhkan bibirnya dan kembali memainkan bibir Pak Dirga dengan jemarinya seperti sebelumnya.

Pak Dirga menarik nafas kasar, melihat tingkah Echa yang sepertinya sedang mempermainkan bibirnya. Padahal, sedari tadi bibir Pak Dirga sudah berkedut, berharap Echa dapat memulainya lebih dulu, tapi apa?? Tidak sama sekali!!

Kini, untuk ketiga kalinya Echa mendekatkan bibirnya dengan bibir Pak Dirga. Menciumnya kembali, dan sekarang...kesabaran Pak Dirga sudah mulai menipis karena terus dipermainkan olehnya, akhirnya dia membuka bibirnya sendiri berharap Echa menciumnya lebih dalam. Memang benar...dia mencium Pak Dirga lebih dalam, lidahnya menyusup masuk kedalam mulut Pak Dirga. Tapi...disaat Pak Dirga ingin membalas ciumannya...Echa malah menarik bibirnya kembali.

Merasa kesal, geram karena hasratnya sudah dipermainkan seperti itu. Pak Dirga mengepalkan satu tangannya dan dalam sekejap dia langsung mengapit pinggang kecil Echa, memindahkan posisinya. Sehingga saat ini, Echa berada dibawah tubuh besar Pak Dirga.

"Sampai kapan kamu terus menggodaku seperti ini Cha?" Echa hanya menunduk, tidak berani berkata apa-apa.

"Maaf, maafin ak - hmmmpp" belum sempat Echa menuntaskan kalimatnya, Pak Dirga sudah menyumpal bibir Echa dengan bibirnya.

Alhasil, Echa akhirnya memejamkan kedua matanya. Menerima setiap ciuman dan sentuhan Pak Dirga disetiap inci tubuhnya. Rasa manis setiap kali dia mencium bibir Echa, kini tidak dirasakan lagi. Yang terasa hanyalah rasa asin yang telah tercampur dari airmata istrinya, hingga akhirnya mereka melakukan percintaan hingga 8 ronde. Hasrat Pak Dirga yang selama 2 hari terpendam, akhirnya dia lampiaskan hari itu juga, detik itu juga tanpa memberikan kesempatan kepada Echa untuk beristirahat.

💛💛💛💛💛

Tidak jauh dari villa, dimana Echa dan teman-temannya menginap...seorang pria berdiri di tepi jendela kamar lantai 2. Dari sana dia bisa melihat beberapa teman Echa yang tengah menyalakan api unggun dan sedang tertawa ria entah menertawakan apa. Kedua mata pria itu menelusuri beberapa teman Echa, mencari satu sosok yang amat sangat dia rindukan. Kekecewaan muncul kembali, saat dia tidak menemukan wanita tersebut.

Dimana kamu Cha?? Bukankah seharusnya kamu ada bersama mereka?? Kalau kamu tidak bersama mereka, untuk apa aku kesini? Bahkan...aku memaksa pemilik villa untuk mengizinkan aku menginap disini, aku rela membayar berapapun harganya, asalkan...aku dapat melihat kamu disini...

Tangan pria itu meremas kencang gorden jendela, saat kedua matanya tanpa sengaja menemukan satu kamar tanpa cahaya lampu dan menemukan dua siluet manusia didalam sana, tepatnya divilla yang kini ditempati oleh teman-teman Echa.

A...apa itu kamu Cha?? Kamu dengan dia...

Hatinya hancur berkeping-keping melihat wanita yang dia cintai bersama dengan pria lain dalam satu kamar tanpa cahaya lampu. Meskipun dia tau mereka suami istri, tapi...entah kenapa hatinya tidak rela melihat wanita yang dia cintai melakukan...

Pria itu memejamkan matanya sebentar, memberikan kesempatan kepada cairan bening untuk mengalir bebas dikedua pipinya.

Harusnya aku yang berada disana, harusnya aku yang memeluknya, bukan dia...bukan pria itu, akulah yang mencintainya lebih dulu...

Ya Tuhan...kenapa tidak kau cabut saja nyawaku sekarang? Kenapa kau membiarkanku melihat semua ini, aku begitu mencintainya...tapi, kenapa begitu sakit bagiku untuk mencintainya? Adakah kesempatan keduaku untuk memilikinya?

Tubuh pria itu lemah seketika, tidak sanggup membayangkan apa yang mereka lakukan berdua didalam kamar itu tanpa cahaya lampu. Dia terjatuh lemah duduk bersandar pada dinding.

Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku tidak punya kesempatan untuk memilikinya?

Pria itu menggeleng lemah.

Tidak, Echa belum tau kalau aku masih hidup. Aku harus menemuinya dan mengatakan kalau aku masih hidup dan masih sangat mencintainya...dengan begitu...aku akan tau, apakah dia masih mencintaiku atau tidak...

💛💛💛💛💛

Hmmmmm...

Echa menggeliat dalam tidurnya, posisi tidurnya masih memeluk suami tercintanya. Sinar matahari pagi yang diam-diam mengintip melalui jendela kamarnya telah mencubit pipi mulusnya, sehingga memaksanya untuk membuka kedua matanya.

"Mas..." ujar Echa, melihat kedua mata Pak Dirga yang tengah menatapnya.

"Pagi sayang..." seperti kebiasaanya, dia selalu mencium bibir Echa, setiap Echa membuka matanya untuk pertama kali dan kali ini tidak ada penolakan darinya, ciuman yang sangat singkat.

"Maafin aku mas, aku gak tau kalau kemarin itu...mas nungguin aku. Dan...aku juga minta maaf, karena sudah lupa hari ulang tahun pernikahan kita..." dia menundukan kepalanya, tidak berani melihat suaminya. Rasa penyesalan benar-benar memenuhi dirinya.

"Shhhttt...gak apa sayang, aku udah maafin kamu dari semalam" Jeda sebentar, Pak Dirga meletakkan jari telunjuknya tepat dibibir Echa. "Cha, lihat sini...jangan nunduk terus..." Pria itu menaikkan dagu Echa, memintanya untuk mengangkat wajahnya dan Echa hanya menurutinya.

"Please...semarah-marahnya kamu sama aku, jangan pernah bilang kalau aku gak boleh menyentuh kamu dan...jangan mogok makan hanya karena kamu marah sama aku..." tidak ada jawaban darinya, tangan Echa menyentuh wajah Pak Dirga dan terdapat cetakan kelima jari atas perbuatannya kemarin.

"Mas...sakit ya? maaf...gara-gara aku..."

"Gak sayang, tamparan kamu ini gak seberapa dibandingkan aku harus melihat kamu sakit seperti kemarin...terlebih lagi, aku dapatkan tamparan ini setelah aku tau kalau kamu benar-benar mencinta -"

"Lagi...mas juga sih manas-manasin aku segala, bilang ketemu sama wanita lain, tidur sama dia..." gerutu Echa sebal dan langsung mencubit pipi Pak Dirga yang memerah akibat tamparannya kemarin.

Aaauuuuuu...

Pria itu mengaduh kesakitan, saat Echa mencubit pipinya dengan sangat kencang.

"Aku gak bohong kok. Kemarin aku memang bertemu dengan wanita, memeluknya, menciumnya dan -"

"Mas!!" teriak Echa kesal. Dan dengan sigap Pak Dirga langsung mengencangkan pelukannya sebelum Echa kabur menjauhinya.

"Dan...wanita itu adalah kamu Cha. Semalam aku menemui kamu, memeluk kamu, mencium kamu, tidur dengan kamu. Apa kamu lupa?" Echa hanya terdiam, mendengar ocehan-ocehan Pak Dirga.

"Lagipula...apa kamu tidak tau, kalau aku sangat mencintai kamu? Apa kamu lupa bagaimana cara aku menikahi kamu? Dengan cara memfitnah kamu didepan semua orang, baru aku bisa memiliki kamu sebagai istriku" jeda sebentar. Pak Dirga merapikan anak rambut yang berusaha menutupi wajah istrinya. "Kamu tau Cha, kamu itu jantung aku, paru-paru aku...sebagaimana manusia bernafas dengan paru-paru dan hidup dengan detakan jantung tiap detiknya. Jadi, aku mana mungkin bisa hidup tanpa kamu? Tanpa adanya jantung dan paru-paru didalam hidupku?"

"Mulai deh lebay"

"Kok lebay sih My Freizh?"

"Mas, tangannya kenapa? Kenapa diperban?" tanya Echa saat menyadari salah satu tangan Pak Dirga terbalut perban.

"Gak apa-apa, cuma luka kecil"

"Pasti gara-gara aku ya mas...maaf mas..." dia menarik lengan Pak Dirga, lalu menciumnya.

"Sudah, gak apa-apa kok sayang... Oh iya, aku punya sesuatu buat kamu" Pak Dirga beranjak dari posisinya, setelah mengacak-acak rambut Echa dengan sangat gemas.

"Masss!!!" teriak Echa syok, melihat Pak Dirga berjalan membelakanginya dengan santai tanpa sehelai benangpun yang menutupi dirinya. Tetapi, Pak Dirga sama sekali tidak menggubris teriakan Echa dan terus berjalan mendekati tas yang dia letakkan tidak jauh dari pintu.

"Apa sih My Freizh?" Pak Dirga setengah berjongkok, merogoh sesuatu didalam tas besarnya tanpa menoleh kearah Echa.

"Mas!!" sekali lagi, Echa berteriak dan setelah Pak Dirga menemukan sesuatu yang dimaksud olehnya, dia berdiri kembali menegakkan badannya menghadap Echa.

"Apa sih sayang?? Kamu masih kurang?? Mau nambah berapa ronde lagi??" tanya Pak Dirga asal sambil berkacak pinggang.

"Issshhh...apa sih mas!! Lihat tuh diri kamu, gak malu apa??!!" kesal Echa dengan wajah yang sudah merah merona, meskipun dia sudah biasa melihat tubuh suaminya yang telanjang total seperti itu. Tapi, entah kenapa dia selalu kesal dan merona setiap kali melihat suaminya sengaja berlenggak-lenggok tanpa busana didepannya.

Pak Dirga mengamati dirinya sendiri dari atas hingga kebawah kakinya. Dan dia...sama sekali tidak merasa aneh ataupun malu dengan dirinya yang telanjang seperti itu.

"Lho? Memangnya kenapa? Kenapa aku harus malu? Aku begini didepan istri aku sendiri..."

"Tapi, ini villa mas. Bukan apartment kita, bagaimana kalau nanti tiba-tiba ada yang mas -"

Braaaakkk!!

"Kenap -" baru saja apa yang ditakutkan oleh Echa terjadi juga, salah satu temannya secara dadakan membuka pintu kamar secara lebar-lebar. Sosok itu hanya bisa mematung diambang pintu, melihat tubuh polos Pak Dirga yang memunggunginya dan tubuh Echa yang hanya terbalut asal dengan selimut tebalnya. Sementara, Pak Dirga hanya berdiri tidak bisa berkutik dan berharap sosok yang ada dibelakangnya cepat menghilang. Sedangkan Echa yang berada diatas kasur, wajahnya semakin merona menahan malu.

💛💛💛💛💛

Drrrtttt...drrrrttt...

Deringan ponsel yang semakin lama semakin memekikkan pendengarannya, telah membangungkan Pak Romi dari alam mimpinya. Dia menggeliat malas dan mengambil ponsel yang telah mengganggu tidurnya.

"Halo?"

"Pagi Om Dokter!! I Love You!! Om Dokter, nanti pulang sekolah aku kerumah sakit ya" ujar suara cempreng dari ujung ponsel. Pak Romi sedikit mengerutkan keningnya, tidak mengerti dengan apa yang baru saja dia dengar.

"Ini siapa?"

"Ihhhh...Om Dokter gimana sih? Baru kemarin sore kita ketemu, masa Om sudah lupa sama aku...aku Vio...Viola!! Adik dari kakak yang akan dijodohkan dengan Om, tapi sebentar lagi aku yang akan berjodoh dengan Om" terang Viola dengan suara agak sedikit lantang.

"Hah?? Apa?? Viola?? Dokter??" tanpa berpikir dua kali, dia menjauhkan ponselnya dan memperhatikannya dengan seksama. Tidak lama, dia mengulas sedikit senyumannya. Menyadari bahwa dia salah membawa ponsel. type, bentuk dan warna yang sama dengan ponsel Dr. Fadil membuatnya salah membawa ponsel.

"Yahhh...datang saja kerumah sakit. Aku juga cinta sama kamu Viola" ujarnya jahil. Sengaja mengerjai gadis tersebut, setelah tau gadis tersebut pasti ada hubungannya dengan Dr. Fadil.

Klik.

Pak Romi memutuskan sambungan ponselnya secara sepihak tanpa meminta persetujuan dari seberang sana. Dia meletakkan ponselnya sembarang diatas kasur. Lalu berjalan mendekati jendela dan menarik gordennya, kedua matanya mengarah kepada salah satu kamar villa yang ada didepan sana dengan jendela yang masih tertutup.

"Selamat pagi cantik...semoga harimu menyenangkan dan...semoga kita bisa bertemu hari ini..."

💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛

~TBC~

Jakarta, 31"05"16

~velove_girlie~

Seperti yg prnah daku janjikan, daku akan update 2chapt klo vote'a dpt 50vote dlm 3hri 'n skrg daku ud update 2chapt yeee...

Daku sempet baper wktu biqn chapt ni, ap lgi pas bagian Pak Romi...daku sempet mewek...gmn dngan klian?? Ga baper ya?? Its oke lhaa... 😔😔😔

Semoga klian suka ya dengan 2chapt q ne...

Kapan ya Pak Romi dan Echa ketemu?? 😔😔😔

Ud ahh...Love you all ajeee 😘😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 19.7K 5
Nora tidak tahu apa yang telah terjadi hingga membuat semua orang memandangnya khawatir ketika dia bangun. Di tengah kebingungan yang mendera, tanpa...
15.3M 217K 8
Sudah terbit
NARENDRA By been

Teen Fiction

8.9M 824K 64
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Menjadi tawanan seorang ketua geng motor karena kesalahan mantan pacarnya? Itu adalah hal yang tidak pernah di bayangka...
10.5M 784K 56
Alika Syakilla, gadis polos dan ceroboh yang terpaksa tinggal di rumah keluarga Devin karena sebuah perjodohan. Devin Arya Mahesa, sepupu jauh sekali...