Should I?

By verenalowe

7.5K 426 95

[COMPLETED] [jumlah part: 39 +epilog] Sebuah kisah yang menceritakan tentang kehidupan dan masalah-masalah s... More

Chapter 1: Malapetaka
Chapter 2: Salah Paham
Chapter 3: Godaan
Chapter 4: Kesedihan
Chapter 5: Pencerahan
Chapter 6: Cowok itu Ngeselin
Chapter 7: Pertemuan
Chapter 8: Tak Terduga
Chapter 10: Barbeque Party
Chapter 11: Rapuh
Chapter 12: Problem (1)
Chapter 13: Problem (2)
Chapter 14: Social Media
Chapter 15: Awal yang Baik
Chapter 16: Penyelesaian
Chapter 17: Terjebak
Chapter 18: Happy Sunday
Chapter 19: Balikan?
Chapter 20: Pertama Kalinya Kehilangan
Chapter 21: Akankah aku kembali ke pelukanmu?
Chapter 22: Pelindung
Chapter 23: Holiday
Chapter 24: Kebahagianku Bersamamu
Chapter 25: Kedatangannya
Chapter 26: Bukan Rahasia Publik
Chapter 27: Pertemuan
Chapter 28: Aku disini!
Chapter 29: He's Back
Chapter 30: Two Idiot Man
Chapter 31: Rahasia pun Perlahan Terbongkar
Chapter 32: Terkejut
Chapter 33: Surprised
Chapter 34: Monopoli?
Chapter 35: Gara-Gara KPOP
Chapter 36: Murid Teladan?
Chapter 37: Ujian Nasional
Chapter 38: Amal dan Ice Cream
Chapter 39: Apakah Ini Akhir Dari Segalanya?
Epilogue.

Chapter 9: Permintaan Maaf

107 15 4
By verenalowe

VERA POV

Akhirnya, kami pun sampai di tempat yang akan kami gunakan untuk bertemu dengan Jihan.

Kami berada di sebuah Coffee Shop di daerah Jakarta Barat. Aku juga tidak tahu kenapa Aldi mengajakku kesini.

"Tempat favorit kita dulu," bisik Aldi tepat di telingaku.

Aku mengangguk pelan. Kami turun dari mobil yang kami tumpangi. Aku bisa melihat Jihan sudah duduk di dekat jendela.

Kami pun masuk ke dalam Coffee Shop. Aldi menggandeng tanganku menuju ke meja yang telah ditempati oleh Jihan.

"Maaf, kami terlambat," ucap Aldi seraya duduk. Aku duduk tepat didepan Jihan. Jihan tersenyum ramah kepadaku.

"Ya, tidak apa-apa. Oh ya, sebelumnya aku minta maaf jika sebelumnya aku tidak mau kesini." ujar Jihan yang membuatku mengerutkan kening.

"Ya. Jadi begini, aku tahu masalah kalian berdua. Aku sudah tahu semuanya. Kamu, bisa melanjutkan perkataanku, sayang." ucap Aldi lalu menggenggan tanganku dibawah meja.

Aku menelan ludahku dengan susah payah. Aku menggenggam tangannya kuat lalu menatap Jihan. Dia tersenyum kepadaku.

"Maaf," liihku.

"Ya?" tanyanya.

"Lo tau yang gue omongin, Han. Ah ya, gue minta maaf juga buat masalah Gevin. Dan sekarang gue gak bisa ganggu hubungan kalian. Hubungan ini sangat serius bukan? Jadi, mungkin gue terlalu percaya diri atau apa, gue ehm, gue akan melepaskan Gevin buat lo. Jaga dia, Han." ucapku.

Aku bisa melihat Jihan dengan matanya yang berlinang. Matanya berkaca-kaca. Entah apa yang dia rasakan. Hanya saja, aku merasa jika aku benar-benar jahat selama ini.

"Gak papa, Ve. Aku tau kok kalo kamu masih sayang sama dia. Aku juga mau bilang makasih karena sudah menyadarkanku." ucapnya.

Aku kembali mengerutkan dahiku. Kupandang Aldi dalam waktu singkat. Dia terlihat tersenyum padaku.

"Ve, jaga diri kamu. Kamu harus hati-hati. Aku tahu kamu kuat, aku tahu kamu bisa, tapi, aku juga tahu kalo kamu tidak sekuat itu. Aku cuma mau kamu hati-hati. Kamu pasti tahu maksudku." ujarnya sambil menatapku, lalu menatap Aldi.

"Di, kamu harus jagain dia. Aku gak mau kalo kamu nyakitin cewek lagi, karna aku tahu gimana rasanya. Satu lagi, kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan?" tanya Jihan.

Aldi mengangguk dengan senyuman menghiasi wajahnya. Senyuman ini. Senyuman tulus dari seorang Aldi yang sangat langka. Meskipun aku pernah melihatnya, tapi aku bisa melihat jika senyuman itu sangat langka.

Saat aku menatap mereka, hatiku bergerumuh. Entah apa ini. Aku tidak bisa mendeskripsikannya. Tapi aku rasa, aku sedang cem.. Tidak! Tidak mungkin.

"Sayang? Ngelamun lagi?" tanya Aldi yang membuyarkan lamunanku. Aku langsung menatapnya.

"Ehm, tidak." timpalku cepat.

"Oya, kita kan udah disini, kamu mau makan atau gimana? Kamu pasti belum dinner kan?" tanya Aldi.

Tanpa sengaja aku menatap Jihan dengan senyuman diwajah cantiknya. Mereka benar. Jihan tidak seperti yang ku lihat. Bahkan aku yakin jika Aldi sangat mencintainya.

Dia sangat baik. Sangat sangat baik.

"Kamu aja, Di. Aku gak lapar," timpalku. Aldi menganggukkan kepalanya.

"Han? Kamu mau bareng kami?" tanya Aldi yang membuatku melebarkan mata. Namun, aku langsung menetralkan raut wajahku seperti semula.

"Ah, tidak. Aku bisa pulang sendiri. Lagi pula aku bawa mobil kok. Kalian duluan aja." jawab Jihan.

"Yaudah, kita duluan ya, Han?" ucap Aldi sambil menarik tanganku untuk memgikutinya keluar dari Coffee Shop ini. Jihan melambaikan tangannya pada kami.

"Kamu kenapa?" tanya Aldi sambil menggenggam tanganku.

"Gak papa." jawabku datar.

"Aku tau dibalik gak papanya kamu itu ada sesuatu. Cerita ke aku, sayang." ucapnya.

Aku menggeleng pelan lalu melepaskan genggaman tangannya. Aldi menahanku.

"Kamu... Cemburu?" tanya Aldi yang membuatku sedikit tertawa.

"Cemburu? Idih, buat apa aku cemburu? Kan kamu udah biasa sama cewek. Masa aku cemburu." jawabku.

"Tapi tatapan kamu ke Jihan tadi beda loh. Kamu kayak pengen makan dia gitu. Kamu jangan makan Jihan, sayang. Dia kan hamil, kasian anaknya, kasian Gevin." ucap Aldi sambil tersenyum.

"Gevin kan masih punya aku, Aldiku sayang." jawabku sambil tertawa.

"Apa? Gak! Kamu itu punyaku! Bukan punyanya Gevin! Cuma punya Aku! Punya Aldi! Gak ada yang lain!" seru Aldi sambil cemberut.

"Kalo cemberut gitu tambah lucu," ucapku sambil mencubit pipinya.

"Mulai manja nih ceritanya?" tanya Aldi sambil menatapku dengan tatapan aneh.

"Aduhh," rintihnya setelah aku mencubit pipinya hingga memerah.

Aku memandang pemandangan malam Jakarta dari jendela disampingku. Aldi terdiam. Aku meliriknya sesekali. Dia fokus dengan jalanan di depannya.

"Mau makan dimana?" tanyanya.

"Hah?"

"Aku tau kamu belum makan sayang." jawabnya sambil mengacak rambutku.

"Terserah kamu aja deh," timpalku sambil menyingkirkan tangannya dari kepalaku.

"Oke," jawabnya.

"Di, kalo seandainya aku beneran suka sama kamu gimana?" tanyaku sambil menatapnya dari samping.

"Hahahaha," tawanya

"Aku serius!" seruku.

"Haha, ya gak apa-apa kali. Lagian, apa salahnya suka sama calon suami." jawab Aldi yang membuatku kesal.

"Calon tunangan." ralatku yang membuatnya tertawa lagi.

"Ish, jutek amat sih! Betewe, beneran suka nih? Hahaha, ga sia-sia deh," ujarnya sambil tertawa keras.

"Tau ah, gelap." jawabku ketus.

Aku memainkan ponselku. Ternyata ada line dari Gevin.

Gevin Falentino Y: Ve, kamu habis meet up sama Jihan, kan?

Vera Wayne: Iya, Gev. Kenapa? Ada apa?

Gevin Falentino Y: Dia pulang tiba-tiba nangis. Kamu datengnya sama Aldi?

Vera Wayne: Iya

Gevin Falentino Y: Yaelah, pantesan

Vera Wayne: Kenapa? Ah, jangan bilang ceritanya cemburu

Gevin Falentino Y: Bukan ceritanya. Tapi emang ceritanya. Duh lemotnya kumat lagi :v

Vera Wayne: Kamu kira aku gak cemburu sama Jihan?! Kamu sih! Kenapa pakek mabuk segala! Kan jadinya repot!

Ku masukkan ponselku ke saku celanaku. Aku yakin wajahku kini memerah karena marah. Aku melirik Aldi yang masih mengemudikan mobilnya.

"Kenapa?" tanyanya dengan nada selembut mungkin. Aku yakin, dia memang sengaja membuat suaranya seperti itu.

"Itu, mantan kamu. Tiba-tiba pulang dalam keadaan nangis. Terus apa hubungannya sama aku?! Mereka berdua jodoh banget ya? Kompak banget bikin aku kesel!" seruku sambil menyilangkan kakiku.

"Siapa? Jihan?" tanyanya sambil tersenyum.

"Siapa lagi kalo bukan dia. Kamu juga pekek senyum-senyum. Ck," ucapku yang membuatnya tertawa lagi.

"Kamu kalo cemburu gausah kode gitu, sayang. Frontal aja," timpalnya. Aku memukul lengannya sedikit keras yang membuatnya merintih kesakitan.

"Iya, aku cemburu. Puas!" seruku.

"Haha, udah yuk turun. Gamau makan?" tanyanya. Aldi memegang tanganku dengan lembut.

"Ya mau lah. Aku juga laper tau," ucapku lalu keluar dari mobil, meninggalkannya yang masih ada di mobil.

Aku langsung masuk ketempat ini. McD. Gabiasanya ngajak kesini, batinku. Aku melihat Angel, Lion, Putra, Radit, dan Bella. Aku langsung menghampiri mereka.

"Loh, kok lo disini?" tanya Angel. "Gue laper, mau makan." ucapku sambil duduk di kursi disebelah Lion.

"Hai." sapanya. Aku menatapnya tajam.

"Mentang-mentang udah pernah singgah dihati jadi duduk disitu." ucap seseorang yang baru datang. Siapa lagi kalau bukan Aldi.

"Hoy, bro! Kenapa lo? Berantem lagi? Kapan dah lo bisa mesra-mesraan? Kerjaan lu berdua berantem mulu." ujar Putra yang duduk di sebelah Angel.

"Tanya aja, tuh orangnya di depan lu." ucap Aldi yang membuatku melebarkan mata. Aku bisa melihat jika dia mengedipkan sebelah matanya.

"Eh, Lion gak makan?" tanyaku. Aku melirik Aldi yang menatapku dengan tajam. Aku terkekeh pelan.

"Oh shit. Perang dunia ketiga nih." ucap Angel yang menatapku sambil terkekeh.

"Ah, aku masih jomblo. Jangan perang." timpal Bella.

"Siapa yang suruh lo jomblo." ujar Lion sambi tertawa.

"Noh sama di Radit. Jomblo juga kan lo, bro?" ucap Putra.

"Sayang, pindah sini." ucap Aldi sambil menepuk kursi disebelahnya. Aku menggeleng pelan.

"Pindah gak?!" serunya yang membuatku terpaksa pindah duduk disebelahnya.

"Woa!" seru mereka.

"Sejak kapan lo mau nurut sama nih curut?" tanya Putra.

"Lo gak amnesia kan, Ve?" tanya Angel.

"Gila." ucap Radit dan Bella yang hampir bersamaan.

"Cie barengan cieee." goda Lion.

Aku menatap mereka dengan tatapan nanar. Aku menerucutkan bibirku. Aldi langsung menarik bibirku dengan jari-jarinya.

"Kan calon istri harus nurut sama calon suami. Ya 'kan?" tanya Aldi sabil memeluk pinggangku.

"Lo beneran mau ngawinin nih cewek? Jutek gini lo kawinin." ucap Lion sambil meminum colanya.

"Njir. Lo juga kenapa dulu pacarin calon istri gue?!" seru Aldi yang membuatku bergidik ngeri.

Akhir-akhir ini Aldi jadi possesif kepadaku. Selalu ingin di dekatku. Selalu mengikuti kemanapun aku pergi.

"Sayang, kamu mau makan apa? Aku pesenin." ujar Aldi sambil menggosok pelan kepalaku.

"Samain sama kamu aja." ucapku kemudian dia mengangguk.

Saat Aldi pergi. Mereka manatapku dengan tatapan kepo mereka.

"Kenapa? Ada yang aneh?" tanyaku sambil merebut minuman Radit dan meminumnya.

"Lo? Sama Aldi? Lo jatuh cinta sama tuh cowok edan?" tanya Radit.

To be continue...

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 167K 62
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
3.5M 287K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
13M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
5M 920K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...