Should I?

By verenalowe

7.5K 426 95

[COMPLETED] [jumlah part: 39 +epilog] Sebuah kisah yang menceritakan tentang kehidupan dan masalah-masalah s... More

Chapter 1: Malapetaka
Chapter 2: Salah Paham
Chapter 3: Godaan
Chapter 4: Kesedihan
Chapter 5: Pencerahan
Chapter 6: Cowok itu Ngeselin
Chapter 7: Pertemuan
Chapter 9: Permintaan Maaf
Chapter 10: Barbeque Party
Chapter 11: Rapuh
Chapter 12: Problem (1)
Chapter 13: Problem (2)
Chapter 14: Social Media
Chapter 15: Awal yang Baik
Chapter 16: Penyelesaian
Chapter 17: Terjebak
Chapter 18: Happy Sunday
Chapter 19: Balikan?
Chapter 20: Pertama Kalinya Kehilangan
Chapter 21: Akankah aku kembali ke pelukanmu?
Chapter 22: Pelindung
Chapter 23: Holiday
Chapter 24: Kebahagianku Bersamamu
Chapter 25: Kedatangannya
Chapter 26: Bukan Rahasia Publik
Chapter 27: Pertemuan
Chapter 28: Aku disini!
Chapter 29: He's Back
Chapter 30: Two Idiot Man
Chapter 31: Rahasia pun Perlahan Terbongkar
Chapter 32: Terkejut
Chapter 33: Surprised
Chapter 34: Monopoli?
Chapter 35: Gara-Gara KPOP
Chapter 36: Murid Teladan?
Chapter 37: Ujian Nasional
Chapter 38: Amal dan Ice Cream
Chapter 39: Apakah Ini Akhir Dari Segalanya?
Epilogue.

Chapter 8: Tak Terduga

186 20 5
By verenalowe

VERA POV

"Dan lo ninggalin dia pulang?" tanyaku sambil menatapnya. Aku tidak berusaha mencari jawaban di matanya, kerena aku tahu dia berbicara dengan mulutnya.

"Sorry, gue udah nyariin Gevin. Tapi dia gak ketemu. Sampai di rumah, gue dapet telfon dari Radit kalo Gevin ada di gang deket club. Lo tau kan? Gue langsung kesana dan nemuin dia babak belur. Disana juga ada Yoga. Yoga suka sama Jihan, makanya dia mukul Gevin sampai kayak gitu." jelas Aldi.

"Maksud lo? Yoga suka sama Jihan? Ngapain dia bisa mukul Gevin? Gevin 'kan gak ngapa-ngapain." timpalku. Aldi terdiam. Kulihat raut wajahnya berubah. Aku tidak tahu kenapa, tapi dia terlihat menahan amarahnya.

"Gevin... Dia..."

"Apa, Di? Ngomong aja susah. Kenapa sih lo?" tanyaku.

"Dia make out sama Jihan." ucapnya pelan namun masih bisa ku dengar.

Aku melebarkan mata. Rasa rindu, rasa marah, rasa kecewa, bercampur menjadi satu. Kemelut di otakku tidak bisa kutahan lagi.

"Gak perlu nangis. Gue tau lo kuat. Gak perlu nangisin Gevin. Gak perlu lo nangis karena cowok brengsek kayak dia!" ucap Aldi yang membuatku mengusap air mataku yang hampir saja terjatuh.

"KENAPA LO GAK TOLONGIN DIA? KENAPA LO GAK TEMENIN DIA? LO BRENGSEK DI!" seruku dengan air mata yang kutahan.

"Karena Yoga ngancem Gevin kalo Yoga bakal lakuin itu sama lo. Dia ngelarang gue buat nolongin! Dia sayang sama lo! Tapi sekarang apa?" ucap Aldi sambil menggeleng.

"Dia ngelepasin lo buat gue. Gevin tau tentang perjodohan ini. Meskipun gue sering berantem sama dia, gue masih chatting sama dia. Tapi saat gue tau mereka udah nikah. Gue rasa dia khianatin gue." jelasnya.

"Maksud lo apa, Di! Gak jelas!" seruku.

"Jihan mantan gue, puas?! Gue bohong kalo gue gak kenal Jihan. Dan lo pasti tau alasan gue, kenapa gue nurutin dia agar gue gak nolongin dia. Gue putus karena Gevin! Gue sakit, Ve! Gue sakit! Meskipun lo lihat gue baik-baik aja, tapi gue sakit!" serunya.
Baru pertama kali ini aku melihat air mata keluar dari mata hazelnya. Aldi menangis.

"Gue sakit, Ve. Meskipun gue udah ketemu lo, tapi setiap gue lihat dia, gue masih sakit." lirihnya.

Aku bisa merasakan apa yang dia rasakan. Aku juga mengalami hal itu. Aku mengusap air matanya. Sebelum aku melepaskan kedua pipinya, dia memegang tanganku.

"Bukannya gue mau balas dendam. Gue tulus sayang sama lo. Gue pengen kita bahagia. Kita bisa bahagia lebih dari mereka. Kita harusnya bangkit dari keterpurukan ini." ucapnya yang kemudian melepaskan tanganku. Aku hanya diam tanpa mengucap satu kata pun.

"Ve, please, gue sayang sama lo. Ngertiin gue, Ve. Yoga. Gue bisa atasin dia. Denger. Kalo Yoga nyentuh lo seujung kuku aja, telfon gue." ucapnya dengan yakin.

"Di," ujarku pelan.

"Ya, sayang?" tanyanya merespon panggilanku.

"Yo-yoga, dia..tadi nemuin gue. Dia..dia ngomongin lo, Di." ucapku.

"Selamat siang sayang!" ucap Yoga, temanku, tidak maksudku musuhnya Aldi.

"Gimana kabar kamu, sayang? Ah aku lupa, kamu kan mainan barunya Aldi," ucapnya sambil membelai pipiku. Aku langsung menghempaskan tangannya.

"Lepasin!"

"Ow, kamu kok jadi jahat gini sih, sayang? Oya, aku mau ngomong sama kamu. Kamu yakin pacaran sama Aldi? Kamu mungkin cuma mainannya aja, sayang. Mending kamu sama aku aja, gimana?" tanyanya.

"Kamu gak tau kan kalo Aldi itu nakal? Kamu gak tau kan kalo sebelumnya Gevin sama Aldi temenan? Sayang, denger aku gak mau kamu terluka. Aku gak mau kamu di apa-apain sama Aldi. Kamu kan tau aku sama Bang Dani temenan, jadi ya apa salahnya kamu putus sama Aldi." ucapnya.

"Gak bisa! Mau lo apa sih, Yog? Belom puas lo udah ngerjain gue? Belom puas lo hanvurin hidup gue? Bolom puas lo rebut temen-temen gue? Belum pu-"

"Ya, gue belom puas karena gue belum dapetin lo! Lo tau kan gue suka sama lo sejak lo SMP? Gue kurang apa? Gue pinter, gue ganteng, gue kaya, kurang apa lagi gue?!" seru Yoga sambil menggenggam tanganku.

Aku menetapnya dan melepaskan tanggannya. Namun, dia masih menggenggam tanganku dengan kuat hingga memerah.

"Satu kekurangan lo Yog. Lo itu perfect, lo pinter, lo keren, lo ganteng, lo segalanya bagi mereka. Tapi satu, Yog, yang gue gak suka. Sikap lo." jawabku sambil melepaskan genggamannya.

"Aldi juga! Aldi juga brengsek kayak gue! Gue sama Aldi sama aja, Ve! Lo tau faktanya! Bahkan dia make out didepan mata lo sendiri!" serunya.

"KARNA GUE CALON TUNANGANNYA!" seruku lalu meninggalkannya.

Untung saja, disekolah masih sepi. Jika tidak, mereka pasti sudah heboh dengan berita itu.

"Maafin gue, Di. Sumpah gue keceplosan. Gue bisa jaga diri kok, Di. Gue juga tau lo masih belom bisa move on dari Jihan. Gue minta maaf kalo gue sering jahatin Jihan." ucapku.

Aldi menatapku dangan tatapan andalannya. Menatapku dengan mata sayunya. Lalu, kedua tangannya memegang kedua pipiku.

"Minta maaf sama orangnya, Ve. Jangan jadi pengecut. Gue tau kok kalo lo waktu itu sayang banget sama Gevin. Makanya lo ngelakuin itu. Jadi diri lo sendiri dan minta maaf sama dia." ucapnya.

Aku hanya menganggukkan kepalaku pelan.

***

Malam ini Aldi ingin mengajakku bertemu dengan Jihan. Aku pun memantapkan hatiku untuk meminta maaf padanya.

Aku memilih short dress berwarna biru tua dengan hiasan berlian di bagian leher dan tanpa lengan. Kupadukan dengan high heels berwarna senada.

"Mau pergi kemana?" tanya Bang Dani setelah menyesap coffee latte nya. Aku langsung melihatnya.

"Keluar bareng Aldi. Mau dinner gitu," jawabku asal.

"Dinner apa dinner? nge-date mulu lo dek. Aldi belom jemput?" tanya Bang Dani menatapku penasaran.

Tin Tin.

"Panjang umur," ucapku pelan.

"Kayaknya udah dateng bang, Veve pergi dulu ya, Bang. Baik-baik di rumah." ucapku kemudian keluar dari rumah.

"Udah rapi nih? Gak biasanya," ucap Aldi sambil membukakan pintu mobil untukku.

Aku hanya tersenyum menaggapi perkataannya. Ya, jarang sekali aku memakai dress jika berpergian. Aku hanya ingin menunjukkan ke Jihan, jika aku bisa menjadi lebih.

Ya, Jihan sangat cantik. Tak bisa di pungkiri memang jika Aldi menyayanginya. Dia juga baik (kata orang). Ku hembuskan napasku kasar. Aldi telah duduk di kursi kemudi.

"Cantik," gumamnya pelan sambil menyunggingkan senyuman.

"Apa?"

"Tidak ada siaran ulang, sayang." Aldi menyalakan mobilnya. Dia menatapku sebentar lalu menjalankan mobilnya.

"Kamu kaget gak kalo aku mantannya Jihan?" tanya Aldi tiba-tiba. Aku pun langsung menatapnya yang masih fokus dengan jalanan ibu kota.

"Emm, awalnya sih iya. Tapi setelah kupikir-pikir, gak ada salahnya sih. Jihan cantik, baik, sopan." jawabku sambil mengangguk-anggukkan kepalaku.

"Baik? Sopan? Dari mana kamu tau kalo Jihan baik dan sopan? Gimana kalo Jihan jahat?" tanya Aldi.

"Aku juga gak yakin sih. Tapi Gevin juga bilang gitu. Bang Dani juga. Jadi ya, aku percaya sama suara terbanyak." ucapku sambil menatap jalan dari jendela.

"Tapi kamu percaya kan kalo aku sayang sama kamu? Ah, bahkan bisa-bisa aku cinta mati sama kamu," ucap Aldi ynng membuat pipiku memerah.

"Cie blushing cie, baper ya?" ucap Aldi yang membuatku memukul lengannya.

"Sakit, sayang,"

"Biar tau rasa kamu, Di. Godain aja terus. Makanya cewek cewek pada nempel sama kamu." ujarku dengan kesal.

To be continue...

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 122K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
30.2M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
2.3M 71.6K 74
NOVEL BISA Di BELI DI SHOPEE FIRAZ MEDIA "Bisa nangis juga? Gue kira cuma bisa buat orang nangis!" Nolan Althaf. "Gue lagi malas debat, pergi lo!" Al...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...