Should I?

By verenalowe

7.5K 426 95

[COMPLETED] [jumlah part: 39 +epilog] Sebuah kisah yang menceritakan tentang kehidupan dan masalah-masalah s... More

Chapter 1: Malapetaka
Chapter 2: Salah Paham
Chapter 3: Godaan
Chapter 4: Kesedihan
Chapter 5: Pencerahan
Chapter 6: Cowok itu Ngeselin
Chapter 8: Tak Terduga
Chapter 9: Permintaan Maaf
Chapter 10: Barbeque Party
Chapter 11: Rapuh
Chapter 12: Problem (1)
Chapter 13: Problem (2)
Chapter 14: Social Media
Chapter 15: Awal yang Baik
Chapter 16: Penyelesaian
Chapter 17: Terjebak
Chapter 18: Happy Sunday
Chapter 19: Balikan?
Chapter 20: Pertama Kalinya Kehilangan
Chapter 21: Akankah aku kembali ke pelukanmu?
Chapter 22: Pelindung
Chapter 23: Holiday
Chapter 24: Kebahagianku Bersamamu
Chapter 25: Kedatangannya
Chapter 26: Bukan Rahasia Publik
Chapter 27: Pertemuan
Chapter 28: Aku disini!
Chapter 29: He's Back
Chapter 30: Two Idiot Man
Chapter 31: Rahasia pun Perlahan Terbongkar
Chapter 32: Terkejut
Chapter 33: Surprised
Chapter 34: Monopoli?
Chapter 35: Gara-Gara KPOP
Chapter 36: Murid Teladan?
Chapter 37: Ujian Nasional
Chapter 38: Amal dan Ice Cream
Chapter 39: Apakah Ini Akhir Dari Segalanya?
Epilogue.

Chapter 7: Pertemuan

192 18 2
By verenalowe

Vera POV

Malam ini mataku terasa lebih berat dari biasanya. Bagaimana tidak, acara tangis menangis dengan Aldi membuat mataku sedikit membengkak. Aldi memang pandai membuat orang menangis.

Untung saja Bang Dani tidak menanyakan hal aneh-aneh padaku. Hari ini dia mengajakku makan malam bareng teman-temannya. Kata Bang Dani, mereka boleh mengajak keluarga mereka. Namun, Bang Dani hanya mengajakku.

Kadang, aku merenung, ini bukan salah mama-papa. Mereka pergi karena pekerjaan mereka. Mereka pergi demi menafkahi kedua anaknya. Ya, memang mama-papa terkenal. Namun, teman-temanku tidak tahu mereka, kecuali Aldi. Yang mereka ketahui aku tinggal dengan kakakku dan para pembantu.

"Bagaimana Bang?" tanyaku pada Bang Dani mengenai penampilanku. Aku memakai dress berwarna peach kesukaanku. Dan tidak lupa highheels setinggi 7 cm yang membuatku mendekati sempurna. Bang Dani hanya memberi tanggapan dengan mengacungkan kedua jempol tangannya.

"Bang, berarti Kak Reyna datang kesana ya?" tanyaku dengan berhati-hati. Aku takut abang marah lagi jika menyangkut Gevin.

"Khawatir ada Gevin? Aldi juga datang kok. Jangan takut." jawab Bang Dani dengan tenang.

"Aldi?!" tanyaku dengan histeris. Bang Dani menganggukkan kepalanya.

"Kan Aldi juga bagian keluarga kita." timpal abang yang membuatku kacau lagi.

***

Saat tiba di restoran itu, aku menggandeng lengan kiri Aldi. Ingat, dia tukang paksa. Jadi jangan berfikiran jika aku yang benar-benar melakukannya.

Aku baru tahu jika ternyata restoran ini telah di booking untuk acara reuni ini. Ya ini adalah acara reuni SMA Braga. Abang bersekolah disana 2 tahun lalu.

Belum kita duduk. Fakta lain pun datang. Gevin melambaikan tangan pada kami, dan dia sedang bersama Jihan. Dia sekarang memakai kerudung. Aku tersenyum tipis dan mengeratkan tanganku di lengan Aldi.

Aldi menatapku sebentar. Kurasa dia merasakan tanganku yang aku eratkan. Kami menghampiri mereka. Abang memutuskan untuk duduk dengan Kak Reyna.

Kak Reyna tidak datang dengan orang tuanya. Jihan melirikku sambil meringis pelan. Aku masih ingat, dulu apa saja yang pernah kulakukan padanya.

Sebelum kami duduk, Bang Dani sempat berbisik kepadaku dan Aldi, jika harus menghiangkan kata-kata lo-gue.

"Hai, apa kabar?" tanya Kak Reyna padaku setelah kami duduk. Aku tersenyum.

"Baik, Kak. Kak Reyna bertanya seperti lama tidak bertemu saja." ucapku sambil tertawa kecil.

"Memang begitu kan. Sudah berapa lama kamu tidak ketemu kakak. Sudah lama 'kan?" timpal kak Reyna sambil melirik ke arah Jihan. Aku yakin jika dia pasti tersiksa dengan keluaga Gevin yang keras.

"Haha, begitu ya, Kak." jawabku sambil tersenyum. Bahkan mungkin aku hanya bisa tersenyum saat ini.

"Hai, Ve." sapa Jihan.

"Oh, hai. Apa kabar kamu? Makin cantik nih pakai hijab." ucapku seraya berbasa-basi.

"Ah, kamu juga. Em, ini siapa, Ve? Kayaknya aku belum pernah lihat." ucap Jihan.

"Aldi. Aldi Hardiardjo. Pacarnya sekaligus calon tunangan. Ah, nanti kalian juga harus datang ke acara tunangan kami ya. Kak Reyna juga. Kayak gak kenal sama aku aja." ucap Aldi.

"Hehe, biasa, Di. Kan situasinya canggung gini. Oya, aku belum pernah bilang ya. Aku kenal Aldi. Almarhum kakaknya sahabatku." ucap Kak Reyna yang membuat mataku melebar.

"Kak Nana?" bisikku pada Aldi. Aldi hanya mengangguk dan tersenyum. Ah jadi ini yang membuat Aldi bermusuhan dengan Gevin.

Aku pernah mendengar kabar jika Kak Nana meninggal karena sahabatnya sendiri. Mungkin Aldi salah paham dengan berita itu. Tapi mungkin juga berita itu benar.

"Jadi, bagaimana rasanya bertemu lagi? Veve terlihat tidak dalam mood nya." Kak Reyna tersenyum kepadaku sambil menggosokkan kedua tangannya.

"Tidak. Aku baik-baik saja, Kak." jawabku sambil tersenyum.

"Kalian kenal Jihan 'kan? Dia tunangannya Gevin, sekitar 1 bulan yang lalu." ucap Kak Reyna dengan tertawa pelan.

Tunangan?

Aku hanya tersenyum mendengarkan ucapannya. Aldi menggenggam tanganku cukup erat.

"Ya, kami pernah bertemu sebelumnya. Ah, Jihan ini yang kamu ceritain ke aku 'kan? Teman SMP kamu?" ucap Aldi.

Aku tahu jika Aldi sengajak berbicara seperti itu ntuk mencairkan suasana. Aku tidak suka suasana ini. Membuatku terlihat kaku.

***

"Bang, gue numpang tidur ye?" ucap Aldi sambil duduk di sofa ruang keluarga. Bang Dani yang tadi baru saja melepas jaketnya pun langsung melemparnya ke arah Aldi.

"Ngarep lo ah. Jangan di kira gue gak tau ya masalah-masalah lo di masa lau. Main numpang-numpang aja." ucap Bang Dani yang tidak terima.

Aku masih menatap ke arah televisi yang menayangkan drama Korea. Tiba-tiba Aldi duduk disebelahku. Namun, ia kemudian menidurkan tubuhnya dan meletakkan kepalanya di pahaku.

"Sayang, boleh tidur disini 'kan? Papa sama Mama lagi ke Bandung. Boleh ya?" tanyanya sambil memejamkan kepalanya.

Menginap?

Aku yang terkejut pun langsung mendorong kepalanya dari pahaku.

DUK

Aku ikut meringis pelan saat kepala Aldi membentur lantai. Dia meringis dan menggosok-gosok kepalanya yang menyentuh keramik.

"Yak! Sakit!" serunya sambil menggosok-gosok kepalanya. Aku tersenyum miring.

"Lo sih ganggu aja. Lagi enak nonton drama Korea nih. Cakep-cakep gak kayak lo."

Aku menunjuk televisi yang terdapat wajah Song Jong Ki. Aldi mengikuti arah tanganku. Dia memperhatikan layar televisi. Namun, wajah cemberutnya terlihat jelas.

"Gantengan gue. Dia yang niruin wajah gue. Gue juga kayak gitu. Tapi gue ketemu lo. Dan wajah gue berubah." ujar Aldi sambil menunjuk-nunjuk wajah Song Jong Ki.

Aku menatapnya tajam. Ku perhatikan wajahnya. Matanya, hidungnya, bibirnya. Ah, tidak. Kenapa aku membayangkan cowok sok keren ini. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku.

"Nah 'kan! Lo ketahuan. Gue emang ganteng. Beruntung dah lo nanti kawin sama gue." ujarnya sambil kembali duduk disebelahku.

Aldi menaikkan tangan kirinya ke atas sofa. Lalu dia memeluk leherku. Namun, aku masih memperhatikan layar televisi. Ah, tampan sekali Song Jong Ki.

Tiba-tiba aldi menggosok pipi kananku. Aku langsung menatapnya seakan bertanya 'apa yang kau lakukan'. Aldi hanya diam dan kembali menggosok pipiku.

"Lupakan Gevin." ucapnya yang menatapku dalam. Ku lihat matanya, kutatap dengan dalam juga.

"Ngomong apaan sih, Di. Ngelindur ya, lo?" tanyaku.

"Gue cuma takut lo pikirin cowok brengsek itu. Gue takut lo kayak dulu lagi. Ya, gue tau apa yang lo lakuin sama Jihan waktu itu. Gue tau. Gue tau karna Gevin dulu sahabat gue." ucapnya.

"Tapi kalian begini karna gue?" tanyaku menebak. Namun, itu ternyata salah. Aldi menggelengkan kepalanya.

"Gue mau cerita singkat tentang dia sama Jihan. Tapi gue masih belom bisa cerita sama lo yang lain. Waktunya belom tepat. Gue janji bakal cerita sama lo." ucapnya meyakinkanku.

"Oke, cerita sama gue." timpalku. Aku memejamkan mataku sebentar. Ku hembuskan napasku dengan kasar.

"Tiga bulan yang lalu, waktu kita clubbing, gue sama Gevin ketemuan sama Jihan. Gevin bilang, dia kenal Jihan di sosmed. Waktu itu gue banyak pikiran. Jadi gue ngelamun, dan waktu gue sadar, ada yang bilang Gevin mabuk berat. Gue gak nemuin dia, akhirnya gue pulang." jelasnya.

"Dan lo ninggalin dia pulang?" tanyaku sambil menatapnya. Aku tidk berusaha mencari jawaban di matanya, kerena aku tahu dia berbicara dengan mulutnya.

"Sorry, gue..."

To be continue...

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 72.3K 74
NOVEL BISA Di BELI DI SHOPEE FIRAZ MEDIA "Bisa nangis juga? Gue kira cuma bisa buat orang nangis!" Nolan Althaf. "Gue lagi malas debat, pergi lo!" Al...
570K 38.7K 41
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
30.2M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
9.7M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...