Magic Potion [END]

Autorstwa alana_l0v3

33.1K 3.8K 1K

Bagaimana jika salah satu atau beberapa dari ketujuh kembaran ini berubah? Saksikan saja sendiri!! ••• "Eh... Więcej

ᏢᎡϴᏞϴᏀ
ᏟᎻᎪΝᏀᎬᎠ
ᏟᎪΝ'Ͳ ᏴᎬᏞᏆᎬᏙᎬ ᏆͲ
ᏴᎬᏟϴᎷᎬ Ꭺ ᏀᏆᎡᏞ
ՏᎷᎪᏞᏞ ᎬᎡᎡϴᎡ
ᎻᎪᏞᏆᏞᏆΝͲᎪᎡ
ᎷᎪՏᎪᏞᎪᎻ ᏦᎬᏟᏆᏞ
ᏆͲ'Տ ՏͲᏆᏞᏞ ͲᎻᎬ ᏴᎬᏀᏆΝΝᏆΝᏀ
Ꭺ ՏᎬᏟᎡᎬͲ
ᏞᎬͲ'Տ ՏͲᎪᎡͲ
Ꭺ ᏢᎪᎡͲ
ᎷᏆՏᏆ ᏦᎬᏟᏆᏞ
ᎷᏆՏᏆ ᏦᎬᏟᏆᏞ(2)
ՏᏆᏟᏦ?
ᏀᎬᎷᏢᎪ
ᏟᎬᏞᎪᏦᎪ
ᏞϴՏͲ
ᏟϴᎷҒϴᎡͲᎪᏴᏞᎬ ᎻϴᎷᎬ
ᏆᏟᎬ
ᎡႮᎷᎪᎻ ᎡᎪᎽᎻᎪΝ
ᎡႮᎷᎪᎻ ᎡᎪᎽᎻᎪΝ(2)
Ꭺ ҒႮΝ ᎠᎪᎽ
ՏϴᏞᎪᎡ
ҒႮΝ ᏀᎪᎷᎬՏ
ͲᎻᎬ ᏔϴᏞҒ ᎻᎪՏ ᏟϴᎷᎬ
ͲᎪႮҒᎪΝ
ᏔᎪΝͲ Ͳϴ Ꮐϴ?
Ꭺ ᏢᎪᎡͲ
ᏢᎬᎡႮᏴᎪᎻᎪΝ
ᏴᏞᎪᏃᎬ
ᏴᎪᏆᏦᎪΝ
ϴᏞᎠ ҒᎬᎪᎡՏ
ᎷᎬᎷϴᎡᏆᎬՏ ϴҒ ͲᎻᎬ ᏢᎪՏͲ
ᎷᎬᎷϴᎡᏆᎬՏ ϴҒ ͲᎻᎬ ᏢᎪՏͲ(2)
ᎷᎬᎷϴᎡᏆᎬՏ ϴҒ ͲᎻᎬ ᏢᎪՏͲ(3)
ᎷᎬᎷϴᎡᏆᎬՏ ϴҒ ͲᎻᎬ ᏢᎪՏͲ(4)
ᎷᎬᎷϴᎡᏆᎬՏ ϴҒ ͲᎻᎬ ᏢᎪՏͲ(5)
ᎡᎬϴᏟᏟႮᎡ
ΝᎬᏔ ᏢᎡϴᏴᏞᎬᎷ
ᏦᎬͲᎪᎻႮᎪΝ
ͲᎻϴᎡΝ
ᏀϴΝᎬ
Ꭺ ՏᎬᏟᎡᎬͲ
ՏᎬᏞᎬՏᎪᏆ
ᎬᏢᏆᏞϴᏀ
ᏴϴΝႮՏ ᏟᎻᎪᏢͲᎬᎡ

ՏᏆ ᏢᎡᏆᎪ ͲႮᎪ

764 84 4
Autorstwa alana_l0v3

Just enjoy it! Happy Reading⚪

•••

























































































Magic Potion : Si Pria Tua

===

"Solar"

Yang di panggil nampak beralih dari buku yang dia baca dengan tatapan bertanya.

"Thorn bosan, keluar aja yuk" rengek Thorn.

Solar memutar bola matanya malas, "Kita baru di sini 5 menit dan kau sudah minta keluar? Astaga"

Mereka kini sedang berada di perpustakaan kota. Solar akan selalu kesini saat weekend jika sempat untuk membaca buku baru yang ada. Awal nya Solar ingin pergi sendiri, tapi Thorn memaksa ingin ikut, jadi yaudah. Solar pergi bersama Thorn. Bertanya tentang penampilan. Thorn membiarkan rambutnya tergerai dengan kepangan pada sehelai rambut di sebelah kirinya dengan karet hijau zamrud.

Gempa yang mengikat nya, Thorn juga tidak memakai topi dan hanya mengenakan jaket jersey cokelat dan celana jeans hitam juga kaos hitam yang selaras. Dia sebenarnya tidak diizinkan oleh Gempa dan Taufan untuk ikut, tapi dia terus merengek dan pada akhirnya mereka mengalah. Solar di tugaskan untuk ikut mengawasi nya.

Solar juga memerhatikan penampilan kakaknya itu sedari tadi berjalan ke perpustakaan yang letaknya dekat hutan Pulau Rintis. Jangan tanya kenapa bisa di bangun disana, karna tempatnya nyaman dan tenang. Itulah manfaat dari kesunyian, jika berisik, pengunjung tidak akan bisa fokus membaca.

Solar merasa kalau kakaknya itu sangat cantik dengan penampilan yang memukau. Dia tidak akan bisa tidak mengakuinya. Bahkan kemanisannya bertambah saat berubah menjadi lawan jenisnya.

"Humm, emang Solar mau baca buku apa sih??" tanya Thorn melihat Solar yang naik ke tangga untuk mengambil buku di rak atas yang tidak bisa dijangkau.

Perpustakaan itu sangat besar dan luas. Banyak rak yang penuh dengan buku di seluruh penjuru ruangan. Meskipun hanya ada satu lantai, tingginya bisa menyetarai dengan gedung sekolah mereka yang memiliki 3 lantai.

Terkadang Thorn heran, siapa yang membuat perpustakaan dengan banyak buku seperti ini, dan bagaimana cara mereka mengatur semuanya dengan detail? Dia bahkan hanya bisa melihat buku, buku, dan buku lagi saat masuk kemari.

"Hati hati, Solar. Nanti jatuh" peringat Thorn membantu memegangi tangga.

Solar hanya membalas dengan deheman sambil sibuk mencari buku yang dia cari.

Mereka sedang berada di rak buku yang berisi tentang sastra dan filosofi. Thorn sedikit bergidik dengan dengan kata kata filosofi. Tidak heran jika adik bungsunya bisa sepintar itu dalam berpikir. Terkadang dia merasa ngeri dengan kepintaran Solar.

"Lebih baik kau juga cari buku sana yang mau kakak baca. Komik anak anak kek" ucap Solar setelah turun dari tasana dengan sebuah buku setebal kamus bahasa di tangannya.

"Aku udah umur 16 tahun!" kesal Thorn dengan suara pelan karna tidak ingin membuat keributan di dalam perpustakaan.

"Makanya cari buku apa kek, yang bermanfaat atau yang kak Thorn suka. Solar mau duduk disana, kalo udah ketemu nanti temuin Solar disana ya. Jangan terlalu lama milih bukunya" kata Solar dan beranjak pergi untuk duduk di sofa yang ada pojok sana. Lengkap dengan meja persegi dan jendela.

"Hahhh iya iya" Thorn pun pergi menjelajahi sekitaran sana. Dia tidak ingin jauh jauh, takut kesasar.

Biasanya dia akan mencari buku tentang alam jika sedang bosan, tapi kali ini tidak. Pandangannya justru terpaku pada buku buku tentang mitologi dunia. Ternyata tidak sebegitu banyak dengan buku yang ada di rak sastra dan filosofi tadi. Thorn mendongak untuk mencari cover yang bisa membuatnya tertarik.

Dan ada.

Thorn mengambilnya tapi terlalu tinggi untuk di jangkau. "Ck, ini siapa juga yang tarok buku tinggi tinggi sih?" gerutunya. Dia terus mencoba mengambilnya tapi tetap tidak bisa.

Sampai ada tangan dari belakangnya yang menggapai buku itu dan mengambilnya. Thorn tersentak dan sontak maju untuk menghindari siapa yang dibelakangnya. Kepalanya hampir akan terantuk jika tidak ada tangan yang melindungi dahinya.

Thorn menoleh kebelakang dan melihat seorang pria tua tinggi berdiri di sana dengan sebuah senyuman hangat. Itu sedikit mengingatkannya pada Atok nya yang telah lama tiada.

"Ini bukumu, anak cantik" dia menyerahkan buku yang tadi Thorn ingin ambil.

Ingin protes tapi Thorn juga sadar kalau orang itu tidak tau siapa dia. Jadi dia diam diam menggerutu dalam hati dan mengambil buku itu dari tangan pria tua itu.

"Kamu suka hal hal yang berkaitan dengan makhluk astral ya?" suara parau basah menghangatkan hati itu melintas di pendengaran Thorn.

Thorn mendongak untuk melihat wajahnya. Kulit berwarna kuning langsat yang sudah keriput menandakan penuaannya sedang berlangsung. Senyuman nya daritadi tidak luput dari wajah tampannya meski kini sudah menua. Punggung sedikit membungkuk dengan sebuah tongkat berjalan yang dia pegang. Tubuhnya lumayan kurus hingga Thorn bisa melihat tulang jarinya di sana.

"Iya, Thorn lumayan suka sama cerita misteri dunia kayak gini" Thorn menjawab dengan senyuman manis. Seperti biasa dia akan mengatakan namanya sendiri jika bicara, bukan dengan kalimat aku atau saya.

Pria tua itu terkekeh kecil dan mengelus pelan kepala Thorn. Tangannya dengan lembut mengusap kepalanya hingga membuat Thorn merasa nyaman jika ada di dekatnya.

"Namamu Thorn ya? Kamu anak yang baik ya"

Thorn tersenyum lebar, "Kak Hali bilang kita harus baik pada siapapun! Jadi gak ada alasan buat jadi orang jahat"

"Hm? Kamu punya kakak ya?" tangan tuanya turun.

"Iya! Thorn punya 5 kakak sama 1 adek. Solar namanya, dan dia juga lagi ada disini! Sedangkan yang lain lagi ada dirumah"

Benar benar seperti anak kecil, sangat manis hingga membuat pria tua itu lagi lagi tertawa.

"Kamu sangat manis" dia tersenyum lembut.

"Thorn juga dengar itu dari semua orang" jawab Thorn dengan polos.

"Haha.."

Thorn merasa hatinya menghangat. Tubuhnya tidak merasakan sensasi tidak nyaman, berbeda dengan pria yang biasa dia temui.

"Kakek sedang apa disini?" tanya Thorn.

"Aku? Hanya datang sekedar melihat lihat" pria tua itu mengedarkan pandangannya kearah lain, "Dan ternyata tempat ini tidak terlalu berubah" senyumnya masih setia ada. Seakan akan mengenang masa lalunya disini.

Belum sempat Thorn ingin bertanya lagi, tiba tiba ada yang memanggilnya.

"Kak Thorn"

Thorn menoleh kebelakang dan melihat Solar disana, "Oh! Solar?"

Tiba tiba saja Solar membuat Thorn sedikit termundur dan dia merentangkan tangan kanannya seakan akan hendak melindungi Thorn.

"Apa yang anda perbuat pada kakak saya?" tanya Solar dengan tatapan tajam.

Thorn termangu bingung, "Eh? Solar, dia—"

"Ah, kamu pasti adiknya Thorn ya?" pria tua itu tersenyum kagum, "Kamu sangat tampan" nada lembutnya sedikit meluluhkan hati Solar.

"Jangan dekati kakak saya!" ucap Solar mencoba kekeuh menjauhkan Thorn dari orang yang tidak ia kenal itu. Tentu saja anak itu tidak akan mudah terpengaruh dengan ucapan manis.

"Eh, Solar. Jangan gitu. Kakek itu tadi udah bantu Thorn buat ambil buku. Dia bukan orang jahat kok" kata Thorn yang ada dibalik punggung Solar.

"Darimana kakak tau kalo dia bukan orang jahat kalo kau aja gak kenal dia?" Thorn bungkam tak menjawab.

"Tenanglah, nak. Aku tidak berniat berkelahi denganmu. Tadi aku hanya membantu Thorn yang terlihat kesulitan mengambil buku, hanya itu saja" ucap pria tua itu dengan lembut dan tenang.

Solar melirik dengan perasaan sedikit curiga.

Pria itu tertawa kecil melihatnya, "Tak kusangka ternyata adikmu sangat overprotective padamu ya, Thorn" ucapnya.

Thorn mengangguk setuju, "Udah biasa itu"

"Kak Thorn apaan sih?!" protes Solar.

"Udah udah, jangan ribut. Mending kalian melanjutkan apa yang ingin kalian lakukan. Aku akan pergi jika kehadiranku menganggumu. Maaf ya, nak Solar" pria tua itu pun hendak akan pergi tapi Thorn dengan cepat menahannya.

"Kakek jangan pergi dulu, temanin kami ya?"

Solar terkejut, "Kak?!"

Pria tua itu tersenyum padanya, "Tidak bisa, cantik. Adikmu sepertinya tidak suka dengan kehadiranku" katanya mengusap kepala Thorn.

Thorn menggeleng kuat, "Enggak kok! Solar emang gitu kalo sama orang baru, jadi kakek gak usah khawatir. Gak lama juga paling Solar bakal deket sama kakek"

Solar terdiam dengan wajah sebal. Ucapannya tidak ada yang bisa dibantah.

Pria tua itu masih tersenyum, "Apa benar gak apa?"

"Gak papa!" Thorn menjawab dengan penuh semangat. Dia menarik kakek itu pergi ke sofa yang tadi Solar duduki. Sementara Solar di tinggalkan begitu saja disana.

"Cih, dasar kakak nyebelin" dia menyusul mereka dengan segera.

Beberapa waktu berlalu hingga kini matahari makin menaik. Mereka masih ada disana, membaca sekaligus berbincang bincang sedikit. Mungkin hanya Thorn dan kakek itu saja, sedangkan Solar masih sibuk dengan buku tebalnya itu.

Pria itu melihat kearah Solar dan menyadari buku yang dia baca, "Kamu pasti anak yang pintar" ucapnya dengan senyuman.

Solar sedikit melirik kearahnya, "Makasih" ucapnya sedikit gugup.

"Jangan begitu. Maaf jika aku menganggu kalian ya, aku tidak berniat sama sekali"

"Gak kok, kek. Solar aja yang terlalu negatif sama kakek"

Solar merasa terkhianati oleh kakaknya itu. "Kak, bisakah kau tidak memojokkanku?" komennya.

"Kau pantas mendapatkannya, Solar" balas Thorn tersenyum tak berdosa.

Solar cemberut dibuatnya.

Thorn membuka kembali halaman baru dari buku yang dia ambil tadi. Halaman itu menjelaskan tentang makhluk mitologi kuno. Yang biasanya dikenal dengan manusia serigala atau werewolves. Merasa tertarik, dia membacanya hingga selesai. Dan saat melihat gambarnya, dia merasa familar sekali.

Manusia serigala adalah sebuah mitos dari Eropa kuno berupa monster setengah manusia dan setengah serigala. Konon manusia serigala akan berubah pada saat bulan purnama tiba dimana kekuatan mistiknya mencapai puncaknya. Dalam mitologi tersebut, manusia serigala senantiasa akan memburu manusia. Dan yang sudah tergigit dan terkena cakarannya, akan menjadi sama seperti mereka.

Mereka tidak bisa menua tapi juga tdak bisa abadi. Dikisahkan bahwa manusia serigala hanya bisa mati jika ditembak dengan peluru perak. Homo homini lupus est adalah pepatah Latin. Artinya: manusia adalah serigala bagi manusia lainnya.

Mata Thorn memincing kala mambaca arti dari bahasa Latin itu. Apa maksudnya?

Tidak ada bukti pasti untuk membuktikan kalau manusia serigala ada di dunia nyata ini. Dunia medis modern membuktikan bahwa manusia serigala itu hanyalah mitos belaka. Bukan sungguhan maupun fakta.

Tapi bagaimana jika mereka betulan nyata?

"Aku rasa dunia akan mati karna mereka" cuman Thorn merinding.

"Apa yang kamu baca, nak?" tanya kakek itu melihat halaman yang Thorn buka.

Thorn bergidik kaget lalu tersenyum dan memperlihatkan halaman itu. Pria tua itu sedikit kaget dengan apa yang Thorn baca.

"Manusia serigala ya.. Apa Thorn percaya jika manusia serigala itu nyata?" tanya dan pria tua tersenyum lembut.

Thorn dengan sontak menggelengkan kepala, "Percaya gak percaya mereka itu cuman sebatas mitos belaka. Thorn gak yakin zaman sekarang ada makhluk begituan" jawabnya tersenyum kecil. "Kalo ada pun pasti itu akan sangat bahaya bukan untuk kita para manusia, iya kan Solar?"

Solar mengangguk setuju dengan cepat. Entah bagaimana caranya dia bisa masuk dalam pembicaraan mereka.

"Hemm, benarkah? Kalo gitu, coba beritahu aku apa yang ada di pikiran kalian jika mendengar kata werewolf" ucap pria tua itu dengan nada lembut.

"Ganas, jahat, berdarah dingin"

"Makhluk gak punya hati?"

Thorn dan Solar menjawab dengan serempak. Pria tua itu tertawa kecil dan mengangguk angguk. "Itu benar dan akan selalu begitu. Maka dari itu jika salah satu dari kalian bertemu dengan mereka, larilah, ya?"

Thorn mengangguk dan Solar menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa malah jadi bahas manusia serigala? Makhluk kayak gitu gak mungkin juga ada disini" kata Solar menutup bukunya dan meletakannya di atas meja. Secara logis dan realistis, mereka tidak mungkin ada karna mau bagaimana pun itu hanya cerita belaka. Makhluk kuno yang sudah ratusan tahun dikenal tapi tidak pernah terlihat wujud aslinya.

Pria itu menunjukan senyumnya, "Mau dengar sesuatu yang rahasia, anak anak?" tanyanya dengan gerak gerik akan memulai cerita.

Thorn dengan segera menutup bukunya dan memperhatikan dengan seksama. Seperti anak kecil yang akan mendengarkan dongeng. Sementara Solar melipat kedua tangannya di depan meja dengan wajah serius.

"Mau/Ya" mereka berdua menjawab serempak.

Pria tua itu terkekeh kecil dan mulai bicara. Atmosfer di sekitar mereka tiba tiba berubah tegang saat dia mulai bercerita. Angin berhembus masuk dari jendela membuat suasana ikut merasa nyaman sekaligus serius.

"Sebenarnya, ratusan tahun atau pun puluhan tahun lalu mereka itu memang benar adanya. Sama yang seperti dikatakan di buku. Mereka makhluk kuno yang seharusnya tidak pernah ada dan secara logika, memang seharusnya tidak ada"

Solar mengangguk setuju dengan ucapan itu. Itu sama seperti yang dia pikirkan.

"Tetapi, mendiang leluhurku pernah bertemu dengan mereka. Manusia serigala yang dikenal olehnya adalah makhluk yang awalnya manis dan baik, tapi berubah menjadi ganas bila sudah mencapai puncaknya. Dan aku yakin mereka juga mungkin masih berkeliaran di pulau ini sampai saat ini. Dengan beberapa teman dan niat ingin akan membunuh manusia lagi seperti dulu"



















































































































































































===

Bersambung...

Selamat pagi semuanyaaaaaa!!!! Jangan lupa sarapan ya😞😤.

Penambahan mitologi, mwehehehe. Mitologi emang seseru ituuu😝. Andai ada jurusan mitologi, aku bakal ambil itu sih.

Gimana? Gak terbebani dengan bab ini kan?

Fyi, bolos pramuka gk papa lah ya..hehe😇.

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

827K 87.4K 58
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
63.2K 12.6K 14
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
48.5K 423 5
well, y'know? gue fetish sama pipis dan gue lesbian, eh gue sekarang sepertinya bi, kontol dan memek ternyata NYUMS NYUMS Apa ya rasanya Mommy? juju...
55.3K 8.6K 52
Rahasia dibalik semuanya