Jangan Klik Vote tiap bab ya ya ♡♡
☆
Tirai jendela besar hotel telah terbuka sempurna. Memperlihatkan panorama elit kota Seoul di pagi hari. Disana, wajah tampan Taehyung berkebalikan dengan cerahnya matahari. Sendu..
Hampir saja dirinya melamun tak jelas jika tidak mendengar dering notifikasi telpon di ponselnya.
"Halo?"
"Halo, Tae.." suara perempuan diseberang telpon.
"Oh, nuna.. Kau mengganti nomor mu?" tanya Taehyung yang mengenal orang itu. Seo hye sun.
"Iya, kamu kan tau. Hari itu suamiku melempar ponselku ke kolam resort. Maaf menelpon pagi-pagi begini."
"Ah iya.. bagaimana sekarang keadaan mu?"
"Aku baik-baik saja. Dan semalam suamiku sudah kembali dibawa polisi."
"Syukurlah.."
"Taehyung, sekali lagi terimakasih banyak telah menyelamatkan nyawaku dari suami gila ku itu."
"Iya, nuna.. sama-sama. Itu sudah seharusnya aku lakukan, menolong orang."
Begitu lah yang sebenarnya terjadi diantara Taehyung dan Seo hye sun.
Seo hye sun yang ternyata memiliki suami tempramental, hampir celaka kehilangan nyawa di sebuah resort, jika Taehyung tidak melihat mereka dan menolongnya.
Hari itu, Taehyung dan staff sedang menginap di sebuah hotel & resort. Masih ada waktu istirahat sebelum kembali syuting, Taehyung memutuskan ingin spa dan minum kopi di resort itu. Mengagumi keasrian tempat resort itu, dia ingin berkeliling ke bagian belakang nya juga. Yang kemudian tanpa sengaja, dia malah melihat pertengkaran suami istri. Aktris Seo hye sun dan suaminya. Tentu Taehyung kenal sang aktris meski tidak dekat. Dia yang awalnya berniat pergi, harus menyaksikan aksi kekerasan si suami yang menendang Seo hye sun.
Gila. Itu bukan hal wajar. Taehyung tidak tega melihat perempuan diperlakukan seperti itu, dan tidak bisa membiarkan kekerasan terus terjadi. Jika dia bisa menolong, kenapa tidak..
Dia segera menelpon manajer untuk memanggil staf keamanan.
"Aak!"
Hye sun sangat kesakitan dalam cekikan tangan sang suami. Matanya sudah berair. Melotot kesakitan.
"Ini akibatnya jika kau menjadi istri yang sok hebat!" maki suaminya.
BUGH
Tendangan Taehyung mendarat keras di badan suami Hye sun.
Pria itu marah.
"Siapa kamu? Aargh!"
Sebelum serangan tangannya berhasil mengenai Taehyung, manajer dan satu pria pegawai keamanan berhasil menghalau dan mengamankannya.
Taehyung merangkul, membawa Seo hye sun ke dalam. Sementara suaminya yang masih emosi diseret ke tempat staf keamanan.
"Tapi.. kamu malah jadi mendapat rumor tidak mengenakan karena hari itu. Aku baru lihat berita nya tadi..
Aku sungguh merasa bersalah. Maaf.." ungkap Seo hyun. Suaranya jelas bernada sedih.
"Itu.. yah.. namanya juga media. Ada-ada saja memang."
"Apa kamu sudah mengatakan sesuatu mengenai itu di sosial media?
Tenang saja.. aku akan segera memberikan konfirmasi."
"Terimakasih, nuna..
Tolong jaga kesehatan..
Aku sangat bangga kau berani keluar dari rantai toxic pria itu. Dia layak mendapat hukuman."
"Iya, Tae.. sekali terimakasih banyak. Ya! Dia harus mendapat hukuman, dan aku akan menceraikannya.
Jaga kesehatan mu juga, Tae..
Aku tutup telpon nya."
"Baik, nuna. Semoga urusanmu lancar."
"Kamu juga, ya.."
Klik
Taehyung jatuhkan badannya di kasur. Memandangi langit-langit kamar.
Jelas. Berbeda dari kamar tempat biasanya dia tidur, bersama Jungkook.
Ah, Jungkook..
Hati Taehyung meringis sakit.
Tidak tau.. kapan mereka akan kembali seperti dulu lagi.
Yang pasti, jika memang Jungkook mencintainya, Jungkook pasti akan kembali. Tapi jika tidak.. dia sudah mulai latihan dari sekarang untuk perlahan berusaha lebih berbesar hati melepas cinta nya.
Mobil van mewah berwarna hitam mengkilap telah sampai membawa Jungkook dan staff di depan gedung salahsatu tv swasta terbesar di Korea selatan. Hari ini Jungkook ada jadwal menjadi bintang tamu di salahsatu acara. Tubuhnya masih dibalut hoodie kebesaran berwarna putih, ciput rajut hitam, dan memakai masker hitamnya seperti biasa.
Baru saja pintu mobil dibuka,
Cekrek, cekrek, cekrek, cekrek
Sekian banyak orang telah berkumpul dengan kamera dan mic untuk meliput nya.
Untung saja para bodyguard cekatan, telah lebih dulu sampai diluar mobil untuk berjaga-jaga.
"Jungkook! Jungkook!"
Panggil para wartawan. Mereka sudah berebutan menjadi yang terdepan dan terdahulu.
"Jungkook, agensi sudah merilis konfirmasi rumor kencan mu dengan Stella Kim. Apa benar kalian telah berkencan?" tanya salahsatu wartawan yang berhasil mendahului wartawan lain.
Dibalik masker nya bibir mungil Jungkook tersenyum miris. Nafasnya berhembus pasrah.
Iya, dia sudah menyetujui itu dengan pihak agensi.
"Benar." jawabnya tenang.
Wartawan semakin heboh.
"Sejak kapan kalian berkencan?"
"Bagaimana kalian bisa berkencan?"
"Dimana kalian pertama kali bertemu?"
"Siapa yang mengajak kencan duluan?"
Pertanyaan para wartawan yang semakin penasaran.
Hah. Jungkook malas. Dan tidak ingin menambah kebohongannya.
Mengerti rasa tidak nyaman di raut wajah Jungkook, dua bodyguard segera menyuruh para wartawan menjauh, dan membawa Jungkook ke dalam gedung.
Hari demi hari berlalu. Kabar kencan Jungkook dengan Stella Kim, seorang model yang sedang naik daun itu semakin ramai diperbincangkan. Ada yang mendukung, ada juga yang terang-terangan tidak mendukung.
Tidak hanya sudah membuat pertemuan kencan settingan, mereka berdua pun sudah saling bertukar nomor. Seperti saat ini, Jungkook yang masih punya waktu jam istirahat dari pekerjaannya, menerima chat dari Stella yang menanyakan keberadaannya.
Jujur, entah kenapa dia merasa risih. Malas. Padahal ini adalah rencana dirinya juga.
Punggungnya menyandar pasrah pada sofa.
"Bukankah ini yang ingin kamu lakukan?! Semangat Jungkook..!" ucapnya pada sendiri.
Dan kemudian, jarinya pun bergerak membalas chat dari Stella.
Selesai membalas chat, tak sengaja matanya melihat profil akun Taehyung di jejeran chatting. Dan memperlihatkan chat satu minggu yang lalu.
Bibirnya menekuk sedih.
"Apa yang Taehyung lakukan sekarang? Apa dia sudah makan? Apa dia.. mengingatku juga?"
Hhuft. Rasanya Jungkook ingin menangis. Tapi nanti bisa ketahuan orang lain jika disini dia menangis.
Dibawah tenda tempat beristirahat para artis, Taehyung duduk di kursi lipat disaat Make up Artist masih memperbaiki dandanan nya. Matanya terpejam menikmati hilir angin yang berhembus pelan nan segar.
Kemudian, manajer pria nya datang menghampiri.
"Tae.. lihat! Apa kamu sudah tau?"
"Apa, hyung?" sahutnya masih dengan terpejam.
"Ini.. berita kencan model Stella Kim dengan Jeon Jungkook!
Jungkook teman dekat mu kan!"
Mata Taehyung terbuka. Hatinya berkecamuk tak jelas dibalik wajah tenang nya.
"Nuna, apa make up nya sudah selesai?" tanya Taehyung pada Make up Artist nya.
"Sebentar lagi selesai."
"Kalau begitu, tunggu sebentar. Aku ingin mengambil kopi." lanjut Taehyung yang kemudian bangkit untuk pergi, tanpa mempedulikan orang di sekitarnya yang terheran-heran.
Sang manajer pun hanya bengong memandangi nya.
"Padahal dia bisa minta tolong padaku untuk mengambil kopi nya."
Berhubung Jungkook dan Stella masih memiliki jadwal masing-masing yang sangat sibuk. Mereka berdua pun cukup aktif berkomunikasi di apk chat. Seperti malam ini, Jungkook yang baru pulang ke rumah, bermain ponsel dengan wajah penuh minat. Satu bulan lebih telah berlalu, ternyata, Stella cukup menyenangkan dan nyambung berkomunikasi dengan nya. Mereka pun sudah cukup akrab untuk saling bercanda. Juga Saling menyemangati dan mengingatkan waktu makan.
Hmm..
Sesudah Vote mari kita lanjutkan..