GEOGRA

By iceynda

2.4M 101K 4.1K

Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat... More

PROLOG
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 15
CHAPTER 16
CHAPTER 17
CHAPTER 18
CHAPTER 19
CHAPTER 20
CHAPTER 21
CHAPTER 22
CHAPTER 23
CHAPTER 24
CHAPTER 25
CHAPTER 26
CHAPTER 27
CHAPTER 28
CHAPTER 29
CHAPTER 31
CHAPTER 32
CHAPTER 33
CHAPTER 34
CHAPTER 35
CHAPTER 36
CHAPTER 37
CHAPTER 38
CHAPTER 39
CHAPTER 40
CHAPTER 41
CHAPTER 42
CHAPTER 43
CHAPTER 44
CHAPTER 45
CHAPTER 46
CHAPTER 47
CHAPTER 48
CHAPTER 49
CHAPTER 50
CHAPTER 51
CHAPTER 52
CHAPTER 53
CHAPTER 54
EPILOG
EXTRA CHAPTER

CHAPTER 30

44.1K 2K 122
By iceynda

Beberapa jam berlalu, laki-laki itu tertidur sedangkan Zeyra dengan raut muka kaku serta tubuhnya yang tidak bisa bergerak hanya bisa diam. Suara deru napas yang teratur, tangan kekar yang bertenger di pinggangnya memeluk dengan erat. Bergerak sedikit saja, maka Geogra akan semakin menariknya.

Napas hangat laki-laki itu mengelitik di kulit lehernya. Wajah Zeyra sudah memerah sembari menahan napas. Bagaimana bisa ia berada dalam posisi seperti ini? Zeyra sudah berusaha memejamkan mata, lebih baik ia tidur saja. Akan tetapi tidak bisa. Dalam posisi seperti ini benar-benar menyiksanya.

Tok Tok Tok

Bunyi ketukan pada pintu mengejutkan gadis itu. Ia menggerakkan kepala, menengadah menghadap ke arah pintu kamar. Pergerakannya tersebut membuat Geogra terusik.

"Tuan, ada yang mengetuk pintu," ucap Zeyra.

"Biarkan saja." Laki-laki itu menarik lengan Zeyra dan diletakkan di pinggang lelaki itu agar Zeyra membalas pelukannya.

"Tapi, Tuan. Sekarang sudah siang. Anda harus makan terlebih dahulu lalu minum obat," bujuknya. Zeyra menyentuh kening Geogra yang masih terasa hangat.

"Tidak," jawab Geogra sembari menggelengkan kepala. Rambut halus lelaki itu ikut bergerak, menggelitik di kulit leher Zeyra.

Zeyra mengulum bibir, ia menahan diri agar tidak memekik. Gadis itu menghela napas pelan. Susah sekali membujuk laki-laki batu ini. "Setelah makan dan minum obat. Tuan bisa beristirahat kembali."

Tetap tidak ada sahutan membuat Zeyra frustrasi. "Kalau begitu nanti akan Zey suapi saat makan, bagaimana?" Secara tak sadar, Zeyra melontarkan kalimat tersebut.

Geogra mengernyit, ia menengadah menatap wajah Zeyra. Laki-laki itu terlihat berpikir sebelum menganggukkan kepala. Kedua mata Zeyra berkedip melihat tingkah Geogra. Sebenarnya laki-laki ini Geogra atau bukan? Mengapa sekarang tingkahnya seperti anak kecil? Di mana Geogra yang sangar, kejam dan tak berperasaan itu?

Namun Zeyra memaklumi saat teringat ucapan Rashelyna. Mungkin karena Geogra sedang sakit maka sikapnya sedikit berbeda.

"Baiklah, Zey akan membawakan makan siang untuk Tuan," ujar Zeyra, berusaha melepaskan diri dari kungkungan Geogra. Tetapi mengapa terasa sulit? Laki-laki itu tetap menahannya, raut mukanya terlihat memelas seperti tidak mau melepaskan Zeyra.

Lagi-lagi Zeyra dibuat terkejut. Ia menjerit dalam hati melihat ekspresi yang Geogra tunjukkan. Seperti anak kucing yang tidak mau ditinggal oleh ibunya. Lucu sekali. Di mana tatapan tajam beserta ekspresi dingin yang selalu terpasang di wajahnya?

"Z-zey tidak akan lama. Zey akan segera kembali." Barulah Geogra melepaskan Zeyra setelah mendengar itu. Gadis itu segera bangkit dan merapikan pakaiannya yang kusut di sisi ranjang. Geogra ikut bangkit dan bersandar.

"Kuberi waktu lima menit. Jika kau tidak kembali, hukuman menantimu," ujar Geogra, melirik tajam. Zeyra mengangguk, ternyata sifat menyebalkan lelaki itu masih ada. Dia segera beranjak pergi keluar ruangan.

Fani yang sejak beberapa jam yang lalu berdiri mondar mandir di depan pintu kamar Geogra, ia terkejut begitu pintu terbuka menampilkan sosok gadis dengan penampilan sedikit kusut.

"Kak Fani? Sedang apa Kakak di sini?" tanya Zeyra kala menemukan Fani di depan pintu. Ia mengerutkan kening sembari menghampiri pelayan itu. Lalu matanya tak sengaja melirik nampan berisi semangkuk bubur dan juga obat membuat Zeyra mengerti.

"Apa Tuan sudah baik-baik saja? Aku khawatir saat kau tidak kunjung keluar, Zey," ucap Fani.

Zeyra mendadak gugup, ia menggaruk rambutnya yang tak gatal. Mana mungkin ia menceritakan tentang apa yang terjadi di kamar pada Fani, kan?

"Emm, Tuan Muda baik-baik saja. Tetapi panasnya masih belum turun. Zey ingin membawakan Tuan Muda makan siang dan obat, Kak."

"Ya, aku hendak memberikan ini. Tetapi aku takut mengganggu Tuan yang sedang beristirahat, maka dari itu aku menunggumu di sini," balas Fani.

"Ya sudah, kau tunggu di sini ya, Zey. Aku  akan membawakan bubur yang baru. Ini sudah dingin." Zeyra mengangguk mengiyakan kemudian Fani segera beranjak dari sana menuju dapur.

Tak lama, pelayan itu kembali sembari membawa nampan. Ia menyerahkan nampan tersebut pada Zeyra dengan hati-hati. "Terima kasih, Kak," ucap Zeyra.

Fani mengangguk, ia menatap ke arah pintu kamar. "Jika kau membutuhkan sesuatu, segera panggil aku."

"Baik." Zeyra mulai melangkah memasuki kamar, tak lupa menutup pintu. Setelah pintu tertutup, Fani terdiam kemudian menyunggingkan senyum tipis sebelum beranjak dari sana.

***

"Silakan, Tuan."

Zeyra menyiapkan nampan tersebut lalu diserahkan pada Geogra. Laki-laki itu hanya diam sembari menatap datar. Tidak berniat menerima nampan tersebut. Lalu mengalihkan pandangan, menghunuskan tatapan tajam.

"Kau mengingkari janjimu?" desisnya tak suka. "Kau bermain-main denganku?"

"Y-ya?" Zeyra menggigit bibir, sepertinya ia telah melupakan sesuatu. Namun tak lama kemudian ia teringat bahwa dirinya yang akan menyuapi Geogra. Tak ingin membuat laki-laki itu marah, lantas Zeyra langsung duduk di tepi ranjang. Gadis itu sangat gugup, tangannya gemetaran menyodorkan sendok ke depan mulut lelaki itu.

Namun Geogra tak kunjung membuka mulut, keningnya mengerut sembari menatap satu sendok bubur di depan wajahnya yang mengepul menandakan bahwa bubur tersebut masih panas.

Menyadari hal tersebut, Zeyra membelalak. Ia menarik kembali sendok bubur itu kemudian meniupnya terlebih dahulu. Ia meringis menatap ke arah Geogra yang menunjukkan ekspresi dingin.

"Maaf, Tuan," ujar Zeyra. Astaga, bagaimana bisa dia lupa.

Zeyra mengarahkan sendok pada Geogra, dia bernapas lega ketika laki-laki itu menerima suapannya. Zeyra memperhatikan bibir Geogra yang bergerak pelan, mengunyah bubur itu.

"Tidak enak," celetuk Geogra. Laki-laki itu mendengus. "Siapa yang membuatnya? Cari mati rupanya."

Astaga!

"I-itu..." Zeyra gelagapan. "Maaf jika buburnya tidak enak, Tuan. Apakah Tuan ingin bubur yang baru?" tanyanya.

Geogra berdecak, ia menarik sendok yang dipegang Zeyra lalu memasukkan bubur itu ke dalam mulutnya lagi. Telapak tangan Geogra yang hangat menyentuh tangan Zeyra membuat gadis itu tersentak. Dia masih belum terbiasa akan hal itu.

"Tuan, buburnya masih banyak. Harus dihabiskan supaya cepat sembuh," ucap Zeyra saat Geogra menggeleng sembari menghindar. "Satu kali lagi saja, Tuan."

Tatapan setajam elang laki-laki itu membuat Zeyra menciut. Akhirnya Zeyra meletakkan semangkuk bubur yang masih tersisa banyak itu di atas nakas. Zeyra meraih gelas berisi air putih dan memberikannya pada Geogra bersamaan dengan obat.

Setelah selesai, Zeyra meletakkan kembali gelas kosong tersebut pada tempatnya. Tak sengaja ia melihat sebuah bingkai foto yang menarik perhatiannya. Dalam foto tersebut memperlihatkan seorang bayi laki-laki yang tengah digendong oleh ibunya yang tak lain adalah Rashelyna. Wanita itu tampak tersenyum bahagia. Lalu di bawah bingkai tersebut terdapat tulisan. 'My Baby Kecil'.

Baby kecil? Apakah bayi yang ada dalam foto tersebut adalah Geogra? Jika iya, mengapa terlihat imut dan lucu sekali. Tanpa sadar Zeyra menyunggingkan senyum tipis.

"Kembali ke tempatmu." Suara Geogra menyadarkan Zeyra. Gadis itu menghadap ke arah Geogra yang sudah berbaring sembari menepuk-nepuk kasur di sampingnya.

Zeyra sangat menyayangkan, bayi laki-laki yang imut itu sekarang sudah berubah menjadi sosok lelaki yang menyeramkan. Dengan berat hati, Zeyra melangkah pelan. Dia duduk di sisi ranjang, melirik sedikit ke arah Geogra yang tengah menunggunya.

"Lambat," ucap lelaki itu, menarik lengan Zeyra sehingga gadis itu terjatuh dan berbaring di samping Geogra. Jantungnya berdebar kencang saat tangan kekar lelaki itu melingkar di pinggangnya.

"Hug me, Zeyra."

Gadis itu mengulurkan tangan, membalas pelukan Geogra. Kedua pipi Zeyra memerah, ia membenamkan wajahnya di dada lelaki itu. Zeyra tak menyangka, ia berada di dekat laki-laki yang selalu ingin membunuhnya. Gadis itu merasa cemas dan takut. Tetapi ia meyakinkan dalam hati. Semua ini demi Rashelyna. Dia harus menepati janjinya.

Zeyra memejamkan mata, ia ingin waktu cepat-cepat berlalu. Ia yakin, setelah Geogra sembuh. Laki-laki itu pasti akan melupakan kejadian ini dan kembali pada sikapnya yang semula. Bersikap kejam dan mengerikan.

Beberapa menit kemudian, Geogra menunduk saat merasakan napas teratur gadis itu disusul suara dengkuran halus. Laki-laki itu memperhatikan lama wajah Zeyra. Jemarinya bergerak menyelipkan rambut yang menghalangi wajah polos dan damai gadis itu. Sudut bibirnya tertarik ke atas. Secara tak sadar, Geogra telah tertarik pada gadis yang kini berada dalam dekapannya.

Ia merengkuh tubuh mungil itu semakin mendekat padanya. "Kau tidak boleh pergi tanpa izin dariku. Sleep tight, Zeyra."


***
To be continue

Kalau kalian tiba-tiba transmigrasi ke dalam cerita GEOGRA. Kalian mau jadi siapa? Kalo aku sih mau jadi Rashelyna, istrinya Arkielga yang tampan dan kaya raya 😎

Kasih emot 🦍 yang banyak buat Bang Geo.

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.7M 63K 28
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
5.5M 632K 56
"Garvin, udah mau belum jadi temen Rubby?" "Lo tanya itu terus, nggak bosen?" "Nggak! Rubby nggak bakal berhenti tanya sampai Garvin mau jadi temen R...
4M 515K 65
Es batu in publick, Bulol aka bucin tolol in private. River Devandro Winter, cowok kaku yang dijuluki es batu berjalan itu, memang terlihat dingin pa...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.9M 329K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...