GEOGRA

By iceynda

2.4M 101K 4.1K

Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat... More

PROLOG
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 15
CHAPTER 16
CHAPTER 17
CHAPTER 18
CHAPTER 19
CHAPTER 20
CHAPTER 21
CHAPTER 22
CHAPTER 23
CHAPTER 24
CHAPTER 25
CHAPTER 26
CHAPTER 27
CHAPTER 28
CHAPTER 29
CHAPTER 30
CHAPTER 31
CHAPTER 32
CHAPTER 33
CHAPTER 34
CHAPTER 35
CHAPTER 36
CHAPTER 37
CHAPTER 38
CHAPTER 39
CHAPTER 40
CHAPTER 41
CHAPTER 42
CHAPTER 43
CHAPTER 44
CHAPTER 45
CHAPTER 46
CHAPTER 47
CHAPTER 48
CHAPTER 49
CHAPTER 50
CHAPTER 51
CHAPTER 52
CHAPTER 53
CHAPTER 54
EPILOG
EXTRA CHAPTER

CHAPTER 8

44K 1.5K 27
By iceynda

Halo, readers!
Maapin baru up sekarang ಥ‿ಥ
Jangan lupa vote&komen yaa ♡

Sudah setengah jam berlalu, Geogra tak melepas pandangannya dari buku bersampul coklat yang tergeletak di atas meja. Dia bergerak, merogoh saku celananya mendapati satu bungkus rokok. Geogra mengambil satu batang rokok lalu mengapit benda itu di mulutnya. Sebelah tangan laki-laki itu menghidupkan korek api. Membakar sumbu rokok. Lalu mulai menghisapnya.

Seraya menghembuskan asap, matanya tak sengaja menangkap satu botol berisi minyak tanah di pojok rooftop. Geogra beranjak, mengambil botol tersebut. Dia meletakkannya tepat di samping buku.

Tiba-tiba bibirnya tertarik ke atas membentuk senyum menyeringai, saat terlintas sebuah ide. Sambil terus merokok, Geogra membuka penutup botol. Laki-laki itu menuangkan minyak tanah pada buku coklat itu hingga tak tersisa. Kemudian Geogra menghidupkan korek api lalu dilempar ke arah buku.

Perlahan-lahan api mulai menyebar, membakar buku coklat dengan nama bertuliskan 'Zeyra Asera Vaalerie'. Geogra bersikap tak acuh, dia menarik kursi menjauh dari tempat itu. Laki-laki itu duduk seraya menyilangkan kaki. Raut wajahnya datar dan terlihat santai seolah tidak terjadi apa-apa.

Menyenangkan. Kata itu yang kini tengah Geogra rasakan. Hari ini, ia cukup bersemangat untuk pergi ke sekolah. Bukan hari ini saja, mungkin hari-hari selanjutnya pun akan ada hal yang lebih menarik.

Ting!

Getaran di dalam saku celana yang Geogra yakini berasal dari ponsel miliknya, ia mengeluarkan ponsel dari saku. Layar ponselnya menyala menampilkan sebuah notifikasi pesan dari nomor seseorang yang tak dikenal.

Setelah membaca isi pesan tersebut, tangan yang menggenggam ponsel seketika mengerat hingga urat-uratnya terlihat. Rahang Geogra mengetat, wajahnya memerah. Dia berdecak kesal, melempar ponsel berlogo apple ke sembarang tempat.

Tanpa memperdulikan apapun, Geogra berdiri. Beranjak dari tempat itu, tak lupa menutup pintu dengan keras menimbulkan bunyi yang memekakkan telinga. Siswa-siswi yang tak sengaja bersinggungan dengan laki-laki itu tampak kaku. Mereka terdiam dan menunduk, merasa hawa panas dan mencekam saat Geogra lewat.

***

Sesuai dugaannya, kali ini Zeyra berdiri tepat di tengah-tengah lapangan. Dirinya tengah menjalani hukuman dengan berdiri di lapangan. Bukan tanpa alasan Zeyra dihukum. Melainkan karena buku tugasnya dicuri oleh Geogra. Entah apa yang laki-laki itu pikirkan. Mengapa harus buku? Apa Geogra sengaja agar dirinya terkena masalah?

Zeyra menghela napas lelah. Wajahnya tersorot oleh sinar matahari membuat keringat membanjiri keningnya.

"Kapan ini akan selesai?" monolog Zeyra seraya mengusap pelipis.

Untungnya Zeyra menyempatkan untuk sarapan sebelum berangkat. Dia sudah mengira hal ini akan terjadi. Jika saja Zeyra tak sarapan, mungkin beberapa detik yang lalu dirinya sudah jatuh tak sadarkan diri.

Dalam hati, sebenarnya Zeyra tak ingin pergi ke sekolah. Semenjak dia tahu bahwa laki-laki itu adalah Geogra, senior di sekolahnya, membuat nyali Zeyra menciut.

Sesaat Zeyra tengah melamun dengan berbagai macam kemungkinan yang akan terjadi ke depannya. Zeyra meringis saat mendapati bola basket terlempar hingga mengenai kepalanya. Zeyra sedikit oleng dengan pandangan yang mulai berkunang-kunang.

Terdengar suara gelak tawa dari siswa-siswi yang tengah mengikuti pelajaran olahraga. "Hahaha! Lihat dia!"

"Kasihan sekali si Cupu!"

"Hei! Mengapa kau mengasihaninya? Dia tidak berhak mendapatkan itu!"

"Ah, seharusnya kau melempar bola dengan keras," ucap salah satu siswa menyikut sang pelaku.

Sang pelaku terkekeh. "Akan aku lakukan." Ucapannya membuat mereka terkejut. Mereka menatap laki-laki itu yang berjalan mengambil bola. Kemudian dia melangkah menghampiri Zeyra. Lalu tanpa perasaan, dia melempar bola beberapa kali mengenai tubuh gadis itu.

Zeyra yang tak kuasa menahan bobot tubuhnya pun merosot dan terduduk di tanah. Kepalanya berdenyut, pusing yang ia rasakan akibat terkena bola.

Suara tawa kembali terdengar di telinga Zeyra. Melalui matanya, Zeyra melihat mereka semua menertawakan dirinya. Bahkan guru yang tengah mengajar mereka pun tak berniat membantu.

"Ckck, lemah sekali."

"Salah sendiri kau mengganggu penglihatan kami. Dasar cupu!" kata sang pelaku seraya menendang kaki Zeyra kemudian pergi begitu saja.

"Pergi kau!"

Helaan napas kembali terdengar. Zeyra geleng-geleng kepala dengan tingkah mereka. Gadis itu berdiri, menepuk-nepuk roknya yang kotor. Dia melirik sedikit lalu bernapas lega saat mereka kembali melakukan aktivitasnya.

Sekitar tiga puluh menit lagi, pelajaran pertama akan selesai. Zeyra harus bisa menyelesaikan hukumannya. Jika tidak, maka ia akan mendapat masalah lagi. Soal buku, Zeyra harus cepat-cepat membawanya kembali. Tetapi, apa dia bisa berhadapan langsung dengan Geogra? Mendengar namanya saja sudah membuat Zeyra bergidik.

Suara bel berbunyi cukup nyaring. Zeyra segera berlari menuju kelas. Beberapa murid yang berpapasan dengan Zeyra menatap sinis sekaligus jijik padanya. Terkadang mereka sengaja dengan terang-terangan menubruk pundak Zeyra. Zeyra menerima perlakuan mereka dengan lapang dada. Zeyra tidak mempermasalahkan itu, yang terpenting selama bersekolah adalah fokus untuk mencari ilmu.

Bahkan tidak masalah bagi Zeyra jika dia tidak memiliki teman. Tapi, entah kenapa, ada sedikit rasa sedih dalam hatinya. Zeyra segera menggelengkan kepala, berusaha mengenyahkan perasaan itu.

***

Langkah Zeyra terasa berat, kakinya terasa sulit untuk berpijak pada gundakan tangga. Zeyra mendongak, menatap ke tempat di mana Geogra berada. Mau bagaimana lagi, Zeyra tidak punya pilihan lain.

Tadi ketika memasuki kelas, gurunya itu memarahi Zeyra habis-habisan. Beliau mengatakan bahwa Zeyra telah mengecewakannya. Mendengar perkataan itu membuat Zeyra diliputi rasa bersalah.

Maka dari itu, Zeyra nekat kemari. Setelah memantapkan hati seraya berdo'a, Zeyra mengatur napas terlebih dahulu. Tangal mungilnya mengepal di sisi tubuh.

"Baiklah, Zeyra. Semangat!" ucapnya menyemangati diri.

Zeyra mulai menaiki satu persatu anak tangga. Setelah dirinya sampai di tangga terakhir. Zeyra tiba-tiba ragu, keringat mulai berjatuhan. Dia menutup mata dengan erat. Pintu kayu di hadapannya terasa menyeramkan. Lebih seram berada dalam situasi ini daripada saat Zeyra tengah menonton film horror.

Bulu kuduknya merinding. Teringat ketika Zeyra mendapati hadiah dari Geogra. Hadiah mengerikan itu memenuhi pikirannya kembali.

Walaupun ketakutan setengah mati, tetapi karena Zeyra sudah bertekad kuat. Maka dengan gemetaran, dia mengangkat tangan memegang knop pintu. Membuka pintu kayu itu secara perlahan, tak ingin menimbulkan suara. Zeyra memasuki kepalanya terlebih dahulu, sedikit mengintip.

Matanya melirik ke sana kemari. Kosong. Tidak ada siapa-siapa di sana. Akhirnya, Zeyra memutuskan untuk masuk. Kemudian menutup pintunya kembali. Zeyra melangkah pelan. Dia menatap setiap sudut rooftop. Zeyra seketika disambut oleh angin berhembus mengenai kulit wajahnya.

Gadis itu menutup hidung saat mencium bau seperti sesuatu yang terbakar. Zeyra melirik ke arah meja, asal dari bau tersebut. Zeyra mengernyit penasaran seraya berjalan menghampiri meja.

Zeyra berjongkok, memungut sisa kertas yang tidak terbakar. Gadis itu melihat tulisan yang terasa familier.

"Bukankah ini—" Zeyra menutup mulut, menyadari bahwa ini adalah tulisan tangannya. Dia berdiri, matanya sedikit berkaca-kaca.

Zeyra memungut sisa-sisa kertas. "Siapa yang melakukan ini...." lirihnya.

Buku coklat miliknya sebagian telah terbakar. Hanya ada abu beserta sisa kertas yang berada di atas meja.

Gadis itu terduduk, ingin rasanya menangis. Hanya satu pelaku yang terlintas di kepala Zeyra. Geogra, seniornya.

"Kenapa senior membakar bukuku?" kata Zeyra meremas kertas yang berada dalam genggamannya.

"Mengapa senior melakukan itu? Apa salahku?"

"Kau pantas mendapatkannya."

Tubuh Zeyra menegang mendengar suara seseorang yang berada jauh di belakangnya.

***

To be continue

Continue Reading

You'll Also Like

11.5M 1M 60
Albara Sabian Vernandez, mendatangi seorang gadis yang kenal Bara saja tidak. Ia langsung menjadikan gadis itu miliknya di depan semua orang yang ada...
230K 8.8K 56
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Warning 17+ TAHAP REVISI DARA'S by klisamelia [COMPLETED] Seorang Adara cewek polos dan seorang Aldebaran cowok cerewet. Na...
240K 7.7K 44
Tidak ada kata 'romantis' untuk mendeskripsikan pasangan populer SMA Kapeda. Pasangan yang di juluki sebagai 'couple bad SMADA' ini hanya membuat ora...
4M 515K 65
Es batu in publick, Bulol aka bucin tolol in private. River Devandro Winter, cowok kaku yang dijuluki es batu berjalan itu, memang terlihat dingin pa...